Episode 76

39 2 0
                                    

Jay mengerjapkan matanya berkali-kali saat merasa tulang keringnya ditendang oleh seseorang. Sambil merintih kesakitan, Jay berusaha membuka matanya dan langsung disambut oleh terangnya lampu berwarna putih di atasnya.

Jay menelan salivanya beberapa kali. Kerongkongannya terasa sangat kering hingga membuatnya sulit untuk mengeluarkan suara.

"Bangun."

Suara lembut seorang perempuan membuat Jay menerka-nerka akan keberadaannya.

"Dengar, gak? Bangun!"

Jay mengangguk lemas. Kepalanya terasa pusing dan sakit di saat yang bersamaan.

Setelah dirasa pandangannya membaik, Jay melirik ke arah sesosok perempuan yang tengah berdiri di hadapannya.

Alangkah terkejutnya Jay saat ia menyadari bahwa perempuan di hadapannya itu adalah Mirae.

"R-Rae...," ucap Jay dengan suara yang nyaris tak terdengar. Jay pun terbatuk-batuk, kerongkongannya benar-benar sakit.

Mirae berjongkok. Ia memberikan Jay sebotol air mineral. Tanpa basa-basi, Jay menyambarnya dan menenggaknya hingga habis.

"Gomawo," kata Jay.

Mirae hanya diam. Ia terus menatap kedua bola mata Jay dengan tatapan kosong.

"Di mana kita, Rae?" tanya Jay.

Mirae masih tak menjawab.

"Lo ke sini sendiri? Gimana lo bisa nemuin gue?" tanya Jay lagi.

Jay berusaha bangun. Sayangnya, kakinya masih terasa lemas dan belum mampu menopang berat badannya.

"K-kita harus keluar, Rae, dari sini," ujar Jay.

Mirae tak membuka mulutnya sama sekali. Perlahan, gadis itu berdiri. Menatap Jay dari atas dengan tatapan yang tak bisa Jay artikan.

"Lo kenapa, Rae?" tanya Jay bingung.

Sesosok laki-laki tiba-tiba berdiri di belakang Mirae. Ia menatap Jay, sama, dengan tatapan kosong. Wajahnya datar dan bibirnya pucat bak orang sakit.

Gak mungkin, pikir Jay.

Degup jantung Jay menjadi cepat. Saking cepatnya, ia perlahan mulai merasakan sakit di pelipis dan dadanya. Denyut jantungnya membuatnya harus meraup oksigen sebanyak mungkin.

"Kenapa, Jay?" tanya Mirae dengan nada yang datar.

"Rae ini ada apa, sih? Kita di mana?" tanya Jay bertubi-tubi. Rasa panik mulai menenggelamkannya.

"Kamu gak bisa ingat tempat ini?" balas Mirae.

"Rae, ini nggak lucu."

"Gak ada yang melucu, Jay."

Tatapan Jay berubah menjadi bingung ke arah Mirae. Ia tidak mengenali gadis itu. Nada bicaranya, tatapannya, raut wajahnya, semua sangat tidak menunjukkan karakteristik Mirae yang biasanya.

"K-kita harus keluar dari sini, Rae," ucap Jay.

"Gimana caranya?"

Jay mengernyit. Ia kemudian melihat kedua kakinya yang mendadak hilang dan hanya menyisakan celana yang ia pakai.

"W-what the fuck?!" Jay terkejut.

Laki-laki itu berusaha meraba celananya. Namun, kakinya tak ada di sana. Ia hanya dapat merasakan dinginnya lantai di atas kain celana yang ia pakai.

"M-my legs?! WHERE THE FUCK ARE THEY?!" teriak Jay.

Jay menengadahkan kepalanya, menatap Mirae.

Retrieved || Park Jongseong (Jay) [17+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang