Suara dentuman musik memenuhi ruangan yang dijadikan club pada malam hari itu. Jam sudah menunjukkan pukul setengah 12 di malam hari. Padahal, besok Jay dan ketiga temannya mash harus sekolah, tetapi mereka tetap menyetujui ajakan Heeseung untuk clubbing lagi setelah berbulan-bulan tidak.
Wajah Jay sudah terlihat memerah. la tidak banyak minum, namun kelihatannya ia sudah cukup mabuk malam hari itu. Berbeda dengan Heeseung dan Niki yang masih asik berjoget sambil memegang gelas plastik berwarna merah. Jungwon tidak minum, ia harus menjaga ketiga temannya kalau-kalau ada sesuatu yang darurat.
Jay memantik korek api yang berada di dekatya dan menyesap sepuntung rokok yang sudah berada di mulutnya. Sekepul asap berwarna abu-abu kini menyapu wajahnya. la menghirup asap beracun itu, seluruh beban di pikirannya terasa lenyap.
Matanya terasa berat. Jay masih memaksakan menyesap rokoknya walau ia sudah mulai merasa pusing. Musik yang tengah terputar seolah menjadi lagu pengantar tidur untuknya.
Mata Jay tertuju kepada tiga orang laki-laki yang berdiri tak jauh darinya, di samping sofa yang sedang diduduki beberapa perempuan. Jay mengerjapkan matanya berkali-kali. Pandangannya mulai buram, tapi ia merasa ketiga orang itu tengah memperhatikannya.
Jay menepuk bahu Heeseung.
"Kenapa?" tanya Heeseung.
Jay menunjuk ke arah ketiga orang yang ia lihat itu.
"Why are they keep staring at me?" tanya Jay dengan suara nyaris tidak jelas.
Heeseung pun mengikuti arah telunjuk Jay. Akan tetapi, yang ia lihat hanyalah sekumpulan orang yang sama-sama sedang berjoget seirama musik.
"Siapa yang lihatin lo?" tanya Heeseung bingung.
"Di sana... Ada tiga orang...," jawab Jay setengah sadar.
"Lo udah mabok, ya?" tanya Niki.
Jay menggeleng. Ia mengusap kedua matanya dengan tangan kirinya.
"Eh? Lo ngerokok?!" tanya Heeseung kaget ketika melihat temannya itu tengah memegang sepuntung rokok di tangan kanannya.
"I need... one," kata Jay.
"Udah, jir. Lo udah mabok banget," balas Niki. Niki merebut rokok milik Jay dan mematikannya di asbak.
Jay hendak mengambil sepuntung rokok lagi dari bungkusnya. Dengan cepat Heeseung pun menahannya.
"Udah, Jay. Lo udah mabuk. Kita duduk dulu, ya," tahan Heeseung.
Jay berusaha membuka matanya lagi dan melirik ke arah tiga orang yang tadi seperti memperhatikannya. Betul kata Heeseung, tidak ada siapa-siapa disana. Ah, mungkin Jay hanya berhalusinasi karena sudah terlalu mabuk.
"Lah, Jungwon ke mana?" tanya Niki bingung saat meja yang mereka pesan tidak diduduki Jungwon.
"Ke kamar mandi kali, dia kan dari tadi nggak ngapa-ngapain," jawab Heeseung lalu membantu Jay duduk di salah satu kursi.
"Lo minum berapa gelas, deh, sampai cepet gini mabuknya," ucap Niki terheran-heran.
Jay hanya tersenyum kecil dan akhirnya ia tak sadarkan diri dengan kepala tertidur di atas meja.
"Loh... loh? Tidur?" tanya Niki semakin bingung.
Heeseung menepuk dahinya pelan. "Ini orang udah berbulan-bulan nggak clubbing jadi begini."
"Gimana, dong?" tanya Niki.
"Biarin aja. Lo mau balik sekarang?" balas Heeseung.
"Jam 3, lah," sahut Niki.
![](https://img.wattpad.com/cover/304278879-288-k970305.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Retrieved || Park Jongseong (Jay) [17+]
FanfictionSEASON 2 OF "Forgotten" by Bogochimda ----------------------- "Lo enggak akan pernah selangkah lebih maju dari gue." Jay ingin sekali mengulang waktunya ke masa-masa musuh bebuyutannya, Jake, tak kembali hadir di hidupnya dan mengacaukan segalanya...