"For God's sake, Kim Sunoo!"
Sunghoon membuka pintu ruang "kerja" Jake di kediaman laki-laki itu dengan kasar. Urat di lehernya menyembur keluar disertai wajahnya yang memerah, seperti sedang menahan amarah.
"Chill, Sunghoon-a," ketus Jake yang masih fokus ke layar komputernya.
"Oh, Jake, lo gak akan bisa chill setelah tahu apa yang BARU SAJA Sunoo lakukan," balas Sunghoon.
Sunoo yang masih asik membaca majalah di sofa ruangan tersebut tampak tidak peduli dengan kehadiran Sunghoon.
Jake mendengus lelah. Ia memutar kursinya, membelakangi meja komputernya. "What now?"
Sunghoon berkacak pinggang.
"Sunoo-ya, lo mau ngaku sendiri atau gue yang aduin ke Jake?" tanya Sunghoon.
"Gue dari tadi diam aja, loh," balas Sunoo tampak tidak terganggu.
"Terus? Lo tahu gak, sih, apa yang barusan lo lakukan? Lo udah hilang akal sehat apa gimana, sih, tolol?" omel Sunghoon.
"Lo kalau gak suka sama gue, empat mata aja sama gue. Gak usah buat gaduh di sini," balas Sunoo santai.
"Apa?! Lo benar-benar bisa serius sedikit aja gak, sih?" Sunghoon benar-benar tidak habis pikir.
Sunoo tidak membalas perkataan Sunghoon dan melanjutkan kegiatan membaca majalahnya.
Jake menahan pundak Sunghoon. "Dia dari tadi di sini, loh, Hoon. 'Baru aja', tuh, maksud lo kapan?"
"Dari tadi itu sejak kapan?" tanya Sunghoon.
"Ya... pagi tadi," jawab Jake.
Pandangan Sunghoon tertuju kepada jaket hitam yang terlipat dengan rapi di sandaran tangan sofa yang Sunoo duduki. Ia menghampiri jaket tersebut dan mengambilnya dengan agresif.
"Gue gak mungkin salah, Kim Sunoo," ucap Sunghoon tajam.
Jake semakin mengernyitkan dahinya.
"Udah, lah, cepat kasih tahu ada apa? Gue banyak kerjaan," suruh Jake yang wajahnya sudah sangat lelah. Sunghoon pun menghela nafas panjang.
"Jake, lo ingat rencana kita apa?" tanya Sunghoon.
"Obviously, Sunoo yang ngide," jawab Jake.
"Oke, kata Sunoo apa?" tanya Sunghoon lagi.
"Menyingkirkan teman-teman Jay...?" jawab Jake ragu-ragu.
Sunghoon mengangguk. "Benar."
"Oke... Lalu?" Jake tampak kebingungan.
"Lo tahu apa yang baru saja bocah ini lakuin?" tanya Sunghoon.
Jake mengernyitkan dahinya, bulu kuduknya berdiri.
"He stabbed Dohee in her fucking house last night. And guess what? Now she's in the hospital and we are probably gonna have to get going," jelas Sunghoon, nafasnya menderu.
Jake membeku. Bak manekin, ia menolehkan pandangannya ke arah Sunoo dengan horornya.
"W-what did you say, Sunghoon-a?"
"This motherfucking bastard stabbed Dohee in her fricking bedroom last fucking night," ulang Sunghoon. Ia kemudian menepuk dahinya, tak habis pikir.
Jake berdiri dari kursinya dengan cepat sampai kursinya terdengar seperti akan patah.
"WHAT THE HECK DID YOU THINK ABOUT, SUNOO?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Retrieved || Park Jongseong (Jay) [17+]
FanfictionSEASON 2 OF "Forgotten" by Bogochimda ----------------------- "Lo enggak akan pernah selangkah lebih maju dari gue." Jay ingin sekali mengulang waktunya ke masa-masa musuh bebuyutannya, Jake, tak kembali hadir di hidupnya dan mengacaukan segalanya...