KEMARAHAN ZORO

225 15 3
                                    

Zoro memandang dengan tatapan tajam saat menemukan Robin duduk di kursi taman, namun Robin tidak berada sendirian, dia ditemani oleh seorang pria yang sangat dikenalnya. Ya, Robin duduk di samping Law. Zoro melihat Law dengan lembut mengelus rambut Robin.

Zoro mendekati mereka dengan rasa marah yang memuncak, dan dengan cepat menarik kerah Law sebelum menghantamnya dengan pukulan keras.

Robin berdiri terkejut dengan perbuatan Zoro yang tiba-tiba datang menghampiri mereka, yang kemudian memukul Law dan Robin tersentak " ZORO!!"

" Brengsek, apa-apaan ini!!" Ucap Law yang bangun dan membalas pukulan Zoro.

"Maksud lo apa deketin istri gue" ucap Zoro sambil kembali meninju perut Law. Terlihat Zoro melepaskan seluruh kekesalan dan kemarahannya pada Law.

Law yang tidak terima atas perbuatan Zoro, kembali memukul Zoro hingga terjatuh dan membuat Zoro berada dibawah Law.

" LAW!! BERHENTI!!" Teriak Robin.

" Itu karena anda ga becus jadi suami, berani nya anda menyakiti Robin" Ucap Law menarik keras kerah kemeja Zoro dan mulai secara berulang-ulang meninju pipi kanan dan kiri Zoro. Zoro tampaknya hanya menerima pukulan-pukulan tersebut dari Law tanpa melawan.

"LAW!! ZORO!! CUKUPPP!" Teriak Robin yang tidak mereka hiraukan.

Zoro kembali bangkit dan membalas pukulan Law. Zoro merasa tidak terima dengan perkataan Law yang mengatakan dirinya tidak becus.

Deg. Tiba-tiba, Robin merasakan perutnya berkerut dan darah mengalir membasahi kakinya. Robin menjadi panik, sambil memegang perutnya yang sakit, tubuhnya terasa lemas. Dengan usaha keras, Robin mencoba menopang dirinya dengan memegang sandaran kursi taman.

" Zoro cu..cukup" Ucap Robin yang menrintih kesakitan

Mereka masih disibukan dengan aksi saling pukul-pukulan hingga mereka tidak menghiraukan kehadiran Robin.

" Zoro to..tolong.. sakit.." ucap Robin yang mulai terjatuh direrumputan taman dan pingsan.

Zoro yang berada dibawah Law melihat Robin jatuh. " Robin!!!" Ucap Zoro kemudian buru-buru bangun dan mendorong Law.

Law pun ikut terkejut melihat Robin pingsan dan dikakinya berlumuran darah.

Robin terlentang di atas rumput, tak berdaya. Zoro mendekatinya dan dengan lembut membungkuk sedikit, mengangkat kepala Robin. Lalu, dengan lengan kirinya, ia membuat bantal untuk kepala Robin dan mencoba membangunkannya.

" Robin... Robin.. " Ucap Zoro memanggil Robin.

"Sayang... Sayang... tolong bangun, Please," ucap Zoro dengan nada yang sangat takut air matanya menetes, melihat kondisi Robin yang terbaring di depannya.

Law menghampiri mereka berdua ikut jongkok mengamati Robin, Law dengan luka memar bekas pukulan Zoro mengamati kondisi Robin sembari memegang tangan kirinya yang terluka.

" Zoro, saya dokter" Ucap Law yang masih merasa sakit bekas pukulan dari Zoro.

"Dia pendarahan!! bawa Robin ke rumah sakit Zoro, SEKARANG!" Lanjut Law.

Zoro menatap Law, mengangguk menuruti perkataan Law, Zoro mengangkat Robin berlari membawanya pergi ke mobil. Law yang tidak bisa berbuat apa-apa hanya dapat melihat Zoro membawa Robin pergi.
Zoro membuka pintu mobil dengan satu tangan dan dengan hati-hati menaruh tubuh Robin di kursi depan. Mata Robin terpejam, dia masih dalam keadaan pingsan. Zoro memperhatikan bahwa kaki Robin berlumuran darah, dan kebingungan melanda dirinya. Dia merasa sangat khawatir dan tidak mengerti apa yang terjadi pada Robin. Tanpa menunggu lebih lama, Zoro segera menyalakan mobil dan berangkat mencari rumah sakit terdekat.

Selama perjalanan Zoro merasa ketakutan, takut akan kehilangan seseorang yang dia cintai. Zoro memegang erat tangan Robin mengelus nya dengan lembut berharap perempuan yang duduk disampingnya sadar.

Sementara itu Law, Dia benar-benar babak belur terkena pukulan Zoro. Law duduk dikursi taman panjang berwarna putih itu. Merasa tidak berguna karena walau Robin berada didekatnya namun tidak bisa berbuat apa-apa. Perasaan ini membuat nya merasa jauh walau fisik terasa dekat. Law juga merasa khawatir dengan apa yang dialami Robin tadi.

Pendaharan yang terjadi pada Robin. Semoga Robin baik-baik saja batin Law, walaupun Law seorang dokter dia merasa kaku tak dapat membantu Robin.

●●●

" Law gue cariin kemana, eh lo kenapa? Dimana Robin? " Ucap Vivi yang panik melihat kondisi Law.

" Robin pergi ke rumah sakit sama Zoro"

Vivi terkejut dengan pernyataan Law. " Lo habis berantem sama Zoro?" Tanya Vivi penasaran.

Law hanya diam, dia mengabaikan pertanyaan Vivi. Walau Law diam Vivi bisa tau bahwa memang benar Law dan Zoro baru saja bertengkar. Vivi menghela nafas sembari duduk disamping Law.

" Lo babak belur tuh harus diobati" Ucap Vivi.

" Gue bisa urus diri gue sendiri, gue dokter" Ucap Law datar kepada Vivi.

" Ih lo ya, terserah deh gue ga khawatir juga sama lo" balas Vivi yang kesal akan jawaban dari Law.

" Sekarang mereka ke rumah sakit mana? mau gue susul Robin" Ucap Vivi. Mendengar perkataan Vivi Law merasa juga ingin ikut dengan Vivi, dia benar-benar mengkhawatirkan kondisi Robin.

" Ikut gue" Ucap Law berdiri dan berjalan menuju mobil. Vivi pun mengekor pada Law.

Law membuka pintu mobil namun dihadang oleh Vivi, Vivi langsung mengambil kunci mobil Law.

" Biar gue aja yang nyetir" Ucap Vivi datar. Law pun hanya diam menuruti perkataan Vivi, kemudian berpindah kesisi sebelah mobil dan masuk kedalam.

●●●

Zoro selama perjalanan langsung menghubungi Perona.

' Halo zoro gimana, lo udah ketemu Robin' Tanya perona.

' Mbak..' Ucap Zoro terengah-engah di telfon

'Gue udah ketemu sama Robin dia disamping gue, kita sekarang pergi ke rumah sakit, Robin pingsan mbak dan ada darah' Jelas Zoro

' Astagaaa Robin, oke sherlock ya Zoro rumah sakitnya dimana, mbak susul' jawab Perona yang panik atas penjelasan Zoro.

To be continued.....

Hectic Love ( Zorobin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang