***
"ALUNA!!"
Melvin teriak ketika ia melihat wanita yang tergeletak dengan darah di sekujur wajahnya.
Mendengar teriakkan Melvin mereka langsung menengok tanpa terkecuali dengan Arsen yang memasuki kamar mandi dan menggendong Aluna.
"K-kak" Aluna yang setengah sadar melihat pria yang menggendong nya membawanya entah kemana lalu Aluna tidak sadarkan diri.
BRAK!
Arsen menendang pintu UKS tidak sabar lalu membawa tubuh Aluna di baringkan di branka dokter pun segera memeriksakan Aluna.
"Cepat cari orang itu gue mau hari ini juga"
"Baik tuan"
Tutt..
"Aluna hanya terluka seperti setelah mengalami kekerasan, kemungkinan besar Aluna menjadi korban bully-an" jelas dokter.
Arsen yang menyerobot masuk ketika perawat sedang mengobati Aluna, perawat itu pun setelah selesai keluar.
"Kalo lo kayak gini gue gak akan ngizinin lo sekolah" ujar Arsen duduk di samping branka Aluna.
"J-jangan" ucap Aluna terbata-bata lalu menolehkan kepalanya menghadap.
Aluna meringis memegang kepalanya karena merasa pusing saat ini duduk.
"Ck lo lagi sakit jangan banyak gerak" perintah Arsen untuk Aluna berbaring kembali.
"Kak aku gapapa udah biasa" ucap Aluna enteng membuat Arsen geram.
"Kanada lo gak mikirin kesehatan lo?!" geram Arsen.
Melvin yang berada di dekat mereka seketika melongo saat perilaku perhatian Arsen terhadap Aluna.
"Wow amazing, itu bos kita?" Tanya Melvin kepada mereka yang berada dibelakang Melvin yang sama-sama terkejut.
"Kayaknya bukan deh" jawab Farel yang masih memerhatikan mereka.
'sebenarnya mereka ada hubungan apa?'-batin raga yang bertanya-tanya melihat perilaku Arsen terhadap seorang gadis.
"Kita kayaknya balik aja gak sih?" Ujar Shaka mereka pun pergi dari UKS untuk kembali ke tujuannya semula Rooftop.
"Haha buat apa?" Lirih Aluna bisa di dengar oleh Arsen.
"Terserah lo deh, gue mau beli seragam lo dikoprasi" ucap Arsen lalu beranjak dari tempat duduknya untuk ke koprasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALUNA
Teen Fiction[on Going] Seorang gadis yang di perlakukan tidak pantas oleh kedua orangtuanya. Walaupun dia di perlakukan seperti itu dia menerima semua perilaku orangtuanya,gadis itu duduk di sekolah menengah atas. Kenyataan pahit harus dia terima, Ayah nya send...