Di ruang kerja Zoro, dia sibuk mengurusi beberapa dokumennya. Hari ini ada banyak pertemuan yang harus dia hadiri. Tiba-tiba, saat dia tengah sibuk dan merasa pusing saat membaca dokumen-dokumen tersebut, Sanji memasuki ruangan.
" Alis keriting lo bisa lebih sopan kalo masuk, ketuk pintu dulu" Ucap Zoro kesal.
" Gue udah ketuk dari lift" balas Sanji santai.
" Cih" Ucap Zoro yang mengenakan kacamata dan lanjut membaca beberapa dokumen.
" Gue kesini mau ngasih info kalo kemarin rumah lo itu ada yang teror" Ucap Sanji tanpa basa-basi memberitahu Zoro.
" Hah?" Ucap Zoro kaget dan berhenti dari kegiatan nya.
" Maksud lo Sanji rumah gue diteror? Robin kok ga cerita"
" Istri lo hampir kena pukul balok kemarin" jelas Sanji.
Zoro benar-benar terperanjat saat mendengar itu dan merasa khawatir tentang Robin. Robin selalu berusaha untuk tampak baik-baik saja, tetapi Zoro tahu bahwa kemarin dia tidak ingin mengganggu pertemuannya dan itu membuatnya merasa cemas. Zoro merasa bersalah karena telah membiarkan Robin merasa sendirian dan menahan perasaannya sendiri.
"Sialan, siapa pelakunya lo tau San?" Tanya Zoro yang sedikit menaikkan volume suaranya.
Sanji hanya menggelengkan kepala dan melanjutkan ucapannya " Robin juga.." hampir saja Sanji ingin mengatakan kehamilan Robin. Namun dia teringat jika Robin ingin mengatakan nya sendiri.
" juga apaan San?" Tanya Zoro
" Yah gue cuma bisa ngasih tau sampe situ. Sisanya biar istri lo yang cerita" jelas Sanji.
Zoro masih terpaku dengan ucapan Sanji mengenai teror itu. Dia khawatir musuh mana yang mengganggu kehidupan rumah tangga nya terutama ke Istri yang paling dia sayangi.
Tiba-tiba dering telfon berbunyi, memecahkan lamunan Zoro.
" Tuh ada telfon. Btw jangan terlalu dipikirin, gue balik dulu ya" ucap Sanji pergi.
Zoro mengangguk. Kemudian mengangkat telfon itu.
'Halo Zoro'
'Iyaa.. astaga ini kamu!' Ucap Zoro tersentak
'Iya ini aku, emang kamu ga namain nomor aku ya? Nyebelin banget'
'Engga, aku namain kok, maaf aku tadi ga fokus, jadi ga cek nama yang telfon siapa'
'Oh'
'Robin tadi sanji cerita....' Ucap Zoro namun tiba-tiba diputus oleh Robin.
'Iyaa aku juga mau cerita soal itu, pas makan malam ya. Aku udah siap-siap nih'
'Oke, aku jemput ya'
'Ga usah Zor, aku susul kamu ke kantor'
'Oke deh, Robin tolong jangan tinggalin aku' Ucap Zoro seperti memiliki kekhawatiran.
'Eh haha kamu ada apa sih zor, engga aku disini'
'Entah aku ga mau kehilangan kamu, maaf ya kamu harus mendem semua sendiri'
'Hey, it's okay Zoro karena aku kan Roronoa Robin'
Zoro tersenyum.
'See you nanti malam ya'
'Iyaa'
Zoro tersenyum, hati nya lega namun Zoro juga tetap merasa bersalah membuat Robin berada disituasi yang tidak seharusnya.
Zoro buru-buru membaca semua dokumen agar segera bertemu dengan Robin. Beberapa menit kemudian Zoro pindah tempat duduk di sofa, untuk meregangkan badannya. Sudah pukul 2 siang masih ada 5 jam lagi sebelum bertemu dengan Robin.
" Banyak banget dokumen nya. Hiyori emang cepet banget kalo kerja. Dia ga berubah sejak di kuliah. Gue selalu percaya sama kerja Hiyori" Ucap Zoro bermonolog yang kagum pada Hiyori.
Tanpa sadar Zoro merasa mengantuk sehabis minum teh, dan ya Zoro terlelap tidur di sofa dengan dokumen yang berserakan dimana-mana.
Hiyori membuka pintu, tersenyum melihat Zoro yang sedang tidur di sofa wajah Zoro tampan dan juga manis. Hiyori tidak ingin menggangu tidur Zoro namun tiba-tiba dia bermonolog sendiri juga dihadapan Zoro.
" Seandainya lo tau Zor gue jatuh cinta sama lo sejak kita masih kuliah, bertahun-tahun waktu yang gue habisin supaya bisa deket sama lo"
" Zoro, gue kecewa saat lo udah menikah. Bahkan lo nikah tanpa sepengetahuan gue. Hancur hati gue Zor, batin gue sakit tersiksa, setiap gue lihat perempuan itu rasanya gue ga sanggup" Ucap Hiyori yang mulai meneteskan sedikit air mata.
" Tapi, kenapa harus perempuan yang dibawah gue Zor, perempuan rendahan yang bukan dari kalangan berada kayak gue" Ucap hiyori yang mulai menunjukkan sisi amarah nya.
To be continued....
KAMU SEDANG MEMBACA
Hectic Love ( Zorobin)
RomanceSaat itu Robin dan Zoro memutuskan untuk berpura-pura namun perasaan yang tak dapat dibendung, menimbulkan konflik di dalam kehidupan mereka. Cerita ini berkisah tentang cinta yang rumit.