13. Yang sibuk sibuk aja

949 117 12
                                    

•••

Win bergegas menghampiri Nanon setelah mendengar kabar bahwa temannya berada di UKS."Nanon lo baik baik aja kan? Tadi gue denger dari anak kelas, kepala lo kena bola basket?"

Tidak hanya Win, First juga datang untuk memastikan jika Nanon baik-baik saja."Siapa yang ngelemparnya?"

Khao menunjuk dirinya sendiri, "Gue."

Sontak Win dan First menoleh ke arah Khao. Win tadinya ingin marah ke si pelempar bola itu, tapi jika itu Khao rasanya sulit sekali untuk marah.

Tapi First, walaupun dia menyukai Khao, amarahnya tidak bisa di sembunyikan. First melangkahkan kakinya mendekati Khao. "Punya mata?"

Khao mengangguk, dia menunjuk kedua matanya, "masi lengkap."

"Terus kenapa tu bola bisa sampe ke kepala Nanon?" Sepertinya First marah bukan karena bola itu mengenai kepala Nanon, tapi dia cemburu pada Win dan melampiaskannya pada Khao. 

"Gua gak sengaja. Lagian Nanon juga udah maafin gua," Khao membela dirinya sendiri, setiap orang mempunya kesalahan.

"First," panggil Win.

"Jangan songong deh jadi orang! Inget sekolah ini bukan punya nyokap atau bokap lo!" Nada bicara First meninggi, membuat Bright dan Win heran melihatnya. Nanon saja yang menjadi korban biasa saja.

Khao menarik kerah seragam First, "Kok lo nyolot sih?! Nanon aja gapapa, kok lo yang marah marah!"

Bright melerai keduanya, "Woy ini UKS gausah ribut disini!"

Tapi Khao dan First tak mendengar apa yang Bright katakan. "Lo marah sama gua marah aja! Gausah bawa bawa temen lo kaya gini!" Kata Khao semakin menaikan kerah seragam First.

Bright melihat amarah Khao memuncak, dia segera menarik tubuhnya agar Khao tak melakukan hal yang tidak tidak. Begitupula Win, dia menarik lengan First agar mereka berdua berhenti bertengkar.

"Udah dong, kalian gausah bawa masalah pribadi kalian disini! Malu kalo diliat siswa lain!" Bright juga meninggikan suaranya menyuruh mereka untuk berhenti.

"Gua gak punya masalah sama siapapun! Lo tanya bocah ini, masalahnya sama gue apa!"Khao menunjuk First, kemudian dia pergi begitu saja.

•••

"Oke anak anak, Minggu depan kita akan mengadakan hari olahraga. Bapak minta kepada kalian yang tidak mengikuti perlombaan membuat sebuah stan makanan untuk di jual," ujar Pak Rio selaku guru mata pelajaran prakarya.

Pawat mengangkat tangannya, "Bisa beli, pak?" Tanyanya.

Pak Rio menggeleng, "Tidak boleh membeli, makanan harus buatan sendiri, dengan kualitas yang bagus dan pasti bisa di makan."

Pawat menurunkan tangannya,"Yah ribet banget sih pak."

"Kegiatan ini bisa menambah nilai kalian di rapot. Dan satu lagi, karena lapangan yang tidak terlalu luas, bapak minta kalian membentuk kelompok yang terdiri dari 8 orang minimal, dan maksimal 10 orang," kata Pak Rio.

Kini Win yang mengangkat tangannya, "Cowok cewek, apa bebas pak?"

"Bebas, senyaman kalian saja.  Jika sudah menentukan kelompok, kalian bisa catat dan berikan pada saya," kata Pak Rio.

Win mengangguk mengerti, "Baik Pak."

"Yang lain paham?" 

"Paham," jawab mereka serentak.

"Baiklah, tolong jangan ribut di kelas, bapak ada urusan sebentar." Pak Rio kemudian keluar dari kelas.

Bright, Pawat, Khao, dan Jj, duduk melingkar di bangku Bright dan Khao. Mungkin mereka akan membentuk sebuah tim sukses untuk nanti.

INTERACTION | KHAOFIRSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang