HAI! GILA, GUE UDAH GA UPDATE 18 HARI. 2 MINGGU LEBIH GUE GA UPDATE! HAHAHAHA! yaudah, karna udah dua minggu gue ga update, hari ini gue updatenya puanjaaannnggggg banget. part ini adalah penjelasan bagi kalian semua yang nanya tentang cerita Mama Shania dan Arlisa. semoga sesuai harapan!
Sudah tiga hari semenjak Shania tau tentang Arlisa yang ternyata adalah mantan Revan. Hari ini, dia dan Revan akan kembali berkunjung ke rumah cowok itu. Mengingat kalau lusa adalah hari dimana dia harus menyerahkan dokumentasi prakteknya kepada Pak Rahmat, dirinya dan Revan harus menyelesaikan video itu hari ini.
Saat ini, mereka berdua sedang ada di mobil Revan. Seperti biasa, hanya suara radio yang terdengar. Shania memilih bungkam karna nama Arlisa itu tidak bisa lepas dari otaknya. Gadis itu masih bertanya-tanya, memang apa yang terjadi dengan Arlisa?
Setelah sepuluh menit berlalu, keduanya sampai di rumah Revan. Setelah keluar dari mobil, Shania langsung mengikuti Revan kearah pintu utama rumah cowok itu.
"Kak Shania!" suara itu langsung menggelegar begitu Shania memasuki rumah Revan
Terlihatlah Amara yang sedang berlari kearahnya dari arah ruang TV, dan seorang pembantu yang kewalahan mengejar Amara yang rupanya saat itu sedang makan.
Shania langsung menangkap Amara dan menggendong gadis cilik itu. "Hai! Kangen sama Kakak, ya?" ujar Shania sembari mencubit pipi Amara
Gadis yang ada di gendongannya terkikik geli. "Iya! Kenapa Kak Shania baru dateng?"
Baru saja Shania akan menjawab pertanyaan Amara, perkataannya dipotong oleh suara Revan. "Bagus banget, ya. Abangnya dateng malah ga disapa. Malah nyapa orang lain!"
Amara tersenyum lucu. "Abang! Amara kangen! Abang sibuk melulu dari kemaren!"
Revan tersenyum dan mencium pipi gembul Amara. Cowok itu mengkode kepada Shania agar dia melepaskan gendongannya dari Amara dan membiarkan gadis cilik itu diurus oleh pembantunya.
Shania mengangguk paham. "Amara, Kak Shania mau belajar dulu, ya."
Shania menurunkan Amara dan membiarkan gadis cilik itu digandeng oleh pembantu Revan untuk kembali melanjutkan aktifitas yang tadi sempat tertunda, makan.
Revan membawa Shania ke taman belakang rumahnya. Terdapat satu gazebo dan di sebelah kanannya terdapat ayunan berwarna putih yang cukup untuk dua orang. Di depan gazebo itu terdapat satu air mancur yang menimbulkan suara gemercik air, membuat suasana semakin terasa tenang.
"Kita ngedit video di gazebo aja, ya? Amara biasanya gamau ke gazebo karna dia takut sama ikan yang ada di air mancur," celetuk Revan sembari melempar tasnya dengan asal kearah gazebo
Shania hanya mengangguk. Memangnya, dia bisa berkata apa lagi?
Karna tadi keduanya telah meminta Rachel untuk memvideokan saat Shania dan Revan membacakan fungsi-fungsi dari organ yang ada di dalam perut katak itu, mereka tinggal mengedit video itu agar menjadi satu.
Shania hanya memperhatikan Revan yang sedang asyik berkutat dengan Macbooknya. Kalau seperti ini, untuk apa gadis itu ikut ke rumah Revan? Akhirnya, Shania yang kelewat bosan, meninggalkan gazebo dan memilih menemani Amara yang kala itu sedang menonton TV.
Revan yang menyadari kalau Shania sudah tidak lagi berada di gazebo, hanya memilih diam. Cowok itu tetap memfokuskan pandangannya kepada Macbook dan berusaha mengedit videonya sebagus mungkin.
Tiba-tiba, ada suara iPhone terdengar. Revan melirik iPhonenya. Tidak ada pesan yang masuk. Itu berarti, iPhone Shanialah yang berbunyi. Setelah memastikan kalau Shania tidak menyadari hal itu, Revan mengambil iPhone gadis itu yang berada tepat diatas tas sekolahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Mask
Novela JuvenilHidup Shania sudah hancur. Berawal dari kematian Ibunya, Papanya yang tidak berharap dia dilahirkan di muka bumi, hingga dibenci oleh Adiknya sendiri, Calvin. Shania yang hilang arah, akhirnya berubah menjadi bad girl. Menutup kenangan yang bisa mel...