Chapter 15

51.2K 4.5K 45
                                    

©Claeria

Hari Sabtu memang paling cocok untuk bermalas-malasan.

Setelah membantu Mama memasak, aku berbaring di kasur sambil membuka aplikasi untuk membaca novel online.

Aku menghabiskan sekitar lima menit untuk mencari cerita yang menarik. Ketika menghabiskan tiga bab, tiba-tiba sebuah iklan muncul di layar. Ini lah salah satu kekurangan membaca novel gratis di aplikasi, banyak iklannya!

Ketika iklan diputar, mataku  membelalak. Wajah Gianna tiba-tiba memenuhi layar ponsel. Aku hampir memekik kaget kalau tidak teringat dia adalah model dari e-commerce besar itu.

Aku jadi teringat cerita Clara kemarin. Ternyata pernah ada gosip di kantor kalau Mas Jo pernah berpacaran dengan model cantik. Mungkin karena itu dia sangat selektif dalam memilih pacar. Mana ada anak kantor yang bisa menandingi wajah cantik Gianna?

Waktu di rumah sakit saja Gianna terlihat sangat menawan. Lorong rumah sakit pun bisa menjadi seperti runway dibuatnya. Sejujurnya, dia tampak sangat serasi dengan Mas Jo, cantik dan tampan. Kalau berdiri di sebelahnya, aku pasti terlihat seperti orang-orangan sawah.

Duh, ngapain juga aku membandingkan diri dengan dia ya? Aku kan tidak ada urusan dengan Gianna maupun Mas Jo!

Masih berusaha mengusir pikiran yang tidak perlu itu, aku terkejut karena pintu kamarku mendadak dibuka lebar. Mama masuk ke kamarku. Dasternya sudah berganti dengan terusan rapi.

"Sher, kamu lihat power bank punya Mama nggak?"

Aku bangkit untuk duduk dan menaruh ponselku di ranjang, "Nggak lihat, Ma."

"Lho? Gimana sih? Kan terakhir kali kamu yang pinjam," protes Mama, kini dia menghampiri meja belajarku untuk mencari power bank.

"Masa sih? Kok aku nggak ingat?"

"Masih muda udah pikun! Mama mau pakai nih! Abis ini Mama mau pergi sama ibu-ibu lingkungan. Hayo, ingat-ingat ada di mana!" Mama masih belum menyerah, sekarang dia berpindah mencari di rak bukuku.

Aku berusaha mengingat keberadaan si power bank. Beberapa hari lalu aku memang meminjam power bank Mama karena punyaku rusak. Waktu makan siang di kantin aku masih menggunakannya. Setelah itu aku menyimpannya di tas. Lalu, malamnya... Ah! Aku ingat!

"Ma, kayaknya ketinggalan di mobil Mas Jo deh," ucapku lirih.

Terakhir kali aku menggunakannya sewaktu pergi ke rumah sakit bersama Mas Jo. Sepertinya aku tidak sengaja meninggalkannya saat itu.

Mama geleng-geleng dan berdecak dramatis. "Ya udah, nanti jangan lupa diambil lagi. Mama pinjam punya Papa dulu deh."

Setelah Mama keluar dari kamar, aku mengirimkan pesan kepada Mas Jo. Selain sangat resik, Mama juga rewel soal barang-barangnya. Lebih baik aku mengambilnya secepatnya sebelum Mama menagihnya lagi dan mengomeliku.

Sheren: Mas, sorry ganggu

Sheren: Mau tanya, power bank aku ketinggalan di mobil Mas nggak?

Mas Jo: Ada

Mas Jo: Saya mau ngomong ke kamu tapi lupa

Mas Jo: Mau diambil?

Sheren: Mau. Mas hari ini ada di rumah? Aku pesan kurir online aja ya

Mas Jo: Kamu sibuk nggak Sher?

Mas Jo: Ketemu di mall sekalian makan siang gimana? 

Mas Jo: Ada yang mau saya omongin sama kamu

The Proposal EscapeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang