•••
Karena ini malam terakhir, para alumni menugaskan semua partisipan mencari kayu untuk api unggun nanti malam.
"Bagi bagi tugas ya," titah Kak Lee.
"Kenapa gak semuanya kak? Biar seru gitu," seru Pawat.
"Biar cepet, Wat, kakak bagi ya. Kalo kakak liat sih kayanya Bright sama First, Khao sama Nanon, nah wat kamu sama Win. Nanti malem kalian cari ranting atau kayu, pokoknya yang bisa dibakar, " titah Kak Lee.
"Tapi kak," protes Pawat pasalnya dia berharap jika dia bersama Nanon.
"Kenapa lagi wat? Masih ada waktu ada kalian siap siap dulu aja ya, kakak ada urusan dulu sama yang lain," Kak Lee meninggalkan mereka.
Saat langkah Lee cukup jauh, Bright menyusulnya. Bisa gagal total rencana Bright dan Win untuk menyatukan Khao dan First.
"Kak Lee...," Panggil Bright.
Lee menghentikan langkahnya. Ia menoleh ke arah sumber suara. "Kenapa?" Tanyanya.
"Kak, boleh gak kalo misalnya pasangan tugas nanti di ubah? Soalnya ada problem di antara kita kak, soal apa masalahnya ini pribadi kak hehe," Bright malu mengatakannya, tapi dia harus melakukannya.
"Urus aja sama kamu."
Senyum Bright mengembang, "Terimakasih banyak kak."
Lee hanya mengangguk kemudian meninggalkan Bright. Lee memiliki urusan yang bisa di bilang terburu buru, itu sebabnya ia tak ambil pusing dengan permintaan Bright.
•••
"Darimana, Bai?" Tanya Win.
"Ketemu kak Lee," jawab Bright kemudian duduk di sebelah Win.
Khao memiringkan kepalanya, "Ngapain?"
"Gue pengennya sama Win, jadi gue minta di ubah aja," kata Bright dengan santai.
Saat mendengar kata Win yang keluar dari mulut Bright, Nanon langsung menoleh ke arah Bright. Sebenarnya ia sudah mengetahui tentang hubungan Win dan Bright. Pawat dan Nanon tak sengaja melihat Bright dan Win berbuat hal diluar batas seorang teman.
Beberapa waktu yang lalu.
Pawat niatnya ingin mencari Bright, ada hal penting yang ingin ia bicarakan. Keberuntungan berpihak padanya, bukannya Bright yang di temuinya malah pujaan hatinya. Nanon terlihat duduk termenung sendirian dengan tatapan kosong.
"Bright nya gaperlu dipikirin mulu kali, mending pikirin gue aja," Kata Pawat yang membuat lamunan Nanon buyar seketika.
Nanon mengendus kesal, "Ganggu aja!"
Pawat tertawa, "Kalian tuh geng tukang ngelamun ya ? Soalnya gak lo, gak First doyannya ngelamun mulu."
"Daripada lu, semua geng lu isinya orang orang sok kecakepan semua," tegas Nanon, pasalnya Pawat ini sangat menyebalkan.
"Emang cakep," jawab Pawat dengan kepercayaan dirinya.
"Jalan jalan yu daripada ngelamun sendirian disini, gak lucu kalo lo kesambet penunggu disini," niat Pawat baik, dia hanya ingin mengajak Nanon berjalan-jalan.
Nanon menatap Pawat dengan tatapan yang cukup menyeramkan, "Pengen sih tapi males jalan, apalagi bareng lu."
Pawat menghela napasnya, "mau gue gendong?" Tawarnya.
Nanon membulatkan matanya. "Gak Sudi di gendong sama lo."
"Yaudah ayo gausah banyak bacot, tar gue cium kalo lo banyak ngomong," Pawat menarik tangan Nanon yang masih setia dengan duduknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
INTERACTION | KHAOFIRST
Fanfiction"Jadi gimana perasaan lo?" "..." WARNING: •BXB• •Mengandung unsur kekerasan, umpatan, dll•