💀XXXII💀

680 95 14
                                    

+Reader POV+

Dalam hidupku...

Selain aku yang hampir mati membuatku panik.

Kehilangan rekan.

Pengkhianatan.

Diculik.

Dan banyak hal lagi yang membuatku tak menyangka hal tersebut terjadi di hidupku.

Aku sudah curiga hal ini akan terjadi.

Misi ini, misi terakhir.

Target sudah tertangkap.

Jadi aku bisa siapkan pernikahan yang tertunda.

Tapi bukan ini!

Meski tujuan kami tercapai dan ini keinginanku juga.

"Anything wrong?"

Dalam pesawat perjalanan pulang.

Banyak orang di sini.

"Bisa tidak pernikahan kita dipercepat?", bisikku pada Ghost.

Misi malam yang panjang.

Banyak yang tertidur.

"Tentu, tujuan kita tercapai jadi akan cepat"

"Not just the reason"

"No? Apa kau masih tidak enak badan?"

Sebelum misi ini memang aku sempat sakit.

Justru dari situ aku menemukan hal yang sangat membuatku terkejut.

Seumur hidupku mungkin.

"Ghost i-i mean Simon"

Aku menggiring tangannya ke perut bagian bawahku.

Aku tidak tahu harua bagaimana mengatakannya.

Atau ini waktu yang tepat.

Meski belum terasa aku harap dia mengerti maksudku.

"Perutmu sakit?"

"No, i'm fine but i have something to say"

"What is it?"

Tarik nafas keluarkan perlahan. "You gonna be a father"

Uhh, ekspresi matanya itu seakan matanya keluar dari topengnya.

"Aku percaya adanya menstruasi dan pengaman sekarang"

"You not happy?"

"I'm so happy darling"

Aku menghela nafas lega.

"I know it!", Gaz?! "I'm gonna be an uncle!"

"Gaz, easy"

"Congratulations"

"Soap! We are gonna be an uncle!"

[Easy Gaz easy]

{I'm gonna be a grandfather now, i'm so old}

[I will teach him how to drive]

"I will break your hand Johnny"

"Calm down"

💀👻💀

+Author POV+

M

usim semi semakin terlihat.

Udara menghangat.

Salju tak begitu memenuhi kota.

Namun masih cantik menghiasi sudut kota.

"Hei, kenapa kau panik begitu?"

"Kau tahu Marticia? Waktu kita sekolah--"

"Ya, ya, aku playgirl dan kau nerd yang belum pernah menyentuh yang namanya cinta tiba-tiba menikah dan hamil. Such a naughty"

"Kau undang juga teman sekolahku?"

"Yang dekat denganmu saja"

"Tapi kau mengundang teman-temanmu kan? Aku kan tidak punya banyak teman"

"Just my bestfriend"

"Aku hanya takut salah satu dari temanmu malah pelakor nantinya"

"Excuse me sergeant, you said what?"

Sang pengantin wanita yang mengkhawatirkan hal yang tidak pelu di ruangannya.

Sedang sang pengantin pria di ruangannya.

Menatap foto yang selalu ia bawa.

Foto keluarganya.

"Nervous?"

"Price"

"Aku kemari sebagai walimu"

"Tidak perlu lakukan hal sampai seperti ini tapi...terima kasih"

"In mission we are team but now...we are family Simon"

Foto keluarga ditatap sekali lagi drngan senyuman sebelum disimpan di sakunya.

"Come here my boy"

Kaptennya memeluknya sedang dirinya membalas dengan canggung.

Setelah banyak yang terjadi.

Semua hal yang terjadi.

Ia bisa merasakan lagi pelukan hangat seorang ayah.

"Did König and their team here?"

"You will see, you are worry about them?"

"König is very annoying"

"Haha, dia mungkin akan jadi mencolok daripada bintang utama hari ini"

"I'm worry about Johnny"

"That's chat group said? He just joking"

"Bukan soal itu, aku takut dia jadi pelakor"

"Itu tidak akan terjadi, lebih baik kau bersiap"

Kaptennya tersenyum dan menepuk pundak rekannya itu.

"Saat anakku besar nanti aku akan terbiasa waktu pernikahannya nanti"

"Kau punya anak?"

"Haha, i never tell it right? They are cute little angel but little bit clumsy"

Acara yang diadakan sederhana.

Berjas rapi.

Semua bersuka cita.

Konsep garden party yang sederhana.

"Hi, lieutenant"

"Hello sergeant"

"Who this handsome guy? Did you married?"

"Look this beautiful woman, have the same ring with mine"

"Haha, sekarang bukan ring granat lagi"

Begitu keduanya resmi menjadi suami istri dan berjalan dengan senyuman untuk melihat hadirin yang datang.

Di sertai angkatan pedang dari rekan kerjanya.

"Gaz, easy", bisik Soap.

"Aku tidak tahan untuk menangis"

"Me too", sanggah König yang ikut di barisan pemegang pedang.

"Malu-maluin", komen Horangi.

"Sorry..."

💀👻💀

+BONUS SCENE+

Bomber: haha, karena malam pertama kita lebih dulu daripada pernikahan jadi nati kita tidur saja

Ghost: what?

Bomber: i'm pregnant remember? Meski boleh tapi kau main brutal begitu dia bisa keluar duluan

Ghost: berarti kita tunda sampai buat yang kedua

Bomber: WHAT THE-

Right TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang