13

1.5K 167 13
                                    

Aldo Pov:

Setelah hampir 10 tahun akhirnya aku bisa sedekat ini dengan laki-laki bejad yang sudah menghancurkan masa depan kakak ku, masih sangat jelas terdengar bagaimana jeritan kesakitan dari mulut kak jinan saat bajingan ini memperkosanya tanpa ampun, sementara dia begitu menikmati tubuh gadis malang yang beberapa kali memohon ampun untuk berhenti, namun bukannya iba laki-laki ini malah menampar pipi kak Jinan dengan keras, hingga suara tamparannya terdengar ketika aku bersembunyi di dalan lemari

"Jadi kamu teman sekelasnya Ashel?"

"Iya om"

"Saya baru tau, soalnya selain Chiko gak ada laki-laki lain yang di bawa dia kerumah"

"Udah deh pah gak usah ngomongin Chiko lagi, Ashel udah putus sama dia"

"Loh kenapa?"

"Dia sukanya sama Kahtrin bukan sama aku"

"Kathrin sahabat kamu?"

"Iya"

"Loh kok bisa?"

"Bisa lah pah, dua-duanya sama-sama gatel"

"Kan papah udah bilang dari awal gak usah lah pacaran dulu, fokus dulu aja sama sekolah"

"Iya pah"

Aku hanya bisa terenyum tipis mendengar perbincangan mereka, tak lama seorang perempuan keluar dari arah dapur menghampiri kita bertiga yang sedang duduk di ruang tengah dan aku bisa menebak kalo dia adalah ibu dari Ashel, aku berdiri dari duduk untuk memberi salam sekaligus memperkenalkan diri, wanita itu begitu hangat menyambutku dengan senyumannya

"Hallo tante, saya Aldo temannya Ashel"

"Saya Shani, mamah nya Ashel kamu jangan dulu pulang ya, kita makan dulu"

Ucapnya lembut

"Iya tante"

"Ayok kita ke meja makan"

Aku berjalan mengikuti mereka, ada rasa ingin membunuh ketika laki-laki itu ada di hadapanku, sekuat tenaga aku mencoba menahan emosi ku yang tengah meluap dengan mengepalkan tangan beberapa kali

"Yuk silahkan, sayang ambilin nasinya buat Aldo"

"Iya mah"

Aku melirik Ashel yang berada di sampingku, dia terus tersenyum ketika menuangkan nasi ke pirinng yang ada di hadapanku, apa yang sebenarnya anak ini pikirkan?

"Cukup gak segini?"

"Cukup"

"Aldo suka apa?"

"Apa aja sih tante, aku omnivora,. Semuanya aku makan"

"Bagus dong, tante paling suka sama orang yang gak picky soal makanan, gak kaya Ashel"

"Apaan sih mah, emang harus di paksain ya kalo aku gak suka"

"Tapi kaya hampir semuanya kamu gak suka, liat aja nih,. dia paling ngambil ayam goreng sama tahu doang, padahal kan tante masak banyak menu makanan bukan cuma itu doang"

"Ini kok jadi ribut sih 2 bidadari papah, papah gak suka ya berisik di meja makan, mending sekarang kita makan ya"

Aku segera menyantap makanan setelah tante Shani membantu mengambilkan satu persatu lauk yang ada di meja, entahlah hari ini aku benar-benar sangat lapar, di tambah di luar hujan kembali turun yang sebelumnya sempat reda, menambah rasa nikmat makanan yang di masak wanita yang ada di hadapanku

Semua menjadi hening ketika kegiatan makan, aku acungi jempol cara laki-laki itu dalam men treat keluarganya, apalagi dengan nada lembutnya saat berbica dengan anak istrinya,. Tapi mereka pasti tidak akan menyangka jika orang yang mereka panggil papah adalah seorang predator berhati iblis namun begitu rapih ketika memakai topeng bak malaikat

Sekitar 20 menit kegiatan makan pun selesai, kami sudah kembali ke ruang tengah sekedar untuk mengobrol dan bersantai, hujan masih betah membasahi bumi,sepertinya dia sengaja menahanku untuk lebih lama diam di rumah berukuran cukup besar ini,. canda tawa menghiasi keluarga kecil itu, mereka terlihat begitu bahagia namun tanpa mereka sadari aku adalah korban perceraian orang tua, dan laki-laki yang terlihat penyayang itu adalah dalang di balik semuanya, dia orang yang telah mengahancurkan keluargaku

Aku terus menatap laki-laki sialan itu, mungkin untuk saat ini kamu masih bisa tertawa,. Tapi tidak untuk waktu yang akan datang, sebentar lagi kamu akan merasakan penderitaan yang aku alami selama 10 tahun, aku akan membalasakan dendam kak Jinan.,demi tuhan aku akan membuat hidup kamu hancur, beserta keluarga kamu Fajar!

Hujan pun akhirnya berhenti, aku segera bergegas untuk pamit pulang,. Tante Shani masih berusaha menahanku begitu juga dengan Ashel.

"Apa gak nanti aja, masih gerimis lho"

"Gak apa-apa tante, malahan aku takut nanti hujan lagi,. Kasian nenek di rumah sendiri"

"Oh kamu tinggal sama nenek kamu?"

"Iya tante"

"Orang tua kamu?"

"Mereka udah gak sama-sama"

Aku melihat perubahan wajah dari ketiganya, sepertinya mereka bertiga terkejut, padahal pelaku yang membuat keluargaku seperti itu, ada di samping kalian berdua

"Maaf ya Aldo, tante udah nanya kaya gitu"

"Gak apa-apa tante, saya pamit ya"

"Iya, hati-hati ya Aldo, nanti main-main lagi kesini ya"

"Iya om"

Tanpa kamu suruh pun aku akan bermain-main dengan rencana yang sudah aku persiapkan untuk keluarga kamu, tunggu saja waktuny

"Ashel antar Aldo ke depan sayang"

"Iya pah"

Setelah berpamitan kembali, aku dan Ashel mekangkah menuju keluar,. Sesampainya di luar, aku segera menarik nafas merasakan aroma setelah hujan, salah satu yang aku sukai di dunia ini.

Aku segera mengeluarkan motor dari garasi, dan bersiap untuk pulang,. Namun tiba-tiba sepasang tangan meraih tanganku, Ashel menatapku dengan memperlihatkan senyum manisnya

"Hati-hati ya"

"Iya"

Dan tiba-tiba dia mencium pipi kananku dan berlari begitu saja meninggalkan aku yang masih berada di halaman rumahnya

Aku tersenyum,karena sepertinya Ashel sudah masuk dalam perangkapku, dan dengan begitu., akan memuluskan jalanku untuk meghancurkan keluarganya, termasuk ayah kamu Ashel.

Aldo Pov end

Jingga 16:24Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang