+2

271 11 2
                                    


"Pancaran mata yang sama,namun dengan pemilik yang  tak sama "
(Argatha diska dewangga)

Seorang anak lelaki yang sedang duduk di balkon sambil menatap senja di sore hari,senja yang memberikan rasa tenang bagi siapa saja yang menatapnya. Menikmati keindahan senja bersama orang di cintai itu sangat menyenangkan,namun tidak bagi diksa.

" Pancaran mata yang indah itu" ucapnya saat mengingat kejadian tadi siang.

Seketika pikirannya menerawang kebelakang, sejujurnya ia merasa rindu dengan tatapan itu. Di sisi lain dia juga membencinya, sebuah tatapan yang Pernah membuat dirinya terluka. Luka yang sampai kapanpun tak akan pernah ia lupakan, luka yang meninggalkan rasa trauma yang cukup hebat. Lamunannya buyar saat  seekor kucing bewarna abu loncat kepangkuannya, kucing dari ras yang cukup mahal itu tidur di atas pangkuan sang pemilik.

"Eh lo ko bikin kaget aja,ngapa mau lihat senja juga" ucap diska gemas dengan kucing yang ia beri nama Miko.

Lumayan lama ia duduk di balkon menikmati senja hingga sekarang langit sudah bewarna hitam,ia segera masuk membersihkan dirinya.
Setelah selesai ia mengambil jaket dan kunci motornya dan berjalan menuju garasi, ia melajukan motor tersebut dengan kecepatan sedang membelah jalanan yang tak terlalu ramai. Ia menghentikan motornya di sebuah bangunan yang cukup besar,di dalamnya sudah terparkir beberapa motor yang sejenis dengan miliknya.
Ia segera turun dari motornya lalu berjalan masuk  kedalam bangunan tersebut.

" oyy dis sini duduk samping gue, nih banyak makanan dari Juna" ucap Salah satu dari mereka yang duduk di Sebuah ruangan yang cukup besar,dia adalah Dion.  Ia hanya mengangukan kepala sebagai jawaban.

" Lo kenapa, ada masalah lo" ucap Aksa teman diska  yang menyadari bahwa sahabatnya itu sedang tidak baik- baik saja.

" Ngak, gue mau kesana dulu" jawab diska yang langsung pergi ke sebuah ruangan yang di dalamnya ada beberapa alat olahraga raga. Ia berjalan menuju sebuah samsak,ia langsung memukulnya dengan sangat keras. Ia meluapkan apa yang sekarang ia rasakan, Aksa yang dari tadi berdiri menatap sahabatnya mulai mendekat untuk menghentikan.

"Udah stop, tangan lo udah berdarah" ucap Aksa sambil memegangi samsak agar tak lagi di pukul oleh diska.
Diksa tak menjawab dan langsung pergi membasuh tangannya yang berdarah dan membersihkannya.

"Lo ada masalah apa anjing,cerita Ama gue" ucap Aksa sambil duduk di depan diska.

" Pancaran mata itu" ucap diska sambil memberikan obat di lukanya

" Pancaran mata,mata siapa yang lo maksud" tanya Aksa bingung

" Pancaran mata orang yang menjadi trauma terbesar gue" ucap diska menatap sang sahabat.

Aksa yang paham dengan maksud sang sahabat hanya mengangguk, ia tak ingin membuat sang sahabat kembali mengingat kejadian yang cukup membuat trauma.
Ia pun segera mengajak sang sahabat keluar, ia tau sekarang sang sahabat sedang tidak baik-baik saja ,maka ia memilih membawa diksa ke atas untuk bisa menenangkan diri.

" Gue tinggal,tenangin pikiran lo sekarang" ucap Aksa lalu pergi meninggalkan diska yang sedang menenangkan diri.

Ia turun kebawah untuk kembali ikut bergabung dengan teman temannya yang lain,dari sekian banyak teman teman diska. Aksa lah yang paling tau semua tentang hidup diska ,mulai dari kebiasaan hingga masalah yang pernah diska alami.

Sedangkan diska sekarang sedang memegang sebotol bir dengan kadar alkohol sedang, ia menenggak minuman itu hingga tandas. Ia merasakan kerongkongannya sedikit panas, namun tak membuat ia berhenti. Ia mengambil botol kedua yang ada di depannya untuk kembali ia minum. 

Setelah menenggak beberapa botol bir ia pun merasa kepalanya mulai pusing, dan tenggorokannya panas. Akibat terlalu banyak mengonsumsi alkohol kadar sedang. Aksa yang ingin mengambil beberapa botol Vodka terkejut saat melihat beberapa botol bir kadar sedang yang sudah tandas dengan seorang pria yang masih memegang gelas di tangannya.

" Gila lo anjir, lo minum sebanyak ini" ucap Aksa sambil mengambil alih gelas bir yang masih ada di tangan sahabatnya.
Diska yang dalam keadaan mabuk itu berjalan kebawah menuju teman temannya yang lain .

Teman temannya yang melihat diska dalam keadaan mabuk itu merasa heran, Karna yang mereka tau diska tak akan minum sampai mabuk seperti ini.

"Gila dis,habis berapa botol lo" tanya Dion kepada diska yang duduk di kursi sampingnya.

"4 botol " bukan diska  yang menjawab, melainkan Aksa yang membawa beberapa botol Vodka menuruni tangga.

" Gila lo dis" ucap Juna kaget saat mengetahui bahwa pria telah menenggak 4 botol bir.

Diska tak menggubris perkataan teman temannya mengatakan bahwa dirinya gila,namun benar. Saat ini ia perlu untuk gila, agar tak lagi memikirkan masalahnya. Lebih tepatnya trauma terbesar di hidupnya.

Next...

𝑨𝒍𝒅𝒊𝒔𝒌𝒂𝒓𝒆𝒌𝒔𝒂𝒏 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang