Happy Reading
Tepat jam 6.30 pagi, Newa telah selesai menggunakan seragamnya dengan sangat rapi. Dari kecil, Newa memang selalu rapi dan juga disiplin dengan waktu. Sangat jarang momen di mana dia tidak disiplin dan melalaikan tugasnya. Senyuman di bibir indahnya juga tidak pudar sedari tadi, karena hari ini adalah hari pertama dia akan bertemu teman-teman sekelasnya.
Tapi, saat Newa menoleh ke arah kiri. Seketika senyuman Newa menjadi luntur. Melihat Summer yang belum menggunakan dasi, serta kancing kemejanya yang bagian atas tidak dipasang.
"Lo mau jadi preman sekolah?"
Summer yang sedang menyiapkan bukunya menoleh. "Preman apanya?"
Newa mendengus. Dia segera mendekati Summer, menarik dengan kasar dasi Summer. Sebelum itu, Newa memasangkan kancing baju Summer. Setelah itu dia memasangkan dasi kupu-kupu itu. Bahkan dia juga mengancingkan blazer milik Summer.
Newa melipat kedua tangannya di depan dada dan tersenyum lebar. "Ini baru namanya bagus!"
Tapi berbeda dengan Summer, bibirnya terlihat maju beberapa centi. "Bagus apanya, cupu begini!"
"Oh shit, cupu apanya. Lo lihat gue, kelihatan cupunya? Nggak kan? Lagi pula, belajar di mana sih lo, bilang orang rapi itu cupu. Aneh emang nih anak!"
"Ah udahlah, capek gue dengar lo ngomel-ngomel!"
Tidak lama, terdengar suara bel kamar. Newa segera membuka pintu, dia pikir Kencana yang datang. Tapi kini yang dia temukan adalah Matahari ada di depannya. Gadis berwajah pucat itu, kini terlihat menggunakan lip balm di bibirnya.
Matahari tersenyum dengan ragu. "H-hai Newasena!"
Newa tidak menjawab sapaan itu. "Mau ngapain?" tanya Newa dengan ketus.
"Gue-"
"Dia mau berangkat bareng gue!" potong Summer.
Newa menoleh ke belakang, dia melihat Summer memasukkan buku-bukunya ke dalam tas. Segera Newa berjalan ke arah mejanya dan mengambil tas miliknya. Namun, saat keluar kamar, dia dengan sengaja menyenggol bahu Matahari. Sehingga buku-buku Matahari yang tengah Matahari peluk, berjatuhan ke lantai.
Summer menoleh dengan ekspresi terkejut. Melihat Newa yang menatap buku dan Matahari bergantian.
"Ups, sorry!" Setelah itu, Newa berjalan ke arah lift, tanpa terlihat rasa bersalah di wajahnya.
Summer yang melihat itu, tidak sanggup berkata-kata. Summer sangat yakin, jika Newa sengaja melakukan hal ini. Dia segera menghampiri Matahari dan membantu gadis itu membereskan kekacauan yang dilakukan oleh Newa.
"Maaf Syera, gara-gara Newa buku-buku lo jadi jatuh!"
Matahari tersenyum. "Kenapa jadi lo yang harus minta maaf, seharusnya dia yang minta maaf. Gue tahu dia sengaja, kayaknya dia nggak suka sama gue. Dari awal, Newa emang kelihatan anak yang suka seenaknya."
Summer memberikan buku terakhir yang jatuh pada Matahari. Dia tidak memberikan komentar apa pun mengenai apa yang diucapkan oleh Matahari. Summer tidak tahu harus merespon bagaimana.
"Gue ambil tas dulu!"
Matahari mengangguk. Sementara itu, di depan pintu nomor 5-D. Seorang gadis dengan rok tiga centi meter di atas lutut dan baju yang membentuk badannya, tengah berdiri dengan sudur bibir kanannya melengkung.
Dia melihat pintu lift yang belum lama tertutup.
"Gue pikir normal, ternyata gila juga!"
---
KAMU SEDANG MEMBACA
SEPASANG SAYAP
Roman pour Adolescents"Shadow School adalah sekolah buangan tempat anak-anak bermasalah, bahkan anak-anak yang keluarganya juga tidak jelas asal usulnya." -- Summer dan Newasena dikenal dengan dua kepribadian yang saling bertolak belakang. Summer dikenal dengan kepribadi...