34. Oh itu alasannya

722 72 4
                                    

Hay Hay

•••

"Khao lo tinggal di rumah gue dulu sebelum ayah lo sadar," ajak First.

Khao mengangguk, "emang iya, terus gue harus kemana, nyewa apart? Bayarin tapi," jawab Khao dengan menyebalkannya.

Tanpa ragu ragu First melayangkan satu pukulan pada lengan kanan Khao, "sebentar lagi ujian, lo jangan banyak pikiran."

Khao meringis kesakitan, "mukulnya gak pake perasaan banget," dia mengelus pelan lengan yang terkena pukulan First tadi.

"Gue trauma kasih perasaan gue ke lo, soalnya gak lo terima, jadi buat apa gue pake perasaan?" Kata First seolah mengejek Khao yang dulu membenci dirinya.

"Tapi tetep aja sayang kan sama gue?"

Dengan cepat First menggeleng, "udah ah geli gue dengernya kalo lo ngomong sayang sayang kayak gitu."

Jujur saja Khao juga sebenarnya geli menggoda First terus menerus, tapi ini dia lakukan untuk menebus semua kesalahannya.

"Ngapain senyum senyum sendiri?" Tanya First ketika Khao menatapnya sembari tersenyum.

"Gatau pengen aja, gak boleh?"

First menggelengkan kepalanya. "Gak! Kalo lo senyum serem, soalnya kan gue udah biasa liat muka lo yang so sangar itu."

Khao malah tertawa mendengarnya, "biasa liat muka gue yang sok, apa biasa liat muka gue yang ganteng ?"

First menatap tajam wajah Khao. Harus diakui jika Khao memang tampan, tapi tidak dengan tingkat percaya dirinya yang sangat tinggi itu, terkadang orang tampan pun akan terlihat sangat menyebalkan ketika seperti itu.

"Udah ah Khao," rengek First, sudah cukup Khao menggodanya hari ini.

"Lebih baik sekarang anterin dulu Prom ke rumah, atau gue pesenin grab? Biar kita bisa cepet cepet pulang," lanjut First.

"Mau berdua-duaan ya sama gue? Kangen ya?"

Sial, First salah bicara.

First hanya mampu menghela napasnya, dia sudah sangat lelah mendengar ocehan Khao. "Udah malem! Ibu di rumah sendirian, gue gamau ibu kenapa-napa!"

"Pesenin Prom grab aja, males gue kalo balik ke rumah."

First mengangguk, dia benar benar melupakan kejadian yang menimpa Khao semalam.

•••

Pintu rumah kediaman First terbuka. Ini sudah larut malam, dan sepertinya orang orang yang ada di sana sudah tertidur, tapi anehnya pintu utama rumah itu tidak di kunci.

"Bu...," Panggil First ketika melihat kondisi rumahnya. Khao berada di belakang First sembari menutup pintu rumah yang terbuka tadi.

"Ibu lupa kali ya nutup lampu sama kunci pintu kali ya," pikir First.

"Eh anak anak ibu udah pulang, dari mana aja ?" Tanya Sun tiba tiba yang membuat First terkejut.

First menoleh kearahnya, tumben sekali sudah malam ibunya masih di luar. "Ibu kok belum tidur?"

"Nunggu kalian lah, pasti pada belum makan? Ibu pengen makan bareng kalian, takutnya nanti gak bisa," Sun memberi senyumannya pada mereka.

"Lho, ibu belum makan? Yaudah ayo makan, ibu kan kurang sehat kok bisa telat makan sih," First yang mengkhawatirkan ibunya itu langsung merangkulnya dan membawanya ke meja makan.

"Mandi dulu kalian gih terus ganti baju biar ganteng, Khao mandinya di kamar mandi utama, oke?" titah Sun.

Tanpa berpikir panjang First mengangguk dan segera pergi membersihkan dirinya. Jika menyangkut ibunya dia akan selalu melakukan apapun untuk ibunya meskipun itu beresiko besar untuknya.

INTERACTION | KHAOFIRSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang