Episode 54

37 5 0
                                    

Tuan Kim meletakkan pistolnya di atas sebuah meja yang terletak di tengan sebuah ruangan. Laki-laki itu berjalan mondar-mandir ke kanan dan ke kiri dengan wajah frustasi. Ia tidak sendirian di sana. Ada sepuluh anak buahnya dan Tuan Park, ayah Jay, yang ikut menontonnya berjalan kesana-kemari di ruangan itu sejak beberapa menit yang lalu.

"Park, gue percayain anak Shim ke elo tapi kenapa dia bisa lepas?" tanya Tuan Kim, nadanya kecewa.

Tuan Park mendengus panjang. Ia pun tidak tahu mengapa ini bisa terjadi. Saat itu, ia menemukan anak buahnya yang bertugas menjaga Jake hari itu terluka sampai ada yang harus dirawat di rumah sakit.

"Lo udah coba cek CCTV belum siapa yang ngebebasin Jake?" tanya Tuan Kim.

"Belom. Rekamannya masih diproses," jawab Tuan Park.

"Look, Kim, I'm sorry. Gue juga nggak nyangka hal ini bisa terjadi. Nggak ada yang ngira gue bakalan kebobolan begini. Gue minta maaf," lanjut Tuan Park.

"Terus gimana? Sekarang Jake dimana?" tanya Tuan Kim.

"Gue lagi suruh anak buah gue ngelacak. Sampai sekarang belum ditemuin," jawab Tuan Park.

Tuan Kim menghela nafas panjang. Ia khawatir putri sematawayangnya akan kembali terancam sama seperti dulu. Ia tidak bisa menjaga putrinya 24 jam, ia memiliki pekerjaan yang sering kali mengharuskannya pergi ke luar negeri.

Tuan Kim mengacak-acakan rambutnya. Semua kekacauan ini cukup mendistraksinya dari pekerjaannya. 

"Gue nggak mau tahu, ya, Jake harus ketemu dan jangan sampai Mirae kenapa-kenapa," ucap Tuan Kim.

"Itu yang mau gue bilang ke lo," sahut Tuan Park.

Tuan Kim mengernyitkan dahinya. "Apa?"

"We got help," kata Tuan Park.

"Museun soriya? What kind of help?" tanya Tuan Kim bingung.

Tuan Park menoleh ke salah satu anak buah Tuan Kim dan memberikannya kode untuk menyerahkan amplop besar berwarna cokelat kepada Tuan Kim. Tuan Kim menerima amplop tersebut dan segera membukanya.

Terdapat beberapa lembar kertas yang digabung dengan klip kertas. Ada beberapa foto seseorang yang tidak ia kenal, nama, dan biodata lainnya.

"I sarameun nuguya?" tanya Tuan Kim.

"Trust me, he'll help us," jawab Tuan Park.

"Oh, ya? How am I suppose to trust someone when my used-to-be-bestfriend is now my enemy?" tanya Tuan Kim dengan sebelah alis terangkat.

Tuan Park mengangguk paham. 

"Lo bisa percaya ke dia. Kalau dia bohong, silakan salahin gue dan lakuin apapun yang lo mau," ujar Tuan Park.

Mendengar hal tersebut, Tuan Kim semakin dibuat bingung. Siapa orang di dalam amplop itu sebenarnya? Apa ia benar-benar mau membantu dan bisa ia percaya?

"Terus, dia bakalan berkontribusi apa untuk ngelindungin Mirae?" tanya Tuan Kim.

"Dia intel, Kim," ucap Tuan Park. "Dia bisa nyamar jadi teman sebaya Mirae, kakak kelasnya, adik kelasnya, atau yang lainnya untuk bisa ada di dekat dia. Mirae dan Jay bakalan terus berada di pengawasannya."

"Is it okay to include a spy in our kind of business?" tanya Tuan Kim ragu.

"He's experienced." Tuan Park meyakinkan.

Tuan Kim lagi-lagi mendengus panjang. Ia meletakkan berkas tersebut di atas meja lalu menatap Tuan Park tajam.

"Gue gak tahu dia siapa but as long as Mirae is safe with him, I trust you," ujar Tuan Kim.

Retrieved || Park Jongseong (Jay) [17+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang