"Aldo diem di sini ya sayang, pokoknya kalo orang itu belum pergi Aldo jangan keluar ya"
"Iya kak"
Setelah menutup lemari baju, gadis itu berjalan membuka pintu kamar yang sudah di gedor oleh seseorang sejak tadi
"Mana Danu?!!"
"Bapak kerja keluar kota om"
Jawab gadis itu dengan raut wajah ketakutan
"Apa?!keluar kota?,. Asal lu tau ya, bokap lu masih punya hutang sama gue"
"Tapi bapak udah bilang, dia bakal nyicil hutangnya setiap dia gajian"
"Sampe kapan?, gue kan udah bilang gue gak mau di cicil, hutang bapak lu itu gak kecil,. Ibu lu mana?"
"Ibu lagi ke pasar jualan kue"
"Jadi lu sendiri di rumah?"
"I.. Iya om"
Tiba-tiba orang itu terdiam, memperhatikan tubuh gadis yang ada di hadapannya
"Lu mau gak lunasin hutang bapak lu?"
Yang tadinya menunduk, kini gadis itu mulai menatap laki-laki yang ada di hadapnnya
"Tapi aku gak punya uang om"
"Gampang kok"
"Gimana?"
"Pake tubuh lu"
"Maksud om Fajar?"
"Masa gadis SMA kaya lu gak ngerti sih,. Heh tutup pintunya!"
"Baik bos"
Jawab seseorang yang berada di luar rumah, sekaligus anak buah dari Fajar
"Om mau ngapain, jangan macem-macem, kalo enggak,. Aku bakal teriak"
"Teriak aja, paling besok ibu lu mati"
Ucapnya sambil tersenyum sinis
Tiba-tiba gadis itu bersujud dan menangis di kaki Fajar memohon agar dia tidak melakukannya, namun bukannya iba Fajar malah menendangnya dan dengan cepat dia melepaskan baju yang di kenakan gadis itu
"Om aku mohon jangan"
"Diem gak lu, kalo lu berontak gue bakal bunuh lu sekarang juga, apa susahnya si lu nurut, ini juga demi bokap lu, gue bakal aggap hutangnya lunas, asal lu mau menuhin keinginan gue!"
Ucapnya pelan
Dengan terpaksa dan rasa takut, akhirnya gadis itu merelakan kehormatannya demi bisa melunasi hutang ayah nya, di dalam lemari Aldo kecil menyaksikan adegan dewasa yang terlihat dari celah pintu lemari yang sedikit terbuka, desahan dari Fajar dan tangisan yang keluar dari mulut kakaknya membuat dia meneteskan air mata, dia mencoba menutup telinganya agar suara-suara kesakitan kakaknya tidak menembus gendang telinganya, rasa takut dan marah kini bercampur menjadi satu, ingin rasanya dia menghajar laki-laki bejad yang kini sedang menyetubuhi kakaknya namun apa yang bisa di lakukan bocah 6 tahun, selain hanya bisa menangis di tengah ketakutannya, dan berdoa semoga laki-laki itu cepat pergi dari rumahnya
"Kak Jinan.. Kak"
"Aldo.. Do.. Bangun"
"Kak Jinan"
"Aldo.. Hey,.. Bangun!"
"Kak Jinan.."
Seketika Aldo membukakan matanya, ternyata mimpi itu hadir lagi,. Mimpi buruk yang sering di alaminya,. Aldo semakin di buat terkejut, ternyata dia masih berada di mobil Kathrin, dan sang pemilik mobil berada di sampingnya yang kini terlihat panik
KAMU SEDANG MEMBACA
Jingga 16:24
Teen FictionSecangkir kopi dan sebatang rokok, menemani sore di bawah langit metropolitan, tepatnya di atas balkon gedung yang belum selesai pengerjaannya namun sudah terbengkalai selama 2 tahun,bahkan masih banyak besi panjang yang berserakan di sini. Tempat i...