KEBIMBANGAN

216 14 15
                                    

Betapa terkejutnya perona ketika membaca pesan yang ada di hape Mihawk, yaitu berupa foto yang sama persis dengan pesan yang dikirim ke Perona. Akan sangat berbahaya jika Mihawk sampai mengetahuinya.

"Ada apa sih?" Tanya Mihawk yang penasaran dengan wajah Perona ketika melihat handphone nya.

"Bu..bukan apa-apa" Ucap Perona sedikit gagap sembari menghapus pesan di handphone mihawk.

" Sama tadi kayak nya kamu telfon sama Zoro, Robin sama Zoro gimana kabarnya? baik?" Tanya Mihawk kembali.

" Ba..baik" Ucap Perona yang kembali gagap dan ragu untuk menjawab pertanyaan dari Mihawk.

" Kamu kenapa sih, dari tadi jawab pertanyaan aku kayak ragu gitu, dan oh iya mana hp aku" Ucap Mihawk yang mulai bangun dari tempat tidur nya menghampiri Perona untuk mengambil hp nya.

" Lha bukannya tadi ada bunyi SMS masuk yang" Ucap Mihawk yang mengecek hp nya.

" Engga ada kok" Ucap Perona.

" udah ya, kamu tidur duluan ya yang aku mau keluar cari makanan, aku pinjem mobil kamu dulu ya" Ucap Perona kepada mihawk sembari mengecup bibir Mihawk dan kemudian pergi.

" Iya hati-hati!" balas Mihawk.

Perona buru- buru menuruni tangga rumahnya dan mengarah ke garasi tempat mobil nya terpakir. Perona meminta satpam untuk membukakan gerbang, kemudian Perona pergi meninggalkan rumah.

Selama diperjalanan Perona bermonolog pada diri sendiri kesal atas perbuatan Zoro yang membuat Robin pergi.

" Aduh Zoro lo ngapain lagi masih mempekerjakan tuh perempuan, sialan Zoro apa bener dia selingkuh, sampe gue dikirimkan foto kayak gitu" Ucap Perona yang terus menyetir.

" Jangan sampe Mihawk tau masalah ini, bisa habis lo Zoro apalagi Tante Olivia. Haduh pusing mbak mikirin kelakuan kamu Zoro" Ucap Perona sembari menghela nafas dan membelokkan kemudinya.

Malam itu pukul 11 malam lebih. Robin sudah berada di taman Katana Park, tempat dimana Vivi meminta Robin untuk menunggunya. Malam itu suasana masih sepi hanya Robin sendiri yang berada ditaman itu. Dia mencoba mencari tempat duduk yang sekiranya terang oleh pencahayaan lampu taman.

Robin menemukan kursi taman panjang yang berwarna putih. Robin duduk dikursi itu, dia masih bersedih, airmata tak berhenti mengalir. Beberapa kali Robin mengusap air mata itu. Air mata itu tidak hilang.

Malam itu dingin sekali, cuaca juga hampir mau turun hujan, Robin mencoba untuk segera menghubungi Vivi namun nomor panggilan tidak bisa dihubungi. Robin mencoba lagi menghubungi Vivi untuk memastikan bahwa mungkin keliru namun benar saja nomor Vivi tidak aktif.

Robin sedikit resah, dia bimbang tetap menunggu ditaman ini atau pergi? namun dia harus pergi kemana? Dia tak tahu dimana Vivi tinggal. Semenjak Vivi pindah apartemen, Robin belum pernah sekalipun pergi ke apartemen baru Vivi. Dia harus menghubungi siapa? Kaya? Namun Ussop berteman baik dengan Zoro. Tidak mungkin nami atau hancock.

Robin juga tidak mungkin pergi ke tempat mama nya, pasti mama akan sangat terkejut, apalagi mama belum mengetahui bahwa dirinya hamil. Apa mbak Perona? Pasti Perona akan menghubungi Zoro untuk menjemput nya, dan lagi jika Mihawk tahu apa yang diperbuat Zoro pada dirinya. Pasti Mihawk akan marah besar pada Zoro.

Satu-satu nya yang bisa dia hubungi sekarang adalah Law. Robin berpikir keras apa iya dia harus menelfon law untuk meminta tolong karena masalah rumah tangga nya? Robin merasa asing dengan Law walau sudah bersahabat sangat lama.

Tapi kemana Robin harus pergi, Dia tak membawa uang lebih untuk menginap di hotel, dibawa nya hanya 2 kartu silver. Robin tak sudi menggunakan 2 kartu dari seseorang yang menghianati nya.

Robin resah dan pasrah sepertinya dia akan bermalam di taman dan menunggu Vivi menjemputnya entah berapa lama.

Namun, ketika Robin mencoba untuk tidur di kursi panjang itu seorang laki- laki datang dari belakang Robin sembari memberikan jas pada Robin untuk menutupi atasan Robin yang terbuka. Betapa terkejut nya Robin ketika pria itu menghampirinya dan berdiri tepat di depan Robin.

●●●

Sementara itu Vivi 2 jam yang lalu,

"Aduh pake acara mogok segala nih mobil, mana taksi ya.. kayak nya susah deh cari taksi, kasihan Robin duh"  Ucap Vivi panik sembari melihat mobil nya dari luar.

Vivi terus memanggil taksi namun tak ada satupun taksi yang mau berhenti karena mengangkut penumpang.

"Ishh mana ke lokasi butuh waktu satu jam lagi, masa ga ada satupun taksi yang mau berhenti" Ucap Vivi kesal.

" Terpaksa deh gue menghubungi orang itu, daripada Robin sendirian malam - malam di taman nungguin gue" Ucap Vivi yang mulai menelefon seseorang.

●●●

Robin menatap pria itu terkejut, tak percaya bagaimana dia bisa tahu jika Robin ada di taman.

" La..Law?" Ucap Robin tersentak.

Law tersenyum tipis dilihat nya Robin yang sedang duduk mengenakan dress hitam dan Law juga menotice mata Robin merah dan bengkak sehabis menangis.

" Iya bin" Ucap Law singkat.

" Gue duduk ya" ucap Law. Robin pun hanya mengangguk sembari menarik erat jas yang melingkari tubuh nya.

" Kalo lo mikir kenapa gue bisa tahu lo ada disini karena Vivi tadi minta tolong sama gue" Ucap Law yang duduk dikursi bersisian dengan Robin sembari menatap taman.

Vivi yang memberitahu Law jika Robin di taman. Tapi kenapa? Batin Robin yang masih bingung.

" Gue juga udah denger semuanya dari Vivi soal masalah lo bin, Vivi minta gue anter lo ke apartemen nya dia bilang mobil nya mogok" Jelas Law.

" Oh ya, bahaya banget lo pake pakaian kayak gini malam-malam sendiri apalagi diruangan terbuka dan kalo lo sakit kasihan bayi lo "  lanjut Law kepada Robin.

Hening.

Namun tiba-tiba ketika law berucap seperti itu, air mata Robin turun deras. Dada Robin terasa sesak mengingat kejadian tadi yang baru dia saksikan.

Law yang melihat Robin menangis. Merasa tersentak, dilihat nya perempuan yang dicintai itu, meneteskan air mata. Dia disakiti kembali oleh seseorang yang dia sayangi.

'Seharusnya lo ga boleh begini bin'  batin Law. Rasanya Law ingin memeluk Robin membiarkan Robin mendekap dirinya, di lubuk hatinya yang terdalam Law ingin menghapus air mata itu.

Law memberanikan mengelus kepala Robin yang tengah tertunduk menangis. Air mata Robin membuncah. Perasaan Law tiba-tiba ikut terasa sesak melihat Robin menangis. Law mencoba menenangkan Robin bahwa semua akan baik-baik saja.

Dari kejauhan tiba-tiba Mobil hitam berhenti terparkir ditaman. Seseorang melihat dua orang duduk berada di taman kemudian seseorang itu berlari menghampiri mereka. 

To be continued....

Hectic Love ( Zorobin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang