SIAPA HIYORI?

203 17 3
                                    

Setibanya di kantor, Zoro dengan penampilan yang masih berantakan, perban di tangan serta kemeja putih yang kotor dan wajah penuh dengan luka lebam serta plester, tak dihiraukannya dia tetap berjalan menyusuri hall kantor untuk menuju lift.

Bahkan para karyawan yang melihatnya pun terheran-heran  dengan kondisi CEO mereka, ada beberapa yang menghampiri Zoro untuk memastikan kondisinya. Zoro mengatakan baik-baik saja kepada mereka dan lanjut masuk ke dalam lift pergi ke ruangan Hiyori.

Dia berjalan menuju ruangan Hiyori yang terletak di ujung dekat dengan ruangan kerja dirinya. Dibuka nya pintu itu tanpa permisi ataupun diketuknya pintu itu, Zoro menemukan perempuan itu tengah duduk di sofa membereskan beberapa dokumen.

"Sialan, Apa-apaan ini Hiyori??!!!" Zoro bertanya dengan tajam dan menggunakan volume suara yang tinggi membuat Hiyori tersentak dan menjatuhkan beberapa dokumen yang dipegangnya.

" Zo..Zoro aku bisa jelasin" balas Hiyori gagap ketakutan dan mulai berdiri berusaha menyentuh Zoro.

" Halah" Teriak Zoro yang menampik usaha Hiyori menyentuhnya.

" Lo mau jelasin apa?!, lo hancurin rumah tangga gue lo hampir buat gue kehilangan dua orang sekaligus!" Teriak Zoro membuat ruangan itu menggema, pria itu mulai membuncah sehingga dapat dilihat urat di leher.

" Lo masih berani Hiyori dateng ke kantor ini?!"

Teriakan itu membuat Hiyori tersadar, dia merasa ketakutan dengan Zoro. Hiyori hanya dapat diam mematung.

"Gue percaya sama lo Hiyori gue pertahanin lo untuk kerja disini" suara Zoro mulai lirih.

Hiyori hanya diam mematung, matanya mengalihkan pandangan dari Zoro. Hiyori tak kuat di bentak oleh Zoro hingga perasaannya ikut meluap.

" Zoro gue cinta sama lo"  Teriak Hiyori yang menggema diruangan itu, Zoro mendengar itu terpaku diam. Perempuan ini mencintainya? Untuk apa?

" Gue ga rela lo nikah sama perempuan itu, perempuan rendahan bahkan dia ga selevel sama kamu Zor. Gak... dia jauh, bahkan dia dibawah gue" Ucap Hiyori lantang.

Zoro mulai geram dengan perkataan Hiyori yang menghina istrinya. Membuat perasaannya sakit, tidak terima dengan semua pernyataan yang di lontarkan Hiyori mengenai Istrinya.

" Diem!! Lo pikir lo siapa Hiyori?!" kali ini Zoro mencoba lebih tegas dengan pernyataan. 

Mendengar itu membuat Hiyori tersentak, perasaan nya benar-benar hancur mendengar itu " Gue ini siapa!? Lo bakal kaget kalo tau gue siapa!!" teriak Hiyori pada Zoro.

" Gue habisin waktu disini nemenin lo dari bawah, dari lo bukan siapa-siapa" lantang Hiyori. Kamu salah Hiyori Zoro berdiri menjadi CEO bukan karena kamu tapi karena kerja kerasnya, Ayah dan kakanya lah yang membangun perusahaan ini.

" Dan dengan mudah nya perempuan itu- ish bahkan gue sendiri jijik nyebut namanya.. -dengan mudahnya dateng dan jadi BAGIAN KELUARGA RORONOA."

" Persetan dengan katanya perjodohan, lo bisa nolak, tapi lo malah ngasih perasaan lo ke perempuan itu dan bukan gue Zoro!!!"

"Gue sabar nunggu lo untuk nerima perasaan gue, tapi lo ga mau ngerti perasan gue LO EGOIS ZORO!!" teriak Hiyori.

Mereka seperti beradu mulut satu sama lain membuncahkan perasaannya. Tak peduli dengan jabatan masing-masing, mereka bertengkar hebat. Saling berteriak hingga suara mereka menggema.

" Sampe gue harus turun tangan, buat hancurin hubungan kalian" kata-kata Hiyori sudah tidak dapat dibendung. Dia mengeluarkan semua hal yang ada di isi kepalanya kepada Zoro.

Zoro diam menyipitkan mata. Dan berkata lirih " Lo ini siapa?" Pertanyaan itu Zoro lontarkan pada Hiyori. Zoro menemukan sedikit kejanggalan pada Hiyori.

Tidak, Hiyori bukan sekedar sekretaris Zoro, dia memiliki peran lebih besar dibanding hanya menjadi seorang sekretaris. Siapa perempuan ini?

'Jangan-jangan..' batin Zoro mendadak memikirkan sesuatu yang dia harapkan bukan itu, berharap tebakan nya salah.

" Gue siapa? Gue Kozuki Hiyori" jelas Hiyori.

Oh Gosh. Kali ini Zoro benar-benar tersentak hebat. Nama itu tidak salah lagi.. benar.. hal yang tidak ingin dia dengar.

Senyum miring pun muncul diraut wajah Hiyori.

" Lo ga bisa apa-apa Zoro!" Ucap Hiyori pergi meninggalkan Zoro sendiri di ruangannya.

Zoro lemas, rasanya bebannya terus bertambah banyak.

●●●

Di rumah sakit Perona dan Mihawk masih menemani Robin.

" Robin, makan dulu ya.. ini bubur nya masih hangat atau mau mbak suapin" Tanya Perona lembut kepada Robin.

" Makasih mbak Pero" Ucap Robin menerima suapan dari Perona.

" Kata dokter kamu harus dirumah sakit dulu untuk perawatan, kandungan kamu masih lemah. Nanti coba saya panggil dokter kandungan dari rumah sakit lain kalo disini kurang cocok untuk kamu"

" Engga-engga mas, aku gapapa. Baik-baik aja kok dokter nya tadi bilang " balas Robin dengan kondisi yang masih lemas. Rasanya sakit sekali melihat perlakuan kakak ipar nya yang baik kepada dirinya. Namun, Zoro menghianati dirinya.

Perona tetap fokus menyuapi Robin, tiba-tiba Hancock, Nami, Vivi serta Kaya datang menjenguk Robin.

" Kalian " Ucap Perona senyum lebar menyambut mereka.

" Halo mbak pero" Ucap Nami.

" Gue denger dari Kaya, kalo lo masuk Rumah Sakit bin, btw congrats ya atas kehamilannya" Ucap Hancock.

" Makasih ya" balas Robin dengan senyum tipis yang masih bersender pada ranjang.

Mereka saling mengobrol akrab, kebetulan Kaya istri dari Ussop dan Ussop berteman dengan Zoro, Luffy serta Sanji. Kaya mendapatkan informasi Robin sakit dari Vivi kemudian dikabarkan ke teman-teman Ussop yang lain.

Sudah 1 jam Mereka saling berbincang, ini saat nya bagi Nami, Hancock, dan Kaya untuk berpamitan.

" Aku pamit dulu ya Robin, cepet sembuh ya" Ucap Kaya mengelus pundak serta tangan kanan Robin.

" Gue juga ya Robin, kalo ada apa-apa hubungin gue ya, dan cepet pulang ya Robin " senyum Nami.

Pulang? Kemana Robin harus pulang. Tidak, dia tidak akan pulang kembali kerumah itu. Mereka akhirnya pergi hanya ada Mihawk, Perona serta Vivi yang berada di ruangan itu.

"Robin lo gapapa kan, sorry ya kemarin gue ga bisa jemput lo, pasti lo ga bakal begini kalo gue lebih cekatan" Ucap Vivi mata nya berbinar dia benar-benar mengkhawatirkan Robin.

Robin menggelengkan kepala " Engga, ini murni bukan salah lo Vi makasih ya" ucap Robin tersenyum tipis.

" Kalo gitu gue, pergi duluan yaa" Ucap Vivi kepada Robin. Robin tersenyum sembari menganggukkan kepala melihat Vivi pergi.

To be continued...

Hectic Love ( Zorobin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang