💀XXXIII💀

736 90 13
                                    

+Ghost POV+

"Is enough we are honeymoon here?"

"Yeah, sure"

Padahal aku bisa mengajaknya ke tempat bagus.

Tapi dia mau di tempatku saja.

Dia bilang, karena kita sering tugas luar negeri jadi tidak perlu.

Padahal itu kita perang lho bukan liburan.

"Be careful"

"Di sini sejuk juga ya"

Sekalian dia pindah kemari katanya.

"Aku hidup di kota kalau ke tempat begini sih tidak apa"

"Kau tidak apa tinggal di desa begini?"

"Iya, kau tahu kan selama misi kita terlalu banyak menghirup polisi"

"Polusi"

Karena keluargaku sudah tiada, aku membeli rumah di sebuah desa yang dekat dengan hutan.

Aku lebih sering menghabiskan waktu di hutan.

Orang-orang di sini kebanyakan veteran yang sudah pensiun juga.

Aku tidak perlu terlalu khawatir soal keamanan di sini.

"Tired darling?"

"Hm, tidak, lagipula aku masih trisemester awal jadi segitu saja tidak terasa lelah"

"Hungry?"

"Yes, but..."

"Masih mual untuk makan?"

"Padahal aku suka masakanmu malah aku tidak bisa makan sekarang. Aku mau pizza margarita tapi mencium bau roti saja mual..."

"Kubuatkan bubur"

"Noooo~ smell like shit"

Sepertinya apapun tidak apa asal jangan karbohidrat.

Tapi dia juga perlu itu.

Hm, jalan terbaik tanya ibu saja.

"You call my mom?"

"Uhm, ya aku ingin tanya bagaimana baiknya pola makanmu. Nasi juga mual?"

Her face...cute.

Tapi kasihan juga dia cemberut begitu.

"I want sweet potato"

"Oh, okay...i will make it for you darling, anything else?"

"Orange juice"

💀👻💀

+Reader POV+

"Bakar atau kukus?"

"Bake with cheese and bacon and corn and mayo"

Serakah sekali aku ini sejak ada kehidupan di dalamku.

Aku berniat berhenti kalau si kecil ini lahir tapi bimbang juga rasanya.

Seolah anak sebagai alasanku pensiun.

"Butter?"

"Battah~ ahahaha! British!"

"You are british too"

"I'm half Russian and USA"

"Your husband is british"

Right TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang