1

10.3K 474 4
                                    

pagi ini Javier dan anggotanya yang lain tengah duduk melingkar di tengah lapangan basket. hari ini merupakan hari pertama bagi seluruh anggota BEM menjalankan tugasnya yang telah diamanahkan.

sebelum itu dilaksanakan, Javier sedikit membuat perkumpulan untuk saling mengenal satu sama lain dan membangun kekompakan dalam tim.
Javier memberi arahan, masukan, dll untuk rekan-rekannya itu.

sekitar 1 jam setengah Javier dan yang lain mengadakan perkumpulan. ketika Javier menutup perkumpulan, suara riuh tepuk tangan terdengar menggema di lapangan basket. mahasiswa/i yang melewati lapangan basket ikut menonton sekaligus mencari calon gebetan.

Javier mencari keberadaan Audrey Ginnifer wakilnya sekaligus teman dari sang kekasih. selesai acara ia tak melihat keberadaannya, Javier pun mengajak pergi Sean Armstrong teman tongkrongannya yang menjadi bagian anggota BEM.

"cabut." ujar Javier menghampiri Sean yang tengah duduk santai.

"kemana? males ah, mending gue disini. bentar lagi anak BEM mau main basket."

Javier tak menjawab hanya menatap datar Sean. Sean langsung menyengir kuda lalu beranjak dari duduknya.

"yaudeh, ayo."

Javier dan Sean melangkah pergi dari lapangan basket. sekarang mereka berdua menjadi tontonan para mahasiswi yang tak sengaja bertemu di koridor.

"takbir anjing, takbir."

"omo omoo!! dua pangeran dari mana ini yaAllah."

"nangis."

"nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan."

___

Kath tengah berada di cafetaria kampus untuk mengganjal perut laparnya dan juga menunggu mata kuliah berikutnya.

"lo tenang aja Kath, selama ada gue, gue bakal awasin tuh laki lo." ujar Audrey, yang menjabat sebagai wakil presma.

"tapi awas sampe lo berani nik-..."

"et et et, dengerin ya, gue dah ada mas crush. lo tenang aja, lagian nih prinsip gue, jangan sampe jatuh cinta sama orang di dalam organisasi yang sama. bisa abis dah tu ntar kalau putus." jelas Audrey bersungut-sungut.

"bukannya crush lo juga anggota BEM ya?." tanya seorang gadis yang tengah menikmati French fries. Ivy Aurora.

"si Sean? sorry, bukan yee. waahh ini nih kalau salah menebak, bisa² jadi rumor gak bener nih."

Kath dan gadis cantik disebelahnya terkekeh melihat Audrey dan Ivy. dia adalah Taylor Elizabeth. Ivy hanya mencibir perkataan Audrey.

"ekhm."

atensi mereka berempat teralih ke suara dehaman seseorang yang baru saja datang. banyak mahasiswa/i yang melihat ke arah mereka.

"lo kan bisa chat gue bambang, kagak usah nyamper kesini. si anjir niat ketemu pacar apa gue sih?!." ujar Audrey kesal sendiri.

Javier terkekeh geli. "santai, semua orang pasti pada ngira gue nyamperin lo."

"ya emang lo mau ke gue, berhubung ada ni cewek cantik lo malah berubah tujuan."

"apa sih Drey, dah sana kalau emang masih ada kerjaan." ucap Kath dengan kekehannya.

Javier mengusap lembut tangan kanan Kath yang ada diatas meja. sontak Kath melotot kaget.

"nah nah kan." Audrey langsung beranjak dari duduknya. "buru buru pergii dari sini, Sean lo diem sini apa ikut?.

Sean melihat kehadiran Ivy, otomatis dirinya tidak akan membuang kesempatannya untuk berada didekat Ivy.

"gue disini aja."

Audrey mendorong punggung Javier agar segera pergi dari cafetaria. jika berlama disini, yang ada hubungan Kath dan Javier menjadi perbincangan.

___

Kath dan kedua temannya sudah selesai mengikuti mata kuliah terakhirnya. sekarang mereka berjalan di halaman kampus untuk menuju parkiran.

"eh Kath, lo beneran dijemput sama Javier?." tanya Taylor sambil membenarkan rambut curlynya.

"iyaa, udah kalian pulang duluan gapapa."

"keknya Javier pulang maleman gak sih? nih buktinya si Audrey kagak balik-balik." celetuk Ivy.

"semisal nanti Javier gak bisa jemput, gue bisa naik taksi online. oke, kalian sekarang bisa pulang duluan."

"yaudah deh, hati² yaa, ntar kalau dah sampai dirumah kabarin kita²." ujar Taylor, teman penuh perhatian.

Kath mengangguk dan mengangkat jempolnya. kini Ivy dan Taylor pergi meninggalkan Kath yang berdiri di halaman kampus.

Kath mengeluarkan ponselnya untuk menelfon kekasihnya itu. namun terdengar suara motor sport dari arah belakang mendekatinya, Kath melihat sebuah motor sport hitam berhenti di dekatnya.

"hai." sapa si pengendara motor sport.

Kath tersenyum. "hai, Haven, belum pulang lo?.

Haven Kenric teman satu kelasnya yang katanya pernah menyukainya saat semester awal.

"seharusnya gue yang nanya lo, lo cewek, sendirian disini. belum pulang?."

Kath menggeleng. "lagi nunggu jemputan."

Haven terkekeh. "Javier? udah gausah sembunyi² dari gue. gue dah tau kok hubungan kalian."

Kath tersenyum kikuk dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal itu.

"mau bareng gue gak? kan rumah kita searah. siapa tau Javier masih sibuk sekarang."

"gue nunggu dia aja, soalnya tadi juga udah janjian disini sama dia. kasian juga kalau gue tinggal pulang duluan."

Haven tersenyum miris mendengar perkataan Kath, gadis yang masih ia sukai hingga saat ini.

mobil Buggati La Voiture Noire hitam berhenti di hadapan Kath dan Haven. mereka tau siapa pemilik mobil itu.

"yaudah, gue duluan ya Ven, lo hati² dijalan." ujar Kath sebelum melangkah masuk ke mobil itu.

Haven mengangguk lalu memberikan senyumannya.

Kath memasuki mobil itu, lalu si pengemudi menjalankan mobilnya meninggalkan halaman kampus.

"berduaan banget sama Haven." ujar Javier dengan tatapan lurus ke depan.

"lagian emang gak ada orang disana."

"lain kali kalau nunggu aku, jangan disitu. samperin aku aja ke ruangan BEM."

"apa sih, mau bikin kampus heboh?."

Javier menggenggam tangan Kath yang ada diatas pangkuan Kath.
"daripada berduaan kayak tadi, sama si Haven."

Kath menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah posesif dari Javier.






















______________________________________

HAAAIII WELLCOME TO MY NEW STORY🤗💖

TERIMAKASIH SUDAH MAMPIR BACA CERITAKU😘SEMOGA SUKA DAN BETAH BACANYA SAMPAI SELESAI🤗💖

HAVE A NICE DAY💖

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN❤️




PRESMA Is My Secret Boyfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang