Ayah Ica meninggal (bagian 1)

65 4 5
                                    

Sudah menjadi rutinitas Ica dan Mba Salsa setiap hari untuk mengurus ayahnya yang sedang sakit stroke. Mereka berdua selalu mengurus ayah seperti memandikan, menggantikan pakaian, dan menyuapi makanan, dikarenakan ayah Ica stroke tidak bisa apa-apa sama sekali. Sedangkan Mba Fira, ia sibuk dengan tokonya, sehingga ia hanya membantu biaya keperluan ayah kami.

.
.
.

Suatu ketika, rutinitas pagi Ica ketika tidak sekolah atau libur, Ica menyuapi ayahnya.

"Aa bentar ya, neng mau time ayah dulu" kata inilah yang sering diucapkan Ica setiap pagi, sore, dan malam kepada Aa Zhafran.

"Iya siap neng geulis"

.
.
.

Masih seperti biasanya, pada malam hari, Ica menyuapi ayahnya kembali untuk time makan malam. Selesai, ayah akan selalu dibaringkan ke tempat tidurnya. Namun malam ini berbeda dengan malam sebelumnya.

"Mba Sal, ayah kenapa gitu nafasnya? Kok kaya sesak nafas Mba?" tanya Ica ngadu ke Mba Salsa.

Segeranya Mba Salsa yang sedang dikamar segera keluar dan menengok ayah.

Kita semua dibuat bingung malam itu. Mba Salsa yang merasa tidak mendapat jawaban, segeranya ia memanggil Mba Fira yang sedang di toko. Dan segeralah Mba Fira ke rumah belakang untuk menengok ayah dan meninggalkan tokonya.

Dengan terengah-engah berlarian kecil, Mba Fira bertanya ke Ica.

"Ayah kenapa Ca?"

"Gak tau Mba, kaya sesak nafas gitu dari tadi"

Tiba-tiba Mba Salsa menyaut.

"Ca.. Ca.. bacain surah Yasin Ca buat ayah"

"Bacain dulu Mba pakai A-Qur'an Ica, Ica mau ke kamar mandi bentar, nanti Ica lanjutin tapi pakai HP, Ica lagi haid" jawab Ica yang sedang menahan ingin BAK.

Selesainya dari kamar mandi, Ica ke kamar dan segera mengambil HP untuk membuka Al-Qur'an digital di HPnya. Dulu Ica masih belum tau hukum membaca Al-Qur'an digital saat haid itu tidak diperbolehkan.

Sewaktu Mba Salsa dan Ica sibuk membacakan surah Yasin untuk ayah, Mba Fira malah sibuk membersihkan sekitaran kamar ayah untuk berjaga-jaga jika ada tamu (yang paham-paham ajalah ya yang ini).

Selesai kita membacakan surah Yasin, ayah belum juga ada perubahan, akhirnya Mba Fira pergi memanggil Pak Rahman, tetangga belakang, untuk mengecek kondisi ayah.

Ketika Pak Rahman datang ke rumah, di susul lah dengan beberapa tetangga sekitar yang mengakibatkan rumah menjadi ramai.

Ketika Pak Rahman melihat kondisi ayah, Ica tak tau apa yang dilakukan Pak Rahman, karena Ica dan Mba Fira sibuk beberes rumah.

Tak lama kemudian, ayah sudah tidak bersuara, segeralah Ica menengoknya. Bagaikan orang yang tertidur. Ketika Pak Rahman memegang pergelangan tangan ayah, Pak Rahman mengatakan,

"Innalilahi wainnailaihi raji'un" dan diikuti oleh beberapa tetangga termasuk kedua kakak Ica.

Kecuali Ica. Ica tak mengatakan hal demikian, justru Ica segera masuk kamar bagaikan orang yang shock. Hati Ica bagaikan disambar petir. Ica menangis di dalam kamarnya tanpa mengeluarkan suara sedikitpun. Hingga terdengarnya suara tetangga diluar kamar.

"Ica dimana?"

"Dikamar kayanya" Jawab Mba Salsa.

.
.
.

"Ya Allah... Ica yatim piatu? Ica gak mau jadi anak yatim piatu Ya Allah😭" pecah isak tangis Ica. Dan tak lupa, Ica juga mengabari Aa Zhafran.

"Aa.. ayah a😭😭😭" tangis Ica.

"Ayah kenapa neng?"

"Ayah gak ada a😭😭😭"

"Innalilahi wainnailaihi raji'un, beneran neng?"

"😭😭😭"

"Neng tenang dulu ya, neng yang sabar"

"Bentar ya a neng mau bantu Mba" alih pembicaraan Ica dan segera menghapus air matanya sembari keluar kamar melihat ayahnya kembali dan Ica selalu berpura-pura kuat saat malam itu.

Disisi lain, Aa Zhafran mengabari ayahnya soal kabar duka ini.

Tak lama kemudian Aa Zhafran menghubungi Ica kembali.

"Neng, aa sama ayah ikut doa ya dari sini"

"Iya a, makasih banyak😊"

"Neng yang sabar ya, Neng yang aa kenal orangnya kuat kok😊"

"Hehe iya a"

.
.
.

Tak lama kemudian, Mba Salsa memanggil Mas Fajar, kakak pertama kita, anak pertama ayah, sekaligus anak laki-laki satu-satunya. Dan segeralah Mas Fajar datang ke rumah Mba Fira.

"Kenapa gak ada yang manggil aku? Aku ini masih anaknya bukan?" tiba-tiba Mas Fajar datang dengan penuh amarah merasa dirinya tidak dipanggil ketika ayah tiada.

Mba Salsa sibuk menjelaskan, sedangkan Mba Fira sudah jelas ia menghindar, karna mereka berdua ibaratkan kucing dan tikus yang tidak akan pernah akur karena adanya masalah keluarga. Sedangkan Ica? ia juga menghindari Mas Fajar, sudah cukup kecewa besar hati Ica kepada Mas Fajar, karena saat ibu mereka tiada, Mas Fajar dibangunkan, namun ia menolak malah melanjutkan tidurnya. Benar-benar anak durhaka kepada ibunya sendiri.

.
.
.

Sudah terlalu panjang kita lanjut part berikutnya ygy😌 Duhh jadi keinget waktu itu jadi sedih lagi authornya🥺

.

.

.

⚠️
Oh iya, ada sedikit info nih.. kedepannya author bakal up 2 hari sekali, udah gak tiap hari lagi, mengingat waktu author juga padat kerja. Jadi author memutuskan untuk up 2 hari sekali ya🔥
⚠️

.

.

.

Next or stop?

.

.

.

Jangan lupa tinggalkan jejak ya para readers setianya CDSUUM❤️🔥

Cinta Dalam Sujud Untuk Ustadz MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang