Prolog

270 7 0
                                    

Jay membuka matanya diikuti tarikan nafas yang dalam. Laki-laki itu berusaha meraup oksigen sebanyak mungkin seperti dirinya baru saja dicekik seseorang.

Jay mengedarkan pandangannya. Detak jantungnya perlahan-lahan berdegup normal kembali setelah ia menyadari ia berada di kamarnya dan waktu menunjukkan pukul setengah 8 pagi di hari Sabtu yang cerah.

Jay menelentangkan tubuhnya diatas kasur. Ia mengelap keringat yang membasahi lehernya sampai-sampai bantalnya pun ikutan basah.

Astaga, gue mimpi apa, sih? pikir laki-laki itu.

Mimpi yang ia alami terasa begitu nyata. Ia merasa jantungnya benar-benar nyaris jatuh dari tempatnya berada, ia bahkan bisa merasakan tatapan penuh kemenangan dari orang yang tak pernah ingin ia temui kembali.

Mimpi yang semula indah tiba-tiba berubah menjadi mimpi buruk, lebih seram dari mimpi tentang hantu.

Jay menghela nafas panjang. Setidaknya itu tidak benar-benar terjadi. Mungkin ia mengalami mimpi tersebut karena ia terlalu khawatir gadis yang ia sayangi dan merupakan pacarnya itu, Mirae, akan kembali diterpa masalah karena Jake, musuhnya, kembali muncul setelah beberapa bulan menghilang.

Enggak, jangan sampai Jake muncul lagi. Gue harus lakuin segala cara supaya Mirae enggak ketemu dia lagi, pikir Jay.

Pintu kamar Jay dibuka secara mendadak, membuat Jay berjengit kaget dan terduduk di atas kasurnya.

"JAY!"

Mirae berada di pintu kamarnya dengan mengenakan piyama, rambut berantakan, dan wajah penuh air mata.

"Astaga, Rae! Lo ngagetin gu-"

Mirae menangis kencang. Gadis itu terduduk di lantai. Tangannya terkulai lemas di sebelahnya. Sontak hal itu membuat Jay turun dari kasurnya yang empuk dan menghampiri Mirae.

"Rae? Kenapa?" tanya Jay panik.

Laki-laki itu mengusap lengan kiri Mirae, namun yang diusap masih tetap menangis.

Air mata Mirae mengalir dengan deras. Mirae tampak tak bisa berhenti menangis. Ia terus sesenggukkan sampai Jay bingung ada apa dengan pacarnya itu.

"Sshh... Kenapa? Pagi-pagi udah kesini. Lo kenapa?" tanya Jay pelan.

Mirae mengusap air matanya dengan lengan piyamanya.

"Mi-Mirae t-takut...," jawab Mirae dengan suara serak.

"Kenapa? Lo kenapa?" Jay semakin bingung.

"Mirae dapet mi-mimpi yang se-serem banget," ujar Mirae.

"Mimpi apa?"

Jay perlahan membantu Mirae berdiri dan merangkul gadis itu untuk duduk di kasurnya.

"Kenapa? Hm? Cerita," pinta Jay sambil duduk di samping Mirae dan mengusap punggung gadis itu.

"Mimpinya seram banget, Jay...," ujar Mirae.

"Iya, mimpi apa?" tanya Jay sabar.

Mirae menangkup wajahnya.

"Sshh... Jangan nangis lagi. Kalau lo nangis, gue mana tahu lo habis mimpi apaan," pinta Jay.

Jay merapikan rambut Mirae yang sangat berantakan lalu menurunkan kedua tangan gadis itu dan menggenggamnya.

"Ayo, jangan takut lagi. Cerita sama gue," pinta Jay.

Mirae menelan salivanya dan menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya.

"Mirae mimpi..."

Jay mendengarkan dengan seksama.

"Mirae mimpi ketemu Jake."

Retrieved || Park Jongseong (Jay) [17+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang