💀XVI💀

1.1K 141 24
                                    

+Ghost POV+

Lampu kamarnya masih menyala.

Apa dia tidak tidur lagi?

Atau mabuk lagi?

Aku niatnya mau cari angin malam, [y/n] sering menemaniku.

Tidak, lebih tepatnya aku yang temani dia di bar.

Lucu juga kalau mabuk, dia jadi jujur.

"You up?"

"I am! Wait a minute!"

Aku tidak tahu kenapa dia suka begitu setelah semua...

Ah, sepertinya aku paham kenapa.

Pasti hancur rasanya orang yang dikagumi ternyata malah ingin dia mati.

"Come in"

"Tidurmu cukup? Lusa kita pergi dari sini"

"Yeah, yeah..."

Pasti tidak.

Di meja tulisnya ada sepucuk surat.

Untuk siapa itu sepertinya aku tahu.

"For your family?"

"The letter? Ya, kalau begini aku tidak bisa merakit alat komunikasi ataupun menggunakan telpon. Surat pun aku berikan pada orang terpeecayaku dan kakak iparku. Primitif right?"

"Itu hal yang bagus ketika kau menjadi pelarian atau buronan"

"I just feel...nostalgic? Kau tahu waktu aku dan kakakku diculik hingga hampir dijual di Iran, semua hal ini aku yang lakukan. Kakakku sangat cengeng, beberapa kali kami hampir tertangkap lagi. Yah...sempat tertangkap lagi tapi tidak lama"

"Stop about that"

"Yeah, i know...", dia membuka jendela dan bersiul.

Ada yang menyahut, aku rasa orang yang tadi ia bicarakan.

"I will be back"

"Be careful"

"Bisa awasi sekitarku, aku mau turun sebentar"

"Sure"

Dia turun pakai selimut yang dia tali.

Ah, pantas saja staff di sini mengeluh banyak selimut hilang.

Selama buron dia jadi ahli mencuri.

Aku bisa melihatnya dari atas sini dia memberikan surat itu pada seseorang.

Tidak lama orang itu pergi begitu saja.

"Rapunzel turunkan rambutmu!"

"Rambutnya sudah turun sejak tadi"

"Tarik aku ke atas!"

💀👻💀

+Author POV+

"Ding dong"

Ghost menurunkan Bomber yang duduk di ambang jendela dan menutup jendela tersebut.

Melepas tali yang terikat di badan Bomber.

"Kapan-kapan lakukan lagi sepertinya seru"

"No more"

"Why? Kau takut kejadian di penjara waktu itu?"

"I afraid to lose you"

"Simon"

Ghost hanya diam lebih memilih mencium pipimu.

Right TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang