Tawaran (2)

2 0 0
                                    

Sesampai nya di tempat makan, Impi langsung turun dari motor teman nya. Ya Impi pergi ke tempat makan dengan teman satu angkatan nya yang Impi sendiri tak mengenalnya bahkan namanya saja Impi tak tau, dasar perempuan gak tau diri, gada basa basi nya. Mungkin itu isi hati teman nya Impi yang membonceng Impi.

"Lu ngobrol apaan sama Impi? beruntung banget lu bisa ngobrol sama tu anak." Tanya Samudra kepada Adit.

"Boro-boro ngobrol, dia tanya nama gue aja nggak, Gue curiga tu anak berasa yang bernafas di Bumi ini cuma Dia." Jawab Adit.

Ternyata yang bersamaa Impi tadi namanya Adit, Impi mendengar samar-samar percakapan mereka tapi Impi lebih memilih untuk tak peduli, Dia tak pernah peduli tentang apa yang orang bicarakan tentang Dia.

Pendiam dan dingin adalah suatu hal yang melekat di Dirinya dan sudah banyak yang melabelkan hal itu kepada Gadis itu. Bukan, bukan Dia tak ingin hanya dia tak menegerti cara memulai obrolan dengan orang tak kenal dan tak ia ingine kenal.

" Mpi tadi sama Adit ada ngobrol gak?" Tanya Tania pada Impi yang sibuk melihat menu.

"Huh? nggak ada ngobrol nama dia aja Gue gatau." Jawab Impi yang tetap membolak-balikan menu yang ayuda di tangan nya.

"Mpi Lu beneran ga berniat untuk kenal anak-anak lain gitu? bentar lagi kita ada acara makrab loh." Tanya Sarah yang sudah duduk di depan Impi, Tania dan Evelyn.

"Nggak ada dan ga penting buat Gue, Gue cuma bakal menambah orang-orang yang punya peluang besar buat nyakitin Gue." Jawab Impi sambil menatap dalam Sarah.

Semenjak hari itu mereka tau salah satu karakter dari Impi yaitu Gelap, terlalu gelap untuk di mengerti, terlalu gelap untuk dimasuki, seperti tak ada cahaya yang akan menuntun mereka masuk kedalam hati Impi Dianty.

Sudah, yang mengira derita Impi sudah selesai kalian salah, seselesai nya mereka makan di tempat makan itu Impi harus di hadapkan lagi dengan keadaan dimana Impi harus pulang ke rumah dan kembali duduk berdua dengan orang asing yang tak Ia kenal. Ya Orang itu adalah Adit berbeda dengan keberangkatan awal kali ini Adit memecahkan situasi hening itu.

"Lu asalnya darimana?" Tanya Adit memecahkan keheningan.

"Huh? Oh, dari Bandung." Jawab Impi tanpa menanyakan kembali dari mana asal Adit.

"Lu gamau tanya Gue balik? hahaha." Sahut Adit yang membuat Impi terkejut. Baru kali ini ada yang berani mengkoreksi jawaban Impi.

"Lu darimana?" Tanya Impi tanpa rasa bersalah.

"Gue dari Jakarta."

"Eh Btw anak-anak nanti malam mau keluar buat jalan-jalan malam, Lu harus ikut sih sumpah itu seru banget malem-malem jalan ke tempat-tempat random." Panjang sahut Adit kembali.

Impi yang terheran-heran, Adit dia melakukan banyak hal untuk pertama kalinya hari ini, dia mengkoreksi sikap Impi, dia juga satu-satunya laki-laki yang berani banyak bicara dengan Impi disaat semua orang terlalu takut untuk mengajak Impi bicara, Hebat.

SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang