9

3.6K 237 3
                                    

setelah kejadian kemarin pertemuan Javier, Kath dan segerombolan mahasiswi Neo University. kini kampus sedang membincangkan perihal wanita cantik yang bersama dengan Javier kemarin.

dari yang Kath dengar langsung, 50% penasaran karna keduanya serasi dan 50% lagi penasaran sekaligus ingin memakinya karna tak cocok bersanding dengan Javier.

"udah jangan lo dengerin." celetuk Ivy sambil memakan nasi goreng sosisnya.

kini Kath dan ketiga temannya tengah berada di cafetaria kampus. mereka sedang makan siang setelah pagi ini mengikuti dua mata kuliah.

"mungkin karna kemarin lo pakai masker, coba kalau tau itu lo. beehh yakin mereka langsung kicep." ujar Audrey sedikit kesal.

"setuju!, secara lo emang diakui cewek visual di kampus ini." tambah Taylor.

"apaa sih?!, nggak, lebay lo." ucap Kath sedikit terkejut mendengar penuturan Taylor.

"terserah si, kalau kata gue anak² tau kalau lo emang cantik Kath."

"Javier aja siap paling depan kalau lo ada apa², jadi gausah terlalu dipikirin. apalagi ada kita² yang siap membasmi mulut² itu." ujar Ivy yang diangguki oleh Audrey dan Taylor.

cafetaria sedikit heboh saat Javier dkk memasuki area cafetaria kampus. Kath dkk melihat keempat pria tampan itu yang berjalan menuju kursi kosong di ujung cafetaria.

"hai Kath."

sapaan seseorang membuat atensi keempat perempuan cantik itu menoleh ke sumber suara.

"Kelvin?." heran Ivy dengan tatapan bingung.

"ada apa nih? sini gabung." ajak Audrey yang memang sudah akrab dengan Kelvin Stewart, teman karib Haven.

"thanks. gue kesini cuma mau ngasih ini buat Kath, dari Haven."

Kath memandang bingung sebuah paperbag yang diberikan Kelvin kepadanya.

"Haven? kenapa gak ngasih sendiri?." tanya Taylor penuh selidik.

"dia sakit, makanya dia nyuruh gue."

"sakit?."

Kelvin mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan Kath.

"yaudah gue pergi dulu, masih ada matkul abis ini. bye gais." sambil melenggang pergi.

"bye." balas Audrey dan Ivy.

"apaan tuh?." kepo Taylor mengintip isi paperbag.

Audrey melihat sekilas ke arah tempat Javier dkk. "Javier lagi liatin lo Kath." ujar Audrey.

Kath mengangguk dan membiarkan paperbag itu di atas meja.

"ih gue kepo sumpah, gue deh yang lihat." ujar Taylor mengambil paperbag itu.

saat Taylor membuka paperbag ia langsung melotot dan menganga tidak percaya. Audrey, Kath dan Ivy yang melihat ekspresi Taylor dibuat penasaran.

"apaan sih Lor?!, jangan bikin gue kesel karna gak sesuai sama ekspresi lo yang alay itu." ketus Audrey.

"eh ini serius Haven ngasih ini ke lo Kath?!." tanya Taylor dengan menatap Kath tidak percaya.

"apaan sihh?!." heran Kath.

Taylor menghela nafas. "gaun."

Audrey, Ivy dan Kath melotot bersamaan. sedangkan Taylor menemukan secarik kertas di dalamnya lalu mengambilnya dan membaca.

semoga suka.

"udah gitu doang?." ujar Taylor saat selesai membaca.

"waah keknya si Haven bener-bener nyari masalah sama Javier." seru Audrey tapi dengan suara pelan.

___

"kalau dilihat dari ekspresi si Taylor Swift kw, semacam ekspresi terkejut." celetuk Hendy mengamati keempat cewek disana.

"Kelvin, dia temen karibnya si Haven. pasti tuh ada hubungannya sama si Haven." ujar Sean yang tau tentang pertemanan Haven dan Kelvin.

Javier sudah mengeraskan rahangnya. dia sudah tidak bisa diam saja melihat Haven yang terus mendekati kekasihnya itu.

"lo tenang aja Jav, Kath gak bakalan langsung luluh gitu aja." ucap Sean yang melihat ekspresi Javier sedari tadi.

"bener. Kath gak mungkin langsung berpaling dari lo." imbuh Denzel, yang sedari tadi tengah menikmati bakso khas cafetaria yang terkenal itu.

Javier dan Kath saat ini saling memandang satu sama lain. karna untuk mengobrol langsung saat ini tidak mungkin bisa.


























______________________________________

TERIMAKASIH SUDAH MAMPIR BACA CERITAKU😘 SEMOGA SUKA DAN BETAH BACANYAA SAMPAI SELESAI💖🤗

HAVE A NICE DAY 💖

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN❤️

PRESMA Is My Secret Boyfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang