Episode 67

31 5 0
                                    

Mirae membuka matanya saat sinar matahari masuk ke dalam ruangan yang ia tempati tersebut. Ia menggosok-gosok matanya yang terasa perih. Mirae tersadar, ia menangis semalaman. Sekarang matanya sangat sembab dan bengkak.

Jam dinding sudah menunjukkan pukul setengah 8 pagi. Mirae duduk di atas kasur yang ia tidur, tak lama perutnya mulai terasa lapar.

Ugh... Ada makanan apa, ya...? pikir Mirae.

Mirae beranjak dari kasurnya lalu memutar knop pintu kamar tersebut.

Loh? Nggak dikunci. Mirae terheran.

Mirae berjalan keluar kamarnya lalu menuruni tangga rumah Jake. Hidung Mirae mencium sesuatu yang berbau harum dari arah dapur. Mirae mengendap-endap lalu mengintip dari balik tembok dapur.

Jake? Dia lagi masak? pikir Mirae.

Mirae memperhatikan punggung Jake yang berjalan ke kanan dan ke kiri. Sesekali tangannya terlihat mengaduk sesuatu dari dalam teflon.

"Sini aja, Rae."

Suara Jake mengagetkan Mirae, gadis itu pun segera bersembunyi di balik tembok dapur.

"Gak usah ngintip. Lo kalo mau lihat, lihat aja," suruh Jake.

Bodoh, kok dia bisa tahu aku ngintip? pikir Mirae.

"Rae?" panggil Jake lembut.

Mirae menunduk, lalu ia berjalan perlahan ke belakang punggung Jake. Jake yang menyadari keberadaan Mirae pun mematikan kompor di hadapannya dan ia membalikkan tubuhnya.

"Good morning," sapa Jake.

Mirae tetap menunduk. Badannya gemetar pelan.

"Lo lapar? Gue udah masak buat lo," kata Jake.

Mirae masih bungkam. Jake menggandeng Mirae menuju meja makan dan mempersilakan gadis itu duduk di salah satu kursinya. Jake pun mulai sibuk menyusun sarapan yang ia buat di meja makan.

"Nah, silakan makan," ujar Jake setelah selesai menyusun piring-piring makanan.

Mirae masih menunduk. Mendadak rasa laparnya hilang. Ia hanya ingin pergi dari rumah Jake saat ini juga.

"Rae?" Jake kebingungan.

"Mirae mau pulang," ucap Mirae.

Raut wajah Jake pun berubah. Awalnya menatap Mirae lembut menjadi tatapan tajam.

"Rae, makan. Gak usah ngelantur," suruh Jake, ia pun mengambil makanan untuknya sendiri.

Mirae menatap Jake dengan air mata mengalir di pipinya.

"Kamu dengar aku, gak, sih?! Aku mau pulang! Aku gak mau sama kamu! Aku gak sudi makan makanan dari kamu!" ucap Mirae penuh kemarahan.

"Lo ingat, gak, gue bilang apa semalam? Lo gak akan keluar dari rumah ini sampai kondisinya terkendali!" balas Jake.

"Terkendali apa, sih? Aku mau pulang, mau ketemu Udin! Aku gak mau lihat mukamu! Aku gak mau dekat-dekat kamu! Aku gak mau ada di sekitaran kamu!" sahut Mirae, nadanya meninggi.

"Mirae, ini masih pagi," tegur Jake. Alisnya menyatu di tengah dahinya.

"Persetan pagi, siang, sore, malam, aku cuma mau pulang! Kamu dengerin aku, gak, sih?!" Mirae menjerit.

Jake menggebrak meja makannya. 

"Dari mana lo belajar bahasa-bahasa kayak gitu?" tanya Jake.

"Heh, kamu pikir Mirae anak kecil yang bisa kamu bodoh-bodohin? Kenapa kalo Mirae ngomong kata kasar? Kamu aja kayak gitu ke Udin! Kenapa Mirae gak boleh?" balas Mirae.

Retrieved || Park Jongseong (Jay) [17+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang