SATU

19K 963 25
                                    

Amora Luviana, gadis cantik dengan rambut lurus bergelombang tersebut tengah berdiri di depan cermin. Tatapannya datar, wajahnya menampilkan ekspresi yang sulit ditebak. Terdapat bekas air mata yang telah mengering di pipinya.

Kepalanya tertunduk, dadanya sesak menahan tangisan.

Tatapannya kini beralih ke depan, netranya menangkap ada pisau disana. Segara ia maju, mengambil pisau tersebut lalu menancapkannya tepat dijantungnya.

Di sisa sisa kesadarannya Amora berucap. "Jika hidupku hanya dipenuhi luka lantas untuk apa aku hidup?"

***

Diruangan dengan nuansa Eropa terdapat perempuan yang tengah menutup mata. Amora Rodriguez anak ketiga dari Duke Phillip Rodriguez.

Perlahan mata cantik tersebut terbuka. Entah kenapa Amora Luviana merasa asing tapi ini bukan asing lagi!

"Ruangan apa ini?" Gumamnya pelan.

Cklek

Pintu ruangan terbuka, menampilkan seorang wanita muda yang mengenakan pakaian seperti pelayan Eropa jaman kuno? Entahlah, Amora masih tak paham apa yang sedang dialaminya.

"Nona, apa masih ada yang sakit?" Tanya wanita tersebut sedikit terbesit kekhawatiran.

Amora tersentak kaget lalu menjawabnya dengan datar."Tidak, aku baik baik saja."

"Tapi nona, anda baru sadar setelah dua bulan tak sadarkan diri. Hamba pamit sebentar untuk memanggil tabib. Mohon nona jangan nelakukan hal hal yang berbahaya". Ucapnya panjang lebar setelahnya pergi berjalan cepat keluar ruangan.

"Apa maksud orang itu, badanku tidak terasa sakit padahal aku menusuk jantungku sendiri dengan pisau di kamar" Gumam Amora.

"Eh, sebentar, maksud nya? Nona? Nona siapa?" Tanya Amora bingung.

"INI MAKSUDNYA APASIH ANJING BIKIN BINGUNG BANGSAT!"

Amora mengacak rambutnya frustasi. Pikirnya bukanya mati dan di tanya oleh malaikat Munkar dan Nakir di alam kubur, dirinya malah nyasar di tempat seperti ini.

***

Amora terduduk lemas di kamarnya. Setelah ia berteriak tadi, buru buru wanita yang memanggil tabib tadi masuk ke kamarnya. Setelahnya menyuruh tabib memeriksa Amora.

Amora yang merasa bingung hanya pasrah.

"Nona, sudahlah. Jangan merasa sendiri, banyak yang menyayangi nona". Ucap wanita tersebut.

Setelah tabib tadi masuk dan memeriksa Amora, tabib tersebut bicara pada wanita tersebut bahwa Amora terkena amnesia.

Amora diam tak menjawab. Setelahnya tersadar. Ia langsung bertanya pada wanita di sampingnya.

"Hei, kau kenal denganku?" Tanya Amora.

Wanita tersebut nampak sedikit kaget. "Ah nona anak dari Duke Phillip Rodriguez dan adik dari tuan Edward Rodriguez".

"Aku anak seorang Duke?"

"Benar nona."

Cukup lama Amora diam. Selanjutnya ia bertanya pada wanita itu. Pertanyaan yang membuat pelayan wanita tersebut sedih untuk menjawabnya.

"Bagaimana sifat mereka terhadap diriku? Bukankah kau bilang aku tidak sadarkan diri selama dua bulan lamanya? Dan lagi, aku baru saja sadar tapi mengapa satupun keluargaku tak ada yang datang sekedar basa basi denganku?"

"Nona.." Pelayan wanita tersebut terjatuh di sisi Amora, menangis dalam diam sambil bersujud di samping kaki Amora.

Sekarang Amora paham. Disini, raga yang jiwanya ia tempati adalah anak dari seorang Duke yang disegani di kerajaan Erland. Pelayan wanita tersebut mengatakan bahwa Amora Rodriguez di jauhi keluarganya lantaran dianggap sebagai penyebab kematian Duchess Adelaide.

Karena kelahirannya menyebabkan wafatnya istri dari Duke tersebut membuat Phillip tak menerima kehadiran Amora sebagai anaknya.

Edward yang masih berumur tujuh tahun merasakan sulitnya hidup tanpa seorang ibu. Hal ini menjadi pemicunya membenci Amora sedari dulu.

Setelah kelahiran Amora ke dunia, Duke Phillip memerintahkan untuk membawa Amora ke Mansion dekat hutan di wilayah barat Kekaisaran Victory. Tempat yang sangat jauh dari jangkauan masyarakat.

Dan sekalipun keluarga dari Amora tak pernah ada yang menginjakkan kaki mereka ke tempat ini.

Yang mereka tau adalah Duchess Adelaide meninggal setelah melahirkan dan disusul anaknya yang juga meninggal ketika di lahirkan.

Setelah beranjak remaja, Amora merasa kehampaan yang teramat dalam. Sejak kecil hidup tanpa keluarga, di mansion sebesar ini ia hidup dengan berbagai cacian dan umpatan yang diberikan pelayan.

Pelayan yang harusnya mengerjakan semua pekerjaan seperti membersihkan mansion tidak pernah mereka laksanakan. Mereka menyuruh Amora, jadi secara tidak sengaja mereka menyuruh Amora menjadi budak? Harusnya begitu, mereka bahkan hanya memberi Amora makan selama satu kali dalam tiga hari.

Karena merasa hidupnya tak berguna. Amora berniat bunuh diri dengan menjatuhkan diri di tebing dekat mansion itu berada. Tapi sayang seribu sayang, Liliana melihat kejadian tersebut. Setelahnya menyelamatkan Amora dan membawanya ke mansion.

Liliana, wanita pelayan berumur 22 tahun tersebutlah yang perhatian pada Amora. Hanya Liliana yang mengurus Amora selama Amora tak sadarkan diri selama dua bulan lamanya.

Liliana jugalah yang meminta kepada Kepala Pelayan agar memanggil tabib dari kediaman Duke Phillip untuk mengobati Amora.

"Badebah sialan" Batin Amora kesal mengingat cerita yang disampaikan Liliana.

Amora membuang nafas kasar. Hidupnya yang dulu begitu rumit saja tidak ia selesaikan dan memilih mengakhiri hidupnya. Dan ini malah masuk ke tubuh orang yang sama sekali tidak ia kenali.

"Dunia kalo bercanda gak pernah main main anjing". Ucap Amora kesal.

"Hidup gue yang dulu aja gak kuat apalagi ini yang gara gara emak Amora mati karena ngelahirin si Amora. Namanya hidup gak ada yang tau ajal".

"Si Duke sialan itu bengak juga, bayi baru lahir disalahinya. Tolol nya unlimited". Ucap Amora kepalang kesal.

***







Haloo semua, ini Gemi.
Semoga kalian suka dengan cerita yang Gemi buat yaa

Cerita yang Gemi buat hasil imajinasi sendiri dan ga ada plagiat dari penulis manapun

Jangan lupa vote sama komennya♡
Buat yang gasuka enggak perlu baca dan jangan kasih komentar yang jahat, Gemi suka sakit hati soalnya:(

Dadaahhh, ketemu di chap selanjutnya yaa, sehatt buatt kleann♡

AMORA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang