Episode 62

35 3 0
                                    

Jay ditemani ketiga temannya mengendarai mobil milik Heeseung menuju ke rumah Mirae malam hari itu juga. Pikiran Jay benar-benar kacau. Ia khawatir Mirae terluka atau malah lebih parah dari itu.

Tanpa butuh waktu lama, keempat laki-laki itu akhirnya sampai di depan kediaman Mirae. Tak ada yang aneh dari rumah tersebut. Semua lampu menyala, tandanya ada orang di dalamnya.

"Tadi lo bilang Mirae di mana?" tanya Jungwon.

"Somekind of... basement, I guess," jawab Jay.

"Emang Mirae punya basement?" tanya Niki.

"Eobseo," jawab Jay lagi.

Jay pun mengeluarkan pistolnya dan menggenggamnya dengan kedua tangannya. Ia berada dalam mode siaga.

"Rumahnya kelihatan aman-aman aja. Gak ramai atau berantakan," celetuk Jungwon.

Heeseung memakai kupluk hoodie hitamnya yang ia pakai untuk mencegah dirinya kedinginan malam itu. Matanya terus melirik ke kanan, kiri, dan belakang. Memastikan tidak ada yang memata-matai atau mengikuti mereka.

"Ayo masuk," ujar Jay lalu membuka pagar rumah Mirae yang tak dikunci.

Keempat laki-laki itu berjalan perlahan-lahan. Sesampainya di teras rumah Mirae, Jay mengetuk pintu rumah gadis itu dan menunggu beberapa saat.

"Loh? Jay?" Mirae mengangkat kedua alisnya saat melihat Jay berada di hadapannya setelah membuka pintu.

Jay mengernyit. Dia baik-baik aja.

"Eh, ada Heeseung, Jungwon, Niki. Kenapa malam-malam ke sini?" tanya Mirae keheranan.

Jay menyembunyikan pistolnya di balik punggungnya. Ia tak mau Mirae melihat benda tersebut.

"A-aniya, gue cuma mau minta maaf soal yang tadi siang," ucap Jay beralasan.

"Soal?" tanya Mirae.

"G-gue tadi siang marah-marah sama lo... Gue minta maaf. Gue kemakan emosi," jelas Jay.

Mirae membulatkan mulutnya. Kemudian, ia mengangguk.

"Aku ngerti. Aku minta maaf juga, ya," balas Mirae.

"Tapi, kenapa kamu ke sini sama teman-temanmu?" tanya Mirae lagi.

"Jay kan pengecut," celetuk Heeseung, menggoda Jay.

Jay dengan cepat menatap sinis Heeseung yang hanya dibalas dengan cengiran usil.

"Dia gak berani minta maaf ke lo sendiri, jadi dia maksa kita untuk datang ke sini. Dia habis curhat sama kita semuanya," sambung Heeseung.

Mirae terkekeh pelan. "Ada-ada aja kamu, Din."

Jay mengarahkan pistolnya, di balik punggungnya, ke arah Heeseung. Seolah mengancam laki-laki itu untuk menutup mulutnya.

"Masuk dulu, mau? Aku buatin minum. Oh, Mama tadi beli mac and cheese, ada yang mau?" tawar Mirae.

"Boleh, Rae, hehe...," sahut Jungwon cepat.

Niki pun menyikut lengan temannya itu. "Giliran makan cepat lo."

"Di rumah Jay kita kaga dikasih makan, di sini ditawarin," kata Jungwon.

"Rae, kalo gak ngerepotin, gue mau, hehe." Jungwon menunjukkan senyum pasta giginya.

Mirae menggeleng tak habis pikir.

"Gimana, sih, kamu, Din? Masa gak dijamu? Mereka kan tamu," ketus Mirae.

"Ya, sudah. Masuk aja, sini," kata Mirae mempersilakan.

Jungwon menarik Niki masuk ke dalam rumah Mirae dan mengekor gadis itu. Sementara itu, Jay dan Heeseung masih berada di teras rumah Mirae.

Retrieved || Park Jongseong (Jay) [17+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang