23. Perasaan

2K 227 15
                                    

...

Gk tau mo ngomong apa,

Yg penting Happy reading~

.

🔹❇🔹❇🔹❇🔹

.

Di markas.

[ 18:55 ]

Tepatnya di kamar (Name);

"K-kalian kenapa masih di sini?!"

Mereka baru sampai, dan (Name) memutuskan segera masuk ke kamar untuk menghindari kontak dengan para anggota Bonten.

Tapi baru saja menaiki ranjang, mereka semua tiba-tiba menerobos masuk tidak sabaran, termasuk Mikey. Lalu diam tanpa sepatah katapun..

"A-ada urusan apa? Pergilah." ucapan (Name) sepertinya diabaikan, mereka malah saling lirik dengan tajam.

"Hei, Sanzu. Kau pergilah."

"APA-APAAN S*ALAN! Kau yang pergi!!" Sanzu naik pitam, seenaknya saja Ran menyuruh dia pergi.

"Aniiki. Kali ini kau harus mengalah pada adikmu."

"Tidak.. Secara harfiah, kalian harus menuruti yang lebih tua." Takeomi ikut menyahut.

"Kau pedo." tukas si trio dengan wajah horor.

"Dasar bocah! Aku tidak setua itu!"

Aduhh..

(Name) tidak mengerti dengan keributan ini. Sungguh..

"Oi. Kau lebih memilih uang daripada keributan itu 'kan?" Kokonoi mendekat dan menunjukkan segepok uang dengan sunggingan penuh arti.

"E-eee... Kenapa bertanya begitu?" bingung.

"Jawab saja, iya atau tidak."

"Tentu saja iy--"

"JANGAN JAWAB!!"

Para eksekutif dibelakang Kokonoi yang tadi sibuk adu mulut kompak berteriak memotong ucapan (Name).

(Name) sampai terjengit kaget.

"Oi, Kokonoi b**ngsek.. Jangan curang..!" geram Sanzu, mencengkeram kerahnya.

"Aku tidak curang. Ini hanya cara cerdas~" menyeringai remeh.

"KUBUNUH--"

"Astaga, kalian!! Kenapa bertengkar di sini!? Di luar saja, sana!"

Mendengar hal tersebut, bukannya menurut, mereka malah makin merapat mengelilingi ranjang.

Ran yang paling dekat, berbisik di telinga.

"Mikey sudah melakukannya.. Tidak mungkin aku diam saja-"

"Kita, s*alan! bukan kau saja!" koreksi Sanzu, emosi.

"Yaa, terserah.."

CAUGHT || Bonten x Readers || HaremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang