9. Kabur!

2.7K 393 10
                                    

Oi minna..

Watashi ga kitta-- maksudnya

Watashi kambekU_U

di vomentnya onegai🗿

Kalok bersedia tolong ramein ni book juga🗿💅

HAPPY HAPPY!

.

🔹❇🔹❇🔹❇🔹

.

Sudah beberapa hari semenjak Bonten melakukan rapat dengan dirinya yang dikunci di dalam kamar sendiri, selama itu juga, (Name) mulai serius memikirkan berbagai cara dengan hal-hal detail sekitar.

"Pasti ponsel dan tas yang aku bawa terakhir kali disita oleh mereka." gumam (Name) mengingat kasus penculikan yang dilakukan Sanzu, Ran dan Rindou padanya.

"Hahh! Padahal banyak hal-hal penting di dalam ponselku." keluhnya tak karuan.

Matanya beralih menatap langit jingga yang menyinari dari balik jendela lorong.

"Anggota-anggota Bonten itu baru saja pergi tadi.." berpikir dalam.

"Yahh.. Kapan lagi sampai tengah malam nanti mereka sibuk di luar.. Mungkin akan sedikit lebih mudah..?" tersenyum masam, antara ragu dengan keputusannya sendiri.

"Terserahlah! Aku akan nekat sekarang."

.
↔↔↔
.

[ 23:45 ]

"Hoammm..." menutup mulutnya, menguap.

"Tumben sekali aku mengantuk di jam segini.."

(Name) sudah siap, walau tidak membawa apa-apa sih.. Hanya dress selutut pemberian Takeomi yang dipakainya sekarang.

"Baiklah.."

Kakinya bergerak ke arah jendela kamar untuk mengintip keadaan luar dari balik gorden yang menutupi.

"Ck. Mereka terlalu banyak." mengernyit kesal pada 10 anak buah Bonten yang berjaga tepat di bawah jendela kamar, mungkin karena dulu dia pernah berusaha melarikan diri.

Jadi, (Name) memutuskan untuk mencari jalan lain selain lewat kamar. Seperti jendela lorong, jendela lantai bawah dan pintu belakang.

"Mereka semua ada di mana-mana!?" tidak habis pikir. Ia merasa, hari-hari sebelumnya tidak sebanyak itu.

"Mmm.... Ayo berpikir.." terpejam erat, berpikir keras di bawah gelapnya ruang tamu.

"Fentilasi? Memang mereka punya??"

"Ruang bawah tanah? Ah tidak. Terlalu gelap dan menyeramkan."

"Kamar--ah! Benar juga!" pekik (Name) sedikit pendapat pencerahan.

Ia lalu berlari tanpa suara menaiki tangga kembali hingga mencapai lantai 3. Dan itu sangat melelahkan.

"Hah.. Hah.. Hah.. Kakiku lemas.." bertumpu pada laci samping pintu di depannya dengan napas terengah-engah.

"Gomen, Mikey-san yang terhormat. Aku izin meminjam kamarmu." ucap (Name) pada diri sendiri seraya membuka pintu tersebut ke dalam, beruntung tidak terkunci.

CAUGHT || Bonten x Readers || HaremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang