Jay memasuki rumahnya dan melihat ibunya sedang menata meja makan. Saat itu sudah pukul 7 di malam hari, sebentar lagi makan malam keluarga Jay akan jadi.
"Jongseong-a, wasseo?" sapa Nyonya Park.
Jay mendiamkan ibunya. Wajahnya tampak masam.
"Adeul, gweanchanha?" tanya Nyonya Park. "Kenapa wajah kamu asem gitu?"
Jay mendengus. Ia meletakkan tas sekolahnya sembarang.
"Eomma, appaneun eodiya?" tanya Jay berterus terang.
"Belum pulang. Ada apa?" balas Nyonya Park.
Jay menghela nafas panjang.
"Ma, Mama tahu, kan, kalau Jake udah lepas dari pengawasan Papa?" tanya Jay.
Nyonya Park mengangguk kaku.
"Kenapa sampai sekarang Jake belum ditemuin?" tanya Jay.
"Itu... Mama pun kurang tahu, Nak," jawab Nyonya Park lirih.
"Ma, Mama tahu, gak, kalau Jake udah mulai nunjukkin rencana busuknya lagi ke Mirae?" tanya Jay dengan nafas menderu.
Nyonya Park mengernyitkan dahinya.
"Mirae semalam ketemu sama salah satu komplotannya Jake, Sunghoon. Dia sampai ketakutan dan gak bisa tidur, Ma. Jay takut Mirae dalam bahaya lagi. Apalagi kita udah mau masa-masa ujian. Kalau Mirae gak fokus sama ujiannya, dia bisa-bisa gagal. Jay gak mau itu kejadian ke dia," ucap Jay panjang lebar, meluapkan kekhawatirannya.
Nyonya Park menatap wajah Jay dengan tatapan iba. Bagaimana tidak, perempuan yang paling Jay sayangi itu harus berada dalam situasi tidak mengenakkan lagi karena kelalaian suaminya.
"Is she okay right now?" tanya Nyonya Park.
"Obviously, no. Dia bakalan nginap di sini malam ini," jawab Jay.
"Dia di mana sekarang?" tanya Nyonya Park lagi.
"Sebentar lagi ke sini, diantar Tante Kim. Lagi beresin baju," jawab Jay lalu mulai berjalan menuju kamarnya di lantai 2.
"Ma, aku gak peduli gimana, Mama dan Papa harus beresin semua kekacauan ini. Jay udah susah payah jebak Jake dulu, malah bisa bebas dengan mudahnya gini," ucap Jay sebelum akhirnya membungkam mulutnya.
________________________________________________________________________________[Bagian ini mengandung adegan 17+, dimohon bijak dalam membaca dan baca lah sesuai batas umur yang sudah ditentukan. Terima kasih]
Yeonjun membuka matanya setelah samar-samar telinganya mendengar ponselnya berdering di atas nakas di samping kasur yang ia tiduri. Laki-laki itu berusaha duduk dengan tidak membangunkan kedua gadis yang "menemaninya" semalaman.
Tangan Yeonjun terulur untuk mengambil ponselnya.
Siapa, sih, yang neleponin gue jam 5 pagi?! pikirnya kesal. Ia pun mengangkat panggilan tersebut.
"Yeoboseyo," ujar Yeonjun dengan suara seraknya.
"Ya, ireonajianha?"
"Hhh... Kenapa, sih, Jake, lo nelepon gue sepagi ini? Gue capek banget habis olahraga semalaman," keluh Yeonjun begitu mengetahui bahwa orang yang meneleponnya adalah Jake.
"Ini udah jam 5, bego. Bangun, lo ingat, kan, apa yang harus lo lakuin sekarang?" balas Jake.
"Eo... Eo... Ara... Bentar lagi, deh. Badan gue sakit semua," pinta Yeonjun.
"Aish... Gak ada! Lo bangun sekarang dan lo harus ke SMA Spark pas jam istirahat pertama nanti. Gue gak mau tahu," suruh Jake.
Yeonjun mendengus kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Retrieved || Park Jongseong (Jay) [17+]
FanfictionSEASON 2 OF "Forgotten" by Bogochimda ----------------------- "Lo enggak akan pernah selangkah lebih maju dari gue." Jay ingin sekali mengulang waktunya ke masa-masa musuh bebuyutannya, Jake, tak kembali hadir di hidupnya dan mengacaukan segalanya...