Episode 51

97 7 0
                                    

Mirae membuka mulutnya lebar-lebar untuk menyuap makanannya yang lebih besar dari ukuran mulutnya. Dohee yang berada di sebelah Mirae sampai tidak berkedip melihat kelakukan temannya itu. Setiap hari semakin ada saja tingkahnya.

"Lo gak keselek, tuh, makan sebanyak itu?" tanya Dohee lalu memakan batagornya.

Mirae dengan percaya dirinya menggeleng. Sambil mengunyah makan siangnya itu ia menari kecil karena senang makan siangnya terasa enak. Ditambah lagi hari ini moodnya memang sedang baik.

"Segwinwi dowang mwah kwecwil buwat Mwirwae," ucap Mirae tidak jelas karena mulutnya masih penuh makanan.

"Rae, gue gak mau ya harus bersihin nasi yang muncrat karena lo batuk," tegur Dohee.

Mirae terkekeh pelan lalu menelan makanannya pelan-pelan. Setelah makanannya itu melewati kerongkongannya, Mirae menenggak air mineralnya dari botol minumnya. Senyum belum juga pudar dari wajah gadis itu.

Setelah selesainya masalah dirinya dengan Jake, Mirae terlihat kembali ceria seperti biasanya. Hal tersebut jelas membuat Dohee lega. Ia tidak perlu lagi melihat wajah muram Mirae setiap kali datang ke sekolah atau tidak perlu melihat pacar Mirae, Jay, mondar-mandir di rooftop seperti orang putus asa.

Semua sudah berlalu. Nama Jake tidak lagi Dohee dengar keluar dari mulut Mirae. Laki-laki itu benar-benar sudah hilang ditelan Bumi.

"Kok Jay lama banget, ya, kesini?" tanya Mirae memecah lamunan Dohee.

"Oh, dia mau kesini?" sahut Dohee.

"Iya, tapi tadi katanya harus ke perpustakaan dulu. Ini udah mau masuk kelas belum kesini-kesini," jelas Mirae.

"Lagi sama teman-temannya kali. Mampir ke lapangan basket," ucap Dohee.

Mirae terlihat mendengus sedih. Ia mengaduk-aduk nasi makan siangnya dengan wajah sedih. Dohee yang menyadari hal tersebut lantas menghela nafas panjang.

"Coba lo chat aja Jongseongnya. Siapa tahu kelupaan," ujar Dohee.

"Mirae takut ganggu," sahut Mirae.

"Kenapa? Lo kan pacarnya." Dohee mengernyit.

"Iya, tahu. Cuma kalau ternyata dia memang lagi sama teman-temannya, rasanya Mirae ngeganggu aja gitu," ucap Mirae.

Dohee memutar kedua bola matanya. Kedua tangan gadis itu menggenggam lengan kanan dan kiri Mirae. Ia memaksa sahabatnya itu menatap kedua bola matanya.

"Gue akuin Jongseong berubah, Rae. Dia lebih baik dari yang dulu. Lo enggak perlu takut dia marah atau gimana, lagipula lo pacarnya," jelas Dohee.

Mirae mengedikkan bahunya. "Makasih."

Dohee melirik ke kiri, ke arah pintu masuk kantin. Matanya menangkap gerombolan laki-laki yang mengarah ke mejanya. Dengan cepat ia menoleh dan mendapati Jay beserta ketiga temannya baru memasuki kantin.

"Tuh, datang," celetuk Dohee. Mirae pun lantas menoleh.

Kedua alis Mirae terangkat, pupil matanya pun membesar. Senyumnya mengembang diikuti jantungnya yang berdegup lebih cepat dari biasanya. Akhirnya, laki-laki itu datang.

"Rae, maaf lama banget," ujar Jay lalu duduk di hadapan gadis itu. Heeseung, Niki, dan Jungwon ikut duduk di samping Jay.

"Kamu habis dari mana?" tanya Mirae penasaran.

"Gue di perpustakaan ngurusin tugas makalah, ternyata masih ada bagian yang kurang. Jadi, tadi gue lengkapin dulu," jawab Jay.

"Kamu jadi enggak makan siang, dong?" Mirae tampak khawatir.

Retrieved || Park Jongseong (Jay) [17+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang