Assalamualaikum readers kesayangan author❤️ Author balik lagi nih hehe.. Maaf ya baru sempat up lagi nih udah lama banget gak up dikarenakan sibuk banget dan author lagi mood swing jadi mager buat lanjutin CDSUUM😌
.
Happy Reading❤️
.
.
.Pagi hari, ketika Ica berada di toko milik Mbak Fira, Zhafran mengirimi kabar ke Ica. Kebetulan Ica kerja masuk siang, jadi paginya nyantai dikit.
"Aa lagi di Blitar neng"
"Ha? seriusan?"
"Iya neng, aa lagi di caffe tempat kerjanya Dinda, kita lagi survei caffe nya"
"Hmm.. pasti aa udah ketemu Dinda ya?"
"Udah neng, disini juga lagi ada Rio. Mereka berdua nempel banget😂"
"Hmm.. aa gak kesini😄"
"Nanti takut dimarah Mbak Fira neng, atau neng mau kesini? Tapi aa cuma sebentar disini neng, bentar lagi mau balik ke Malang"
"Oh gitu yaudah"
Zhafran terus bergurau, namun Ica sudah sangat merasa kesal dengan Zhafran. Ia datang ke Kota Ica, namun mengapa sebentar saja ia tak mau menemui Ica? Apa Zhafran lupa dengan perjuangannya dulu untuk bisa menginjakkan kaki ke Kota Ica? Lantas mengapa saat ini Zhafran telah menginjakkan kaki di Kota Ica, namun tak mampu menemui Ica walau sebentar?
Ica juga sangat merasa sedih sekaligus iri dengan Dinda. "Harusnya aku yang pertama melihat Zhafran, bukan kamu Din" ucap Ica. Ica merasa cemburu karena Dinda lebih dulu bisa bertemu dengan Zhafran, daripada dirinya, calon istri Zhafran. Sungguh tidak adil.
"Ternyata Zhafran orangnya sopan Ca"
Kata-kata itu yang selalu menghantui Ica. Yaa, perkataan yang keluar dari mulut Dinda.
.
.
.Hari menunjukkan siang, sekitar jam 11 siang Zhafran pamit balik ke Malang.
"Aa mau balik ke Malang neng"
"Udah? Gitu aja? Gaada niatan nemuin gitu walau cuma sebentar??" Ica berharap bisa bertemu dengan Zhafran walaupun hanya sekilas, namun nihil.
"Iya neng, nanti keburu siang. Aa juga mau nyetir gantian sama temen aa, tadi berangkat dia udah nyetir"
"Oh yaudah hati-hati"
Namun Ica tak mendapat lagi balasan dari Zhafran. Ya, mungkin Zhafran telah melakukan perjalanan.
.
.
.Disisi lain, Ica sempat menanyakan Zhafran ke Dinda.
"Zhafran dah balik beneran, Din?"
"Udah Ca, baru aja berangkat"
"Oh yaudah Din"
Kali ini sudah tak ada harapan Ica untuk bertemu dengan Zhafran.
"Mau gimana lagi?" pasrah Ica.
.
.
.Hari demi hari dilalui, entah apa yang membuat Zhafran semakin berubah. Zhafran yang sekarang susah sekali untuk mengabari Ica walau hanya sebentar saja. Ia selalu sibuk dengan pekerjaannya. Ica rasa bekerja juga tak memakan waktu 24jam. Memberi kabar ke Ica juga tak sampai 1 jam.
"Sibuk banget ya sekarang"
"Maaf neng baru sempet ngabarin, aa lagi sibuk banget, ini aja belum selesai masih begadang depan laptop"
"Emang harus banget sekarang? Besok kan juga bisa diselesaikannya. Jangan hanya pekerjaanmu, kesehatan ga kamu jaga"
"Ya mau gimana lagi neng, namanya juga kerja, aa juga cuma ngikut bos"
Hari-hari cuma ada pertikaian antara Zhafran dan Ica hanya karena masalah sepele. Bukan karena Ica tak mendapat kabar dari Zhafran, namun karena Zhafran yang seringkali tak mendengar pesan Ica untuk selalu menjaga kesehatannya.
.
.
.Pada suatu hari, ketika Ica kerja masuk pagi, pada saat menjelang siang, Ica sempat menanyakan sesuatu kepada Zhafran ketika Zhafran sudah jarang dan sulit sekali untuk dihubungi.
"Kamu masih serius sama aku gak sih?
"Bilang aja jangan digantung"
"Gatau" jawab singkat Zhafran.
What?? Bisa-bisanya seorang Zhafran memberi jawaban seperti itu? Zhafran yang Ica kenal orangnya sangat yakin, tegas, tulus, mengapa sekarang jadi seperti ini??
"Jangan ngegantung"
"Kalau masih serius aku butuh bukti kalo ga serius tinggalin aku"
"Kenapa dibaca aja?"
Namun Ica tak mendapat balasan dari Zhafran. Zhafran hanya membaca chat Ica saja.
Siang harinya barulah Zhafran membalas DM Ica. Sebelumnya mereka sempat bertengkar kecil. Dan Zhafran memberi jawaban atas pertanyaan Ica yang sebelumnya Zhafran abaikan.
"Aa baru bisa kasih jawaban kalau emang masih kok tapi tergantung neng😊"
"Aku nunggu dari kamunya kalo serius kasih aku bukti kalau gak serius tinggalin aku cuma itu aja gamau digantung aku maunya yang jelas" tegas Ica.
"Yang penting neng masih ingat apa yang aa pernah sampaikan gak akan menikah sampai kapanpun semoga neng ingat kata kata ini"
"Masih aku pegang"
"Syukron kalau neng masih inget"
Dari situ pun Zhafran member pesan untuk Ica supaya Ica menjaga kesehatan, jaga diri baik-baik, dll. Setelah kejadian ini Zhafran sudah tidak online lagi. Ica berfikir bahwa Zhafran meninggalkan Ica begitu saja. Ica juga tak lupa mengirim sebuah pesan untuk Zhafran untuk mejaga dirinya baik-baik, jaga kesehatan, Ica pamit undur diri untuk memperbaiki diri. Ica merasa belum pantas mendapatkan laki-laki sebaik Zhafran, ehm Ustadz Zhafran.
.
.
."Jangan terlalu berharap kepada manusia, karena manusia tempatnya kekecewaannya. Berharap lah kepada Allah, karena Allah sebaik-baiknya tempat berharap."
.
.
.
Kira-kira apa ya yang terjadi selanjutnya? Apakah Ica dan Zhafran benar-benar menjauh satu sama lain untuk saling menjaga diri?
.
.
.
Next?
.
.
.
Jangan lupa tinggalkan jejak para readers kesayangan author❤️🔥
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Sujud Untuk Ustadz Muda
Non-FictionDemi menjaga, aku hanya berani memintamu kepada Sang Pencipta mu lewat sujudku. Aku hanyalah wanita fakir ilmu yang mengagumimu, wahai ustadz muda. Aku tau ini sangat lancang, tapi aku sangat nyaman ketika bersamamu. Izinkan aku untuk selalu mendoak...