4- SS: Drug

4.1K 690 209
                                    

Kesepakatan di part sebelumnya ternyata terpenuhi. Terima kasiih

Sesuai janji, aku akan publish part ini.

Oke, seperti part sebelumnya.

140 Vote + 150 Komentar

Aku next part selanjutnya

Happy Reading

Tiga bulan setelah pesta ulang tahun pernikahan Rain dan Allan. Kini kembali terdengar perayaan sorak gembira di auditorium Tree Junior High School, saat wakil kesiswaan mengumumkan bahwa seluruh murid kelas tiga lulus dengan hasil yang sangat memuaskan. Kini, saatnya pengumuman peraih tiga besar dengan nilai tertinggi.

"Baiklah, inilah tiga peraih nilai tertinggi kelulusan tahun ini!"

Layar memperlihatkan angka-angka yang diputar secara mundur. Detak jantung yang tidak konstan mulai merayapi mereka.

Hingga...

Tepuk tangan yang meriah terdengar memenuhi auditorium. Semua orang mengucapkan selamat pada ketiga temannya yang masuk dalam tiga besar.

Tapi bisikan-bisikan itu. Sedikit mengganggu bagi seorang Newasena.

"Sakha yang pertama, bukan Newa. Selama ini Newa selalu menang, tapi di akhir Sakha mengalahkannya."

"Mereka sepupuan dan sama-sama hebat. Keluarga mereka memang luar biasa!"

"Lo tahu sendiri kan, orang tua mereka lulusan apa. Bukan Universitas biasa."

"Newa memang pantas kalah dari Sakha. Hidupnya terlalu sempurna kalau menang terus."

Sakha Carsen Syam dan Newasena Amaya Fernandoz Willard dari awal memang berada di satu sekolah yang sama. Berbeda dengan Summer yang selalu pindah-pindah sekolah dan berakhir homeschoolling.

"Newa, are you okay? Kok diam aja? Lo pasti kaget ya? Tenang aja, lo tetap hebat. Nilai lo nggak jauh beda sama Sakha. Kita pasti nanti bisa masuk Tree High School sama-sama," ujar Dania menenangkan Newa.

Newa membalas itu dengan senyuman dan menoleh pada Sakha yang tengah menerima banyak ucapan selamat.

Sungguh, Newa tidak bisa menerima kekalahan ini.

————

Newa menggulir layar ponselnya pada obrolan grup keluarga, semua orang mengucapkan selamat kepadanya dan Sakha. Tapi tetap saja, perasaannya begitu buruk.

"Kok bisa sih lo yang dapat peringkat pertama?"

Newa menoleh ke arah Sakha yang sibuk dengan iPad miliknya. Sakha menoleh dan berpikir sejenak.

"Nggak tahu. Mungkin karena lo semester ini terlalu sibuk sama perlombaan memanah yang seharusnya lo tinggalin, jadinya gue bisa ngejar lo."

"Jadi, selama ini seorang Sakha emang berniat mau ngalahin gue?"

"Nggak niat juga. Tapi, mungkin sepantasnya gue menang dari lo."

Newa mendengus. Ini lebih menyebalkan baginya. Jika Sakha berusaha keras mengalahkannya tidak apa-apa. Tapi perkataan Sakha seolah mengatakan, bahwa Newa adalah lawan yang tidak perlu berusaha begitu keras untuk mengalahkannya.

"Nggak apa-apa kali ini gue kalah. Setelah ikut tes Tree High School, gue yakin nilai gue lebih bagus dari lo."

Sakha hanya merespon dengan senyuman dan mengacak lembut rambut Newa. Adiknya ini begitu lucu ketika sedang kesal.

SEPASANG SAYAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang