+23

67 6 0
                                    


"Kenapa lo ngak cerita anjing" ucap Dion disamping diska yang tampak lemas, wajah yang pucat dan bibir yang pecah Karna.

" Jangan kasih tau orang lain" ucap diska dengan suara serak, tenggorokannya terasa perih saat bicara

" Iya Abian udah cerita semuanya, gue harap habis ini lo bisa jujur sama gue. Gue ngerasa gagal jadi sahabat Lo anjing" ucap Dion menatap diska Malang.

Abian yang melihat diska dan Dion hanya terdiam, ia cukup tau bahwa sejak kecil dion sudah dianggap sebagai saudara. Begitupun sebaliknya, ia memilih pergi dan memantau diska dari kejauhan.

" Unda, ngak mau " ucap El lemas, sejak kemaren malam El mendadak panas tinggi. Hal ini yang menyebabkan eysa ada dirumah El sejak malam, menemani El yang terus memanggil namanya.

" Dikit lagi ya,biar cepat sembuh" ucap eysa mencoba membujuk agar El mau  memakan makanan yang tadi sang Oma buat

" ait unda" ucap El lalu memeluk eysa

" Bunda buattin El bubur gimana?" Tanya eysa memeluk El

" Au" jawab El  dengan cepat

Eysa mengendong el menuju lantai satu,ia menuruni anak tangga lalu berjalan kearah dapur. Ia menurunkan El di kursi yang ada di dapur,lalu mengambil apround yang ada di atas meja. Ia mulai beraksi membuatkan El bubur ayam spesial, El melihat eysa memasak tersenyum.

" Ayo dimakan  El" Eysa mendekatkan sendok berisi bubur hangat di hadapan El.

" Pait unda" ucap El sambil menggeleng pelan.

" Dikit aja,kan bunda udah masak spesial buat El" ucap eysa membujuk El agar mau makan, akhirnya El pun mau memakan bubur ayam spesial yang eysa buat.

Kegiatan eysa dan  El sejak tadi tak luput dari pandangan mata Areksa yang tadi berniat untuk naik mengambil pakaian kantornya, ia merasa sedikit hangat Karna melihat sang putra yang sedang sakit terurus dengan baik.  Karna sang mama yang sedang jauh darinya,lalu Abian yang sejak kemaren berada dirumah sakit.

Sedangkan dirumah sakit diska sudah di pindahkan ke ruang rawat inap. Dokter menyarankan Diska supaya menginap terlebih dahulu, supaya kondisi tubuhnya membaik.

Sebuah cairan yang terhubung dengan kateter tertancap pada lengan kanan diska. Dokter memberikan infus untuk menggantikan asupan makanan guna menstabilkan nutrisi pada tubuh diska supaya tetap terpenuhi.
Selang oksigen masih terpasang di hidung diska, rencananya hari ini ia akan menjalani cuci darah . Hasil pemeriksaan medis diska, ginjal diska cukup menghawatirkan.

" Dia harus cuci darah hari ini" ucap Abian kepada dion, Dion yang mendengarnya merasa sakit. Bagaimana tidak, diska yang sejak kecil sudah melalui banyak badai harus merasakan sakit yang sangat parah.

Tanpa menjawab ucapan Abian, Dion pergi dari hadapan Abian. Ia pergi menuju parkiran, mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Tak menghiraukan keselamatan nya, mobil dion berhenti di sebuah taman yang dulu saat kecil menjadi tempat bermainnya dan diska.

"Ahh anjing,bangsat" teriak Dion melampiaskan Segala kemarahannya.

Ia marah kepada dirinya sendiri, kenapa ia sampai tidak tau kalau selama ini sang sahabat sakit. Padahal hampir setiap hari ia bersama diska, ia merasa gagal. Diska sudah ia anggap seperti adiknya sendiri, bahkan dulu saat kecil diska selalu memanggil mamanya dengan sebutan bunda.  Tiba-tiba handphone nya berbunyi,ia membukanya.

Diska
Online

Lo dimana?
Tolong jemput gue.

Woy lo masih sakit njir
Ngak usah sok deh

Gue mau pulang.
GK mau gw bisa sendiri

Otw

Setelah menjawab pesan dari diska ia segera pergi kerumah sakit,dari pada diska harus pulang sendiri. Sesampainya di rumah sakit ia berjalan menuju ruang rawat diska, disana ada Abian yang mencoba membujuk agar diska tetap mau dirawat.

" Woy,lo masih sakit. Udah ngak usah sok kuat" ucap Dion mencoba membujuk diska.

" Gw mau pulang, ngak enak disini" ucap diska memakai jaketnya, infusnya sudah lepas . Karna tadi ia menariknya dengan paksa.

Dion yang tau bahwa apapun yang menjadi keputusan diska tidak ada satu pun yang bisa melawan, kecuali almarhumah sang mama.

Saat perjalanan kerumah ia tak sengaja bertemu dengan eysa yang bersama seorang perempuan paru baya yang sedang berbicara,ia sempat mendengar ucapan wanita paruh baya itu. Seketika terkejut.

" Ey, mama mau kamu jadi menantu mama. Ibu dari elvaro" ucap Diana Oma dari elvaro ,

" Tapi mah.."

" Apa kamu udah ada pacar?" Tanya Diana memotong ucapan eysa

"Belum mah" jawab eysa menundukkan kepalanya.

" Bundamu sudah setuju, tinggal kamu bagaimana" ucap Diana membuat eysa bingung.

Saat eysa menatap taman ia melihat diska berdiri dan mungkin mendengar percakapan Antaranya dan mama Diana.

" Mah kasih eysa waktu buat mikir dulu" ucap eysa kepada mama diana, kemudian mama diana pergi dari hadapan eysa

Eysa berniat menghampiri diska yang terduduk di taman, pandangan seakan kosong.

"Nih" ucap eysa memberikan sebotol minuman
Kepada diskan

" Thanks",ucap diska menerima air minum itu.

Mereka terduduk bersama menikmati senja yang indah,duduk bersama dengan seseorang yang kamu sayang. Cukup lama , hingga mereka memutuskan untuk pulang.  Saat sampai dirumah eysa terkejut Karna disana terdapat areksa,ia datang bersama El.

"Unda" ucap el lari menghampiri eysa

" Haii el" ucap eysa menggendong El

Lalu ia berjalan kearah teras rumahnya,disana ada areksa yang berdiri. Eysa menurunkan tubuh El di kursi yang ada di teras rumahnya.

" Udah lama pak, maaf udah nunggu di luar" ucap eysa kepada Areksa.

" Pak?, Saya bukan atasan kamu" ucap Areksa sedikit ketus

" Maaf mas" ucap eysa  kikuk

" Ngak papa,kita kesini mau ajak kamu keluar" ucap areksa

" Hah,mau kemana pak. Eh mas" ucap eysa

Tanpa menjawab areksa langsung mengendong el dan menarik tangan eysa,eysa yang terkejut hanya mengikuti Areksa. Areksa membukakan pintu depan ,dan membawa El ke kursi belakang. Namun dihentikan oleh eysa.

" El depan aja mas,saya saya" ucap eysa memegang tangan kekar areksa ,areksa hanya mengangguk dan menurunkan El di pangkuan eysa.


Next....

𝑨𝒍𝒅𝒊𝒔𝒌𝒂𝒓𝒆𝒌𝒔𝒂𝒏 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang