3. Tumben

1.4K 160 13
                                    

•••
Ruangan Khao saat ini penuh dengan asap rokok. Kaleng dan botol minuman beralkohol berserakan di kamarnya, puntung rokok juga terlihat berantakan di meja belajarnya.

Prom yang masih mengenakan seragam masuk kedalam kamar Khao. Sudah tidak aneh bagi Prom jika kamar kakaknya berantakan seperti ini.

"Bang Khao," Prom memanggilnya.

Khao menoleh dan mematikan rokok yang sedang dia hisap. Prom memiliki asma, Khao takut jika asma sang adik tiba tiba kambuh.

"Keluar dari kamar gue, Prom" Titah Khao, bukan tanpa sebab tapi kamar Khao yang penuh dengan asap rokok.

Prom mengangguk, "Bang Khao udah makan?" Tanyanya sebelum pergi.

"Lo makan dulu gih, makan aja apa yang ada." Wajah Khao sangat lesu, jika Prom orang lain mungkin Khao tidak perlu menjawab pertanyaannya.

"Oh iya bang, tadi bang First kesini?" Tanya Prom lagi.

"Lo tau gue gak suka sama dia kan? Kenapa lo ngirim dia kesini sih?!" Nada bicara Khao sedikit meninggi membentak Prom, jujur saja dia memang sedang kesal tentang kunjungan First tadi.

"Maafin Prom, bang." Prom menyesal, seharusnya dia tak usah melibatkan First dalam masalah kakaknya seperti ini.

"Ganti baju sana, terus makan," Titah Khao dan Prom hanya bisa menurut.

•••
Prom sudah selesai membersihkan tubuhnya, kini ia duduk sendirian di meja makan. Huh, rasanya seperti sepi di dalam dunia yang ramai ini.

Khao keluar dari kamarnya. Dia terlihat sedikit segar dari yang tadi, bajunya sudah rapi dan parfumnya pun menyebar ke seluruh penjuru ruangan.

Prom yang melihatnya seperti itu sedikit penasaran, "kemana bang?" Tanyanya.

Khao menoleh datar, "Jenguk ayah, ikut?"

Prom dengan antusias mengangguk, "Tunggu sebentar lagi."

Khao melipat lengan kemejanya sembari berjalan menghampiri Prom, ia duduk di samping Prom. "Lain kali gausah nyuruh nyuruh cowo itu," titah Khao.

Prom menghentikan kunyahan-nya, "tapi kalo kata Prom, bang First gak suka nyusahin abang, dia baik walaupun abang rada rada jutek ke dia."

"Lagian nih ya bang, yang nitipin abang ke bang First kan ayah," lanjut Prom.

Khao menghela napasnya panjang, dia tahu memang ayahnya yang menyuruh First melakukan itu semua. Tapi Khao tidak menyukainya. "kayak gak ada orang lain aja."

Prom segera bangkit ketika selesai dengan makanannya, "Prom nyimpen piring dulu ke dapur."

"Cepetan."

•••

Kerumah Khao tidak membutuhkan waktu lama, First kini telah menyusul ke rumah win untuk mengerjakan tugas kelompok, katanya.

"Gua mau pesen makanan di go-food, mau pada pesen gak?" Tawar Win yang kini sibuk mencari menu makanan yang akan dia pesan.

"Martabak, tapi First yang bayar," sahut Aj menoleh kearah First.

First menggelengkan kepalanya, dia baru datang tapi dia sudah di palak. "Kok gue yang kena, lu kan kaya bayar sendiri lah."

"Tapi kan yang kaya bukan gue, nyokap bokap gue," Aj mengelak.

"Gue yang kaya beneran, gue yang bayar udah diem lupada!" Sahut Win sedikit menyombongkan dirinya. Memang benar dia kaya, tapi dia tidak bermaksud untuk menyombongkan dirinya.

Aj, First, dan Nanon menoleh secara bersamaan.

"Apa?!" Bentak Win melihat teman temannya yang kini memfokuskan pandangan padanya.

INTERACTION | KHAOFIRSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang