DUA

9.9K 755 12
                                    




Seminggu Amora berada di dunia antah berantah dan ini ia sudah mulai terbiasa dengan hidup barunya.

Walaupun para pelayan di kediaman ini masih berperilaku tak sopan dan kurang ajar padanya tapi Amora tak peduli.

Yang dipikirnya hanya bagaimana caranya agar ia dapar bebas dari mansion ini dan pergi keluar untuk mendapat uang banyak.

Bukan tanpa alasan Amora ingin pergi dari mansion ini. Ia hanya ingin bekerja diluar dan punya uang banyak, itu saja tujunnya saat ini.

"Nona, apa yang akan anda lakukan hari ini?" Tanya Liliana, wanita tersebut sedang menyisir rambut Amora.

"Entahlah, aku tidak ada agenda" Balas Amora acuh.

Amora berpikir sejenak kemudian bertanya pada wanita tersebut. "Liliana, bisakah kita pergi keluar untuk berjalan jalan?"

"Maaf nona, Duke Phillip melarang nona untuk pergi dari wilayah mansion ini" Jawab Liliana pelan.

"Si tua bangka itu lagi, sebegitu takutnya kah orang orang hanya dengan pria tua itu?" Tanya Amora.

"Nona, Duke merupakan salah satu bangsawan berpengaruh di Kerajaan Erlan, bahkan Yang Mulia sendiri begitu segan dengannya" Jelas
Liliana.

"Bukankah kita berada di wilayah Kekaisaran Victory yang sudah jelas berbeda pemerintahannya dengan Kerajaan Erland?". Tanya Amora bingung.

"Memang begitu. Tapi Duke sendiri membeli daerah sekitar mansion agar tidak ada yang bisa semena mena di sini". Jelas Liliana.

"Menurutmu Liliana, kapan Duke itu menghembuskan napas terakhirnya?"

"Hush, nona jangan berbicara seperti itu. Nona bisa terkena hukuman jika seseorang mendengarnya".

"Aku hanya bosan di sini, apa tujuannya mengurungku di mansion ini? Bukankah jika ia memang membenciku sudah seharusnya ia membunuhku sedari dulu kan? Untuk apa ia membiarkanku hidup?" Tanya Amora.

"Nona, Duke Phillip sebelumnya sangat menyayangi keluarganya. Ibuku dulu bercerita bahwa Duke pernah memenggal seorang Jendral Militer karena berani menggoda Duchess secara terang terangan"

"Lalu apa hubungannya denganku?" Tanyanya makin tak paham.

"Nona, walaupun Duke terkesan tak menyukai nona saat ini tapi saya percaya bahwa Duke sebenarnya sangat menyayangi nona. Duke hanya terlalu gengsi mengakuinya". Jelas Liliana pengertian.

"Mana ada orang tua menyayangi anaknya tapi malah membuang anaknya ke dalam hutan". Ucap Amora.

"Suatu saat nanti nona pasti tinggal di tempat yang seharusnya. Nona pasti akan bahagia, entah kapan waktunya tapi saya yakin akan hal itu". Ucap Liliana.

***

Setelah perbincangan panjang tadi Amora berniat keluar dari mansion. Bukan keluar untuk berjalan jalan, tapi duduk dibawah pohon rindang dekat kamarnya.

Pikirannya berkelana tentang kejadian yang menimpanya.

"Ini tujuan gue idup di sini apa ya?"

"Tujuan mu hidup ya untuk membahagiakan dirimu sendiri". Ucap seseorang.

Amora tersentak kaget. "Heh, siapa di sana?".

Brakk

Seorang laki laki dengan tubuh tegap dengan warna rambut biru itu tiba tiba berdiri disamping Amora.

Lelaki itu mengahadap kearahnya, Amora terpaku sejenak melihat orang yang ada di hadapannya.

"Ganteng". Batinnya dalam hati.

Lelaki tersebut menaikkan sebelah alisnya heran melihat ekspresi yang diberikan Amora padanya.

"Hei, berhentilah melihatku seperti itu, aku tau bahwa aku tampan". Ucap lelaki itu percaya diri.

Amora tersentak kaget, wajahnya memerah malu. Tapi dengan cepat menetralkannya dan menampilkan wajah biasa saja.

"Apa yang kau lakukan di bawah pohon ini?". Tanya lelaki tersebut.

"Bukan urusanmu". Ketusnya menjawab.

"Aku hanya ingin tau".

"Lalu apa yang kau lakukan di sekitar mansionku?". Tanya Amora pada lelaki disampingnya tersebut.

Lelaki berambut biru tersebut mengangkat bahunya acuh lalu menjawab. "Bukan urusanmu".

"Sialan". Desis Amora.

"Kalau kulihat kau ini seorang bangsawan dan setauku seorang bangsawan sangat menjaga image dirinya. Tapi kau malah berbicara kasar." Jelas lelaki itu heran.

"Mau aku bangsawan ataupun bukan jika diriku seperti ini ya seperti ini. Untuk apa aku hidup hanya itu memenuhi keinginan orang lain?". Jawab Amora. Dalam hatinya ia mengumpati dirinya sendiri.

"Mulutku sangat pandai menasihati orang lain tapi bodoh sekali jika menasihati diri sendiri". Ringisnya dalam hati.

"Ya, kau benar. Kadang menjadi diri sendiri memang sulit dikalangan atas". Lelaki tersebut menyahut.

Cukup lama mereka terdiam. Sampai pada akhirnya pria di samping Amora bertanya.

"Siapa namamu nona?".

"Amora".

Lelaki itu sedikit heran. "Hanya itu? Nama keluargamu tidak ada?"

"Em, tidak". Jawab Amora. Tidak mungkin ia bilang bahwa dia adalah anak dari Duke Phillip Rodriguez.

"Lalu namamu?". Cepat cepat Amora bertanya sebelum lelaki di sampingnya tersebut bertanya lebih jauh tentangnya.

"Aku Cedric". Balasnya.

"Kalau ku lihat dari rambutmu kau pasti berasal dari Kerajaan Erland kan?". Tanya Cedric.

Amora diam tak menjawab. Bagaimana bisa lelaki di sampingnya tau bahwa ia berasal dari Erland?

Mengerti dengan kebingungan yang di alaminya Cedric pun menjelaskan. "Aku tau karena rambut berwarna abu abu keperakan sepertimu itu hanya dimiliki salah satu keluarga dari Kerajaan Erland. Untuk di wilayah Kekaisaran Victory sendiri rata rata berwarna hitam atau coklat".

Amora menganggukkan kepalanya pertanda ia paham dengan penjelasan Cedric.

"Kau bukan salah satu keluarga dari Kerajaan Erland kan? Dan setauku seseorang yang memiliki warna rambut persis sepertimu hanya dari keturunan Duke Phillip Rodriguez, kau ada hubungan dengannya?". Ucap Cedric selidik.










Finallyyyyy
Gemi berhasil up chap dua.

Vote dan komen nya kawan kawan tercinta♡
Tunggu chap selanjutnya yaaaa
Sehattt buatt kleann♡










AMORA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang