KEMARAHAN MIHAWK

218 16 5
                                    

Keesokan pagi nya, Robin membuka matanya perlahan, berusaha menyesuaikan penglihatan nya mencoba menggerakkan tangannya, mata nya mulai terbuka menatap seseorang yang tengah tertidur sembari duduk.

Robin mulai mengingat kembali kejadian semalam, diingatnya kembali dan buru-buru memegang perutnya.

Zoro terbangun, dan matanya perlahan terbuka melihat Robin, sudah sadar. Zoro tersenyum kecil.

" Kamu udah sadar? Bentar ya aku panggilin dokter dulu"

" Bayi aku?" Ucap Robin singkat sedikit khawatir sembari memegang perutnya berharap tidak terjadi apa apa dengan anak yang dikandungnya.

" Bayi nya sehat, anak kita baik-baik aja" senyum tipis Zoro yang sembari menekan sebuah tombol di atas ranjang Robin.

Robin diam, memalingkan wajahnya pada Zoro. Perempuan itu merasa seperti sesak jika melihat Zoro dirinya tak kuat untuk menatap pria yang ada dihadapannya. Perasaan benci mulai sedikit tumbuh di benak Robin.

Zoro menatap Robin dengan pilu, melihat Istrinya hanya diam tanpa memberikan sepatah kata pun pada dia. Zoro mencoba menjelaskan kembali kejadian yang sebenernya pada Robin.

" Robin aku..." Robin memotong perkataan Zoro, dan mengatakan " Zoro boleh kamu keluar dulu" Ucap Robin lembut menghela nafas dan masih memalingkan wajahnya, air mata Robin turun.

Zoro tersentak dengan ucapan Robin merasa bersalah, tak tahu harus bagaimana agar Robin mempercayainya, namun sungguh Zoro tidak pernah berdusta pada Robin.

Zoro mengiyakan apa perkataan Robin, dia memutuskan untuk keluar meninggal kan Robin. Di luar dokter yang dipanggil oleh Zoro datang memeriksa Robin. Zoro mempersilakan Dokter itu untuk masuk.

Zoro bersender di pintu, sunyi sekali lorong rumah sakit hingga tiba-tiba tanpa Zoro sadari seseorang memukul pipi Zoro.

" Bajingan kamu Zoro!!" Ucap seseorang dengan tatapan mata elangnya membelalak menatap Zoro yang terjatuh.

" Bikin malu!!" Teriak Mihawk

" Apa maksud dari semua foto ini Zoro!!" Ucap Mihawk melempar foto print zoro di hotel dan foto zoro mendekap hiyori kantor.

Zoro bangkit, sembari memegang pipi nya yang terkena pukulan Mihawk.

" Zoro, kamu ini laki-laki, kepala keluarga tapi kelakuan kamu ini bejat, apa arti jabatan dan kekuasaan kamu, kalo kamu ga bisa bahagiain Robin tapi kamu malah lukai dia dengan kelakuan kamu ini!!!" Mihawk seperti kesetanan memarahi Zoro, dia ingin memukul Zoro bahkan ingin membuat Zoro merasakan sakit hatinya Robin. Entah kenapa Mihawk tidak bisa menerima perbuatan Zoro.

Zoro hanya diam, menundukkan kepala. Mihawk geram dengan sikap Zoro kemudian menarik kerah kemeja Zoro dan siap untuk melayangkan tinjunya.

" Mas cukup, ini adik kamu..." teriak Perona yang menahan tinju Mihawk.

Mihawk memundurkan dirinya karena Perona menarik Mihawk.

" Yang dengerin aku dulu, ini rumah sakit kamu jangan kayak gini" Ucap Perona menangkan Mihawk.

Perona menatap Zoro, melihat lukanya kembali terbuka sedikit darah terlihat di wajah Zoro. Pilu rasanya melihat adik ipar nya tersiksa dengan sebuah fitnah dari wanita jalang.

"Mihawk dengerin penjelasan aku dulu!!" Perona mencoba meyakinkan Mihawk. Dia mencoba menceritakan kronologis dari awal. Perona juga menceritakan kebohongan nya kemarin kepada Mihawk. Mendengar itu mihawk tersentak tak percaya, dan apa-apaan ini bahkan istrinya sudah tahu lebih dulu tanpa memberitahu nya.

"Jadi semua ini salah Hiyori, kamu tau kan sekretaris Zoro itu" Ucap Perona dengan mata berbinar.

Mihawk menganggukkan kepala, ya Mihawk kenal dengan Hiyori, sejatinya Mihawk sudah jauh-jauh hari melarang Zoro mempekerjakan perempuan itu, tapi Zoro keras kepala memaksa untuk tetap menerima perempuan itu. Seandainya, Zoro tau masa lalu perempuan itu siapa.

Mihawk menghela nafas, mengusap wajahnya dengan tangan kanan

" Pecat Hiyori Zoro!" singkat Mihawk.

" Iya Mas, gue juga mau pecat dia" balas zoro pada Mihawk dengan suara parau.

" Saya kesini mau jenguk Robin, dan Zoro segera selesaikan masalah ini! Hari ini saya percaya sama kamu!!" Ucap Mihawk menatap Zoro tajam dan pergi membuka pintu kamar Robin.

" Zoro, mbak disini kamu pasti bisa nyelesaiin semua ini tenang ya, lebih penting sekarang Istri kamu... dia hamil, dia lagi ngandung anak kamu" Ucap Perona pelan menenangkan Zoro, Zoro mengangguk kepada Perona. Perona pun menyusul Mihawk ke dalam kamar.

Zoro mencoba masuk kembali bergabung bersama Mihawk dan Perona didalam namun, ketika membuka pintu. Di hadang oleh Perona.

" Zoro, Robin ga mau ketemu lo dulu, tolong ngertiin ya" Lirih Perona.

Hati Zoro hancur, perasaan nya tak karuan mendengar ucapan dari kakaknya. Sebegitu benci kah Robin pada diri nya hingga tidak membiarkan dia untuk menjelaskan semuanya.

Zoro terpukul, hati nya di penuhi dengan amarah. Belum dia membersihkan diri, dia memutuskan untuk kembali ke kantor. Zoro turun ke bawah Rumah sakit mengambil mobil dan langsung pergi tanpa berpamitan dengan Perona.

Selama diperjalanan dia mempercepat laju kendaraan nya tak tahan ingin segera menemui Hiyori dan meluapkan kekesalan nya pada perempuan ular itu. Teman yang dipercayai nya diam-diam menghancurkan hidup nya.

To be continued...

Hectic Love ( Zorobin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang