siapa yang kangen sama Rafel? *gue angkat tangan sendiri* HAHAHA. gue lagi mood buat nulis yang ada bagian Rafelnya. gue kangen ngetik pas Shania masih bareng sama Rafel
'masih bareng'?
ah, terlalu banyak bicara. baca aja lah.
"Lo ga bawa mobil?" tanya Shania ketika dirinya dan Rachel sudah tiba di gerbang sekolah
"Mobil gue lagi di bengkel. Kemaren ga sengaja nabrak tempat sampah yang ada di depan rumah. Maklum lah, gue belum terlalu jago bawa mobil," jelas Rachel sembari mengusap tengkuknya
Shania hanya menganggukkan kepalanya sembari mengedarkan pandangannya keseluruh orang yang lalu-lalang di gerbang. Dirinya takut kalau Devha lupa menjemputnya seperti waktu itu.
Ah, itu dia. Berjalan dengan kedua tangan dijejalkan ke dalam saku celananya. Kalau orang lain melihatnya keren, Shania malah eneg ngeliatnya! Pengen muntah!
"Yuk, cabut!" ucap Devha sembari menggandeng tangan Shania
"Eh, gue duluan ya, Chel!" ucap Shania sembari melambaikan tangannya kepada Rachel
"Lo ngapain deh megang-megang tangan gue? Nanti kita dikira pacaran, tau!" cerocos Shania sembari melepaskan tangannya dari tangan Devha secara paksa
Devha tersenyum menyebalkan. "Semestinya lo seneng karna lo dikira pacaran sama cogan kayak gue!"
Shania melayangkan pukulan kerasnya di lengan Devha. "Sok keren lo!"
"Aw! Sakit, Shan! Tenaga lo kayak kuli, tau ga?" Devha mengaduh sembari memberikan helm kepada Shania
Shania hanya memutar kedua bola matanya.
Devha, sepupunya yang paling dia kangenin selama ini. Devha adalah satu-satunya sepupu Shania yang tinggal jauh dari Jakarta. Postur tubuhnya memang oke. Tinggi, tegap, dan berisi. Kulitnya juga sawo matang dan tatapan matanya fokus. Kalau Devha bukan sepupunya, mungkin Shania akan jatuh cinta kepada cowok yang sekarang sedang membelah jalanan Surabaya.
Tidak heran jika Devha menjadi cowok yang sering dieluh-eluhkan di sekolahnya. Devha memang tidak sepintar dirinya, namun, Devha jarang sekali kena remedial. Devha juga pandai bermain gitar, dan Devha juga jago bermain basket.
Devha terkenal dengan sifatnya yang ngocol, romantis, dan baik. Tidak ada kesan misterius di dalam diri Devha. Shania juga baru tau kalau Devha dan Revan adalah cowok yang paling dieluh-eluhkan se-SMAnya. Namun, tetap saja Devha kalah, karna Revan yang terkesan misterius selalu bisa bikin orang penasaran.
Shania merasa beruntung bisa menjadi sepupu Devha. Dia merasa sangat beruntung kalau mengetahui fakta kalau Devha sudah seperti Kakaknya sendiri. Walaupun demikian, tidak ada satu orang pun di sekolahnya yang mengetahui kalau mereka adalah sepupu. Shania yang menyuruh Devha merahasiakannya. Karna, gadis itu tidak mau di tanyakan tentang Devha terus-menerus oleh fans cowok itu. Membayangkannya saja sudah membuat Shania muak!
Saat sedang di perjalanan, tiba-tiba saja iPhonenya terasa bergetar. Ternyata, ada LINE masuk. Setelah melihat nama pengirimnya, Shania langsung memutarkan kedua bola matanya dan menyimpan iPhonenya kembali ke dalam saku roknya.
Sepertinya, dengan memberikan ID LINEnya kepada si jelmaan arca itu, Shania akan merasa sangat menderita!
—-
Shania duduk di tepi kolam renang yang ada di ruhmah Tantenya. Shania mencelupkan kedua kakinya ke kolam renang. Ah, Tante Fero memang termasuk golongan orang yang melebihi kata mampu. Adik dari Papa kandungnya itu juga mendapat bagian dari perusahaan keluarganya. Ya, walaupun, Papa Shania lah yang paling banyak mendapat saham karna Papanya adalah anak pertama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Mask
Teen FictionHidup Shania sudah hancur. Berawal dari kematian Ibunya, Papanya yang tidak berharap dia dilahirkan di muka bumi, hingga dibenci oleh Adiknya sendiri, Calvin. Shania yang hilang arah, akhirnya berubah menjadi bad girl. Menutup kenangan yang bisa mel...