29. Psikolog

83 13 1
                                    

Huaaa akhirnya bisa up lagi setelah beberapa hari ga up😫

HAPPY READING

Dia laki-laki yang tak pernah aku fikirkan sebelumnya, laki-laki yang tak pernah aku sangka kedatangannya, dan laki-laki yang ternyata dapat memberikan warna baru dihidupku. Mungkin luka lamaku belum sembuh semua, mungkin rasa takut dan khawatir itu masih ada, namun entah mengapa bersamamu aku merasa nyaman dan tenang, aku tidak tahu dengan apa yang akan terjadi di depan sana nanti, yang aku tahu aku hanya ingin selamanya denganmu.

Tidak terasa hubungannya dengan Alvin sudah memasuki bulan ke enam. Selama enam bulan ini, sikap Alvin tidak pernah berubah dari awal, dia masih suka saja mengirimkan makanan untuknya, selalu mengabari apapun kegiatannya, dan selalu khawatir jika Neeta tidak ada kabar. Bersama Alvin, Neeta bisa menjadi dirinya sendiri tanpa takut apapun. Alvin yang menepati janjinya untuk selalu ada saat dirinya membutuhkan telinga untuk mendengar semua ceritanya hari ini, selalu ada saat dirinya membutuhkan pundak untuk bersandar dan selalu ada saat Neeta sedang merasa kesepian. "Apakah boleh aku sebahagia ini Tuhan?" ucap Neeta. Sampai dengan detik ini, Neeta masih tidak percaya jika dirinya diberikan kebahagian yang sebelumnya tidak pernah dia rasakan. "Jika aku boleh meminta, aku ingin selamanya seperti ini Tuhan, jangan biarkan diriku sakit lagi," harap Neeta.

Hari ini sesuai janjinya semalam, Alvin akan mengantar Neeta untuk pergi ke kampus. Dari awal mereka berpacaran, sebenarnya Neeta tidak pernah menyuruh Alvin untuk mengantar dan menjemputnya, namun semuanya itu dilakukan oleh kemauan Alvin sendiri. Pagi ini Neeta sudah menyiapkan sarapan untuk mereka berdua. Neeta berencana untuk sarapan bersama terlebih dahulu di kosannya. Dirinya sudah menyiapkan mushroom cream soup dan roti yang sudah dipanggang. "Sarapan udah siap, tinggal chat Alvin buat nanya dia udah berangkat atau belum," monolog Neeta. Kemudian diambil ponselnya dan mengirimi pesan kepada Alvin.

Neeta

Pagi Alvin

Kamu jadi kesini kan?

Sembari menunggu Alvin membalas pesannya dan datang ke kosan, Neeta mulai menyiapkan barang-barang yang akan di bawanya hari ini. Hari ini Neeta ada bimbingan dengan dosen untuk kelanjutan tesisnya. Sudah hampir 25 menit tidak ada balasan dari Alvin, Neeta mencoba menghubunginya, namun sayang lagi-lagi tidak ada jawaban dari Alvin. "Kamu baik-baik aja kan Vin?" cemas Neeta.

Diwaktu yang bersamaan, Alvin yang kini tengah berada di ruang tamu dengan raut wajah yang tidak dapat diartikan sambil menatap sebuah box yang kini isinya sudah terpecah belah dilantai. Pagi tadi setelah dirinya sarapan dan bersiap ingin menjemput Neeta, Andra adiknya tidak sengaja menyenggol box milik Alvin yang berada diatas meja. Box tersebut berisikan kotak musik yang sengaja Alvin beli untuk diberikan kepada Neeta. Andra sudah meminta maaf kepada Alvin dan berjanji akan menggantikan kotak musik tersebut, namun respon dari Alvin sangat tidak diduga. Kini Alvin merasa sangat emosi, bukan masalah harga dari kotak musiknya, namun kotak musik itu spesial dibeli oleh Alvin untuk dirinya berikan kepada Neeta.

"Gua tau lu punya uang banyak, gua tau lu mampu gantiin kotak musik ini, tapi lu bisa gasih kalo jalan tuh liat-liat?!" emosi Alvin.

"Gua ga sengaja, lagi juga gua kan udah minta maaf tadi. Hari ini gua langsung ganti kok itu kotak musiknya," santai Andra.

"Lu bisa langsung ganti detik ini juga ga kotak musiknya? Engga kan?!" emosi Alvin menjadi.

"Udah ada yang buka belum toko yang jual kotak musik di pagi begini? Kalo udah, sekarang gua ganti. Lagi lu kenapa sih emosi banget, orang cuman gini doang kok."

"CUMAN GINI DOANG LU BILANG?!"mencengkram kerah Andra.

"Apaan sih lu ka, lebay banget sumpah," ucap Andra mencoba melepaskan cengkraman Alvin.

CASSIOPEIA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang