08- SS: Penjara?

3.5K 673 264
                                    

Jangan lupa Vote dan Komen

180 Vote + 200 Komen

Langsung Next

Happy Reading

Newa turun dari mobil van hitam. Tadi malam adalah malam yang sulit dia lupakan. Newa harus berpisah untuk waktu yang cukup lama dengan keluarganya.

Newa menghubungi keluarganya, bahwa dia telah tiba di salah satu hotel yang katanya tempat berkumpul calon murid Shadow. Seorang pria berpakaian serba hitam yang menjemputnya ke rumah. Newa berpamitan kepada semua orang, kecuali kakak kembarnya dan kakak sepupunya--Leo.

Newa melupakan satu orang lagi yaitu, Summer. Entah ke mana gadis itu di hari keberangkatannya. Newa juga terlalu gengsi untuk bertanya.

"Mari Nona Newasena! Saya akan langsung ke kamar anda!"

Newa tersenyum. "Kita tidak bertemu murid lainnya?" tanya Newa.

"Akan ada waktu bertemu dengan mereka, Nona!"

Newa mengangguk.

"Mari Nona!"

Dulunya, Newa tidak pernah tertarik dengan sekolah aneh milik saudara kembar ibunya--Sunny. Dia tidak peduli sedikitpun tentang sekolah buangan itu. Tapi, setelah dia akan memulai untuk menjadi salah satu murid di sana. Siapa sangka, sekolah ini memiliki banyak tanda tanya yang tidak dia mengerti dan cukup menarik.

Sesampainya di kamar yang akan dia tinggali, beberapa jam ke depan. Newa baru mengetahui, ternyata bukan hanya ada dia. Tapi ada seorang gadis dengan rambut kucir satu dan memakai kaca mata. Tapi yang membuat Newa bertanya, pakaian gadis ini terlihat sangat lusuh dan baju kaos biru yang digunakannya sudah longgar. Newa pikir itu cocok dibuang ke tong sampah atau mungkin dibakar.

Kini, gadis yang tidak dia ketahui namanya tengah tersenyum kepadanya.

"Nepangkeun, nama abdi Kencana! Dupi salira?"

Untuk beberapa saat Newa diam. Lalu dia terbatuk kecil. "Newasena Fernan--"

"Ibu mau pesan, jangan kasih tahu siapa nama lengkap kamu sampai pertemuan seluruh murid baru." Ini adalah pesan Rain saat itu.

Newa tersenyum mengingatnya. "Newasena, panggil aja Newa!"

"Nami anjeun sae!"

"Terima kasih!"

"Hatur nuhun pisan, tos kersa kenalan sareng abdi!"

"I-iya."

"Dupi kawit ti mana?"

Newa mulai menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Sorry, gue nggak terlalu ngerti bahasa Sunda. Bahasa Indonesia, biasa aja ya?"

Gadis bernama Kencana itu tersenyum dengan polosnya dan mengangguk. "Newa mau sekolah di Shadow juga? Kamu teh diajak sama Bu Sunny juga? Lagi apa waktu itu? Kalau aku mah, lagi bantu Ambu jualan di toko. Kamu lagi jualan sate juga?"

Mendengar itu, Newa langsung menoleh menatap kaca di samping mereka. Dia menatap wajahnya. Hingga dia berpikir, apa pakaian branded yang dia gunakan dan wajahnya ini seperti orang susah? Oke, bukan ingin sombong, tapi dia sadar bahwa Kencana berpikir dirinya orang yang kekurangan uang.

SEPASANG SAYAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang