Mirae terduduk di sebuah meja di dalam sebuah restoran yang dulu Jake pernah mengajaknya untuk makan pancake di sana. Badan Mirae benar-benar terasa kaku. Ia menggerakkan bola matanya ke kanan dan ke kiri, banyak pengunjung yang tidak curiga dengan gerak-geriknya.
Mirae menarik nafas dalam-dalam, ia berusaha menenangkan dirinya. Kalau ia panik, ia malah tidak bisa berpikir dengan lurus.
Sunoo hanya mengantar Mirae ke sebuah meja lalu meninggalkannya di sana sendirian. Katanya, Sunoo perlu pergi menemui seseorang sebentar dan akan kembali tidak lebih dari 10 menit.
Mirae menyalakan ponselnya yang sedari tadi ia simpan di kantong celananya. Terdapat missed calls dari Jay karena selama di perjalanan Sunoo lah yang memegang ponsel Mirae.
Aku telepon Jay sekarang seharusnya aman, ya, pikir Mirae ragu-ragu.
Baru saja Mirae menggulirkan layar ponselnya ke atas, Sunoo kembali ke kursi di hadapan Mirae.
"Lama, ya? Sorry, ada yang harus dibicarain," ujar Sunoo.
Mirae tersentak kaget dan lantas mematikan kembali ponsel yang ia genggam. Dengan cepat, ia memasukkan ponselnya itu ke kantong celananya.
"Jadi, udah tahu mau pesan apa?" tanya Sunoo.
"A-aku kenyang. Nggak usah pesan," jawab Mirae.
"Benar juga, lo tadi habis makan, ya. Hmm... Kalau gitu, gue aja yang pesan, gak apa-apa, kan?" ujar Sunoo.
Mirae hanya mengangguk perlahan.
Sunoo pun mengangkat tangan kanannya untuk memanggil pelayan. Tidak sampai 2 menit, seorang pelayan laki-laki datang ke meja Sunoo dan Mirae. Lalu, Sunoo mulai memesan makan siangnya. Setelah itu, pelayan laki-laki itu kembali berlalu dari meja Sunoo dan Mirae.
"A-apa yang mau kamu omongin?" tanya Mirae supaya gadis itu bisa cepat pergi dari hadapan Sunoo.
"Gak ada, sih. Gue cuma pengen nanya kabar lo gimana. Udah berapa bulan kita gak ketemu? Gue bahkan gak ingat," balas Sunoo dengan wajah senang.
Mirae tampak meringis.
"Ya... kamu tahu, Mirae begini-begini aja," kata Mirae.
"Jadinya lo mau masuk ke universitas apa habis lulus SMA?" tanya Sunoo.
"Oh... kemarin daftar ke Universitas A," jawab Mirae.
"Universitas A? Eh, gue ada teman di sana," sahut Sunoo. "Nanti kalau lolos, kenalan sama dia, ya. Kakak tingkat, sih. Itung-itung bisa bantuin lo nugas."
Mirae hanya tersenyum kaku tanpa membuka mulutnya lagi.
"K-k-kalau gak ada yang mau dibicarain lagi, Mirae boleh pulang? Tadi belum kabarin Jay kalau aku ikut kamu," pinta Mirae.
"Tenang, udah gue kabarin. Kata dia gak apa-apa kalau lo ikut gue sehari ini," balas Sunoo.
Mirae mengernyit. Masa, sih, Jay bilang kayak gitu?
"Bu-bukannya kamu sama Udin musuhan, ya?" tanya Mirae pelan.
Sunoo tertawa kecil.
"Sudah baikan. Kita gak bisa selama-lamanya punya konflik, kan?" jawab Sunoo.
Mirae mengangguk-angguk seolah-olah mengerti. Ia menggigit bibir bawahnya, gadis itu tak tahan berada di hadapan Sunoo. Rasanya energi Mirae disedot oleh Sunoo saat itu juga.
"Selama liburan lo akan ngapain aja?" tanya Sunoo tiba-tiba.
"Mungkin di rumah aja. Ini, kan, belum kelulusan," jawab Mirae.
KAMU SEDANG MEMBACA
Retrieved || Park Jongseong (Jay) [17+]
FanfictionSEASON 2 OF "Forgotten" by Bogochimda ----------------------- "Lo enggak akan pernah selangkah lebih maju dari gue." Jay ingin sekali mengulang waktunya ke masa-masa musuh bebuyutannya, Jake, tak kembali hadir di hidupnya dan mengacaukan segalanya...