+Author POV+
"What are you doing?"
"Safe the citizen"
"Are you insane!? You just awake!"
"So? Just sit fucking down and crying? Pray it will over? I'm not you"
Suasana kota masih panas akibat teroris yang masih ada.
Layaknya perang dingin di malam hari yang panjang.
"You just have...a leg"
Sebagai orang yang bertugas menyelamatkan penduduk, tidak boleh mengabaikan tugas.
Seperti salah satu tentara ini.
"You afraid i might to lose one? Lukaku sudah kering sejak sebelum aku bangun"
"Yes but--"
"Just shut the fuck up"
Mengangkat senjatanya dan membuka kunciannya terdengar nyaring di tenda pengungsian. "I will make them pay"
Topeng dipakai untuk menutup identitas.
Muka itu tak lagi bersahabat.
Tatatapnnya tajam seolah orang bisa terbunuh hanya menatapnya.
Jalannya tegap sambil mengangkat senjata.
Arena yang sudah biasa jadi santapannya ia injak.
Menembaki setiap musuh yang ada.
Yang terdengar bukan lagi suara tembakan yang mendominasi.
Tetapi ledakan.
Suara ledakan yang hanya melindungi mereka yang tak tahu apapun.
[Lt, you hear that?]
{Is sound familiar}
"Bomber"
(Yes baby, Bombom is back)
[But...seharusnya dia tidak di sini]
"I will take a look"
≤What? Si peledak hidup? Are you kidding me?≥
[She shouldn't be here...she dying]
{Well, i will call her undead right now}
Salah satu berpisah dengan kelompoknya.
Ingin sekali pergi ke arah suara ledakan yang bersahutan.
Dengan tetap memerangi musuh yang mendekat.
"You shouldn't be here darling..."
Langkahnya cepat juga gerakannya untuk melumpuhkan musuhnya.
Ke arah area palimg berasap karena ledakan.
Ia gesit menghindari ledakan yang ditimbulkan.
Ketika bayangan siluet seseorang terlihat ia mempercepat geraknya.
💀👻💀
+Ghost POV+
Ini berbahaya untuknya...
Dalam keadaannya yang seperti itu.
Ini tidak bagus.
Bahkan jika ia masih bisa memegang senjata.
"Put the gun down!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Right Time
AdventureI never have this feeling before and i don't know how to say -Simon "Ghost" Riley