epilog

3.1K 147 3
                                    

HAI! YES AKHIRNYA BENERAN TAMAT! IHIYYY SENENGG! PLEASE JANGAN MAKI-MAKI GUE KARNA AKHIR CERITA VERANDERING GANTUNG. KARNA ... EMANG SENGAJA GUE BUAT GANTUNG! HAHAHAHAHA! DADAH, SAMPAI JUMPA DI KARYA GUE SELANJUTNYA! 

ohiya, itu di mulmed ada visual tokoh-tokoh verandering. semoga kalian suka!:)




28 Juni 2021

Shania berjalan menelusuri koridor salah satu rumah sakit ternama yang berada di Pondok Indah. Beberapa suster menyapa gadis itu, dan hanya dia balas dengan senyuman yang ramah. Heels setinggi delapan cm itu berbunyi dengan keras seiring dengan hentakan kaki jenjang Shania.

Shania mengambil kunci mobilnya yang berada di dalam tasnya, lalu dirinya memasuki mobil pajero sport itu. Shania membuka jas putih yang dipakainya selama kurang lebih enam jam ini. Sudah tidak ada pasien yang menunggunya, jadi dia diperbolehkan pulang.

Tak beberapa lama, sampailah gadis itu di rumah megah. Shania memarkir mobilnya dengan rapih, lalu masuk ke dalam rumah dengan tenang. Dirinya melihat sang Papa sedang membaca koran di ruang keluarga.

"Siang, Pa. Shania naik dulu, ya!" ujar Shania sembari mengecup pipi Papanya. Dikta sendiri hanya mengangguk sambil tersenyum.

Shania menaruh tasnya di meja rias yang berada di kamarnya. Gadis itu langsung tidur terlentang di atas kasurnya. Rasanya tubuh Shania sangat capek dan ingin dia istirahatkan secara paksa. Namun tidak bisa.

Shania sekarang bekerja sebagai Dokter di salah satu rumah sakit ternama yang berada di Pondok Indah. Sudah setahun lamanya dirinya bekerja sebagai Dokter di rumah sakit itu. Dan sudah setahun lebih lamanya dirinya meninggalkan Inggris.

Ya, Shania kuliah di Inggris selama kurang lebih lima tahun. Karna jurusan yang dipilihnya adalah jurusan kedokteran, Shania harus melewati masa pelatihan dulu di Inggris.

Selama itu pula dirinya tidak pernah berkirim kabar dengan teman-temannya di Indonesia, termasuk Rafel. Karna, Shania mengganti nomor iPhonenya dengan profider UK dan iPhonenya ke-reset jadilah semua data hilang.

Tapi, semenjak dia kembali ke Indonesia satu tahun lalu, dirinya mulai berinteraksi dengan teman-temannya. Orang pertama yang dia dapatkan nomor telephonnya adalah Nadheeva. Karna, waktu dia landing di Jakarta saat itu, dia bertemu dengan Nadheeva di kedai kopi favoritenya. Dari situlah Shania mengetahui bahwa Nadheeva kuliah di Amerika, dan baru kembali.

Namun yang aneh, Shania tidak mendapatkan nomor telephone Revan maupun Rafel. Dia juga tidak pernah bertemu dengan keduanya. Walaupun Shania mempunyai nomor Rachel, tapi dia gengsi untuk menanyakan nomor telephone Rafel kepada Rachel.

Shania memejamkan matanya, berusaha untuk terpejam walaupun hanya sesaat. Sudah tiga hari lamanya pola tidur gadis itu menjadi hancur. Para pasien yang selalu saja minta bertemu dengannya walaupun itu bukan jam kerja Shania, bahkan pada saat hari libur, membuat Shania tidak bisa memejamkan matanya walaupun hanya delapan jam.

Tiba-tiba terdengar ketukan dari pintu kamar Shania.

"Ya? Siapa?"

"Ini saya, Non," ucap Mbok Yati, asisten rumah tangga di rumahnya yang baru bekerja selama tiga tahun. "Rachel menunggu Nona di ruang tamu."

"Oke, Mbok. Lima menit lagi Shania turun."

Shania segera mengganti bajunya dengan kaos hitam dengan celana pendek berwarna hitam. Gadis itu lalu turun mengunjungi Rachel yang sedang duduk di sofa ruang tamunya.

Behind The MaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang