28. Gausa ngelunjak

783 87 3
                                    

Hay Hay

•••

"Khao orang tua lu kemana ?" First bertanya sembari melihat seisi rumah Khao yang sepertinya sangat sepi.

Khao mengangkat kedua bahunya, "Gue peduli?"

First menatap Khao sejenak. Kemudian ia menganggukkan kepalanya, "Sorry."

Hari ini hari khusus bagi Khao mendapatkan pengetahuan dari First. Maksudnya adalah, hari ini First akan membantu Khao menyelesaikan tugas tugas yang belum Khao kerjakan. Merelakan waktu nya untuk Khao mungkin bukan masalah.

"Dengerin setiap materi yang gue jelasin, fokus biar paham," titah First.

Khao hanya mengangguk.

First mengeluarkan alat tulisnya dari tas. Dia mulai membuka buku berisikan soal yang harus Khao kerjakan.

Khao membulatkan matanya, "Buset, banyak bener."

"Lo sadar, Lo gak ngerjain tugas berapa banyak?" Tanya First penuh penekanan.

"Perasaan cuman satu."

"Satu matamu!"

Khao terkekeh. Sangat lucu jika Khao sedang tertawa, itu salah satu alasan First menyukainya.

"Oke, mulai nih ya," Kata First sembari menuliskan soal pertama.

Khao mengangguk.

"Kalo mau ngerjain yang ini, lo harus tau rumusnya dulu, kalo tau rumusnya semua soal apapun bisa lo kerjain," First mulai menerangkan materi pada Khao.

Khao menatap First dengan serius. Bukannya mendengarkan penjelasan First, dia malah sibuk memperhatikan wajah orang yang sedang di depannya ini. Sampai mungkin dia tak sadar sekarang senyumnya mengembang.

"Nah kalo yang in-" First menghentikan perkataannya ketika melihat Khao yang terus menatapnya. "Khao lo dengerin gue gak sih!?"

"Hah," Khao tersadar, mata yang sedari tadi menatap wajah First dia alihkan pada buku yang berisikan soal soal. "Denger denger."

"Jelasin ulang yang ini bisa?"

Khao mengangguk, "Susah banget buat di jelasin, intinya gue gak nyangka musuh gue bisa jadi pacar gue sekarang dan bisa sedeket ini."

"Yang waktu di kemah yang di bawah pohon itu, mau lagi gak? Kan udah pacaran," lanjut Khao.

First memukul kepala Khao, "Gak usah ngelunjak! Dan otaknya gak usah kemana mana! Fokus aja kerjain soal." First bukan kesal, dia malu ketika harus mengingat kejadian itu.

"Gak bisa, muka lo ngalihin fokus gue gimana dong?" Khao lagi-lagi menggodanya.

"Khao!"

"Apa kana."

Blush

Pipi First memerah dengan cepat. Godaan Khao selalu berhasil membuat First salah tingkah. Tiga jempol untuk Khao.

"Bisa lanjutin ngerjain ini?" Tanya First dengan nada mengecil.

Khao mengangguk, "Bisa."

Entahlah Khao memperhatikan Materi yang di terangkan atau justru memperhatikan orang yang menyampaikan materi. Yang jelas First sudah mengajarkan Khao sesuai kemampuannya, Khao mengerti atau tidak urusannya sendiri nanti.

First memasukan kembali alat tulisnya kedalam tas. Ini sudah terlalu sore, ia harus segera pulang ke rumah atau nanti ibunya akan khawatir.

"Pulang?" Tanya Khao saat melihat First membereskan alat tulisnya.

INTERACTION | KHAOFIRSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang