0.2

277 20 2
                                    

_______________................____________

Hari libur adalah hari yang ditunggu sejuta umat. Pagi ini Gumi berniat bermain dengan Viaz dan Tara kembali.

Bahkan saat jam menunjuk kan pukul 06.00 Gumi sudah bersiap siap. Ia sangat bersemangat ingin bertemu dengan Viaz dan Tara.

Saat Gumi ingin menuruni tangga, kakak nya memberitahukan jika waktu sudah munjukan untuk sarapan. Kaki kecil nya melangkah dengan riang. Ravi yang belihat Gumi sedang menuruni tangga sambil melompat kecil, mampu membuat Ravi melototkan mata nya horor.

"Kalo jalan yang bener, udah tau ditangga malah lompat lompat. Kalo jatuh gimana coba?" Ravi mendengus melihat adik nya ini, sangat berbahaya sekali. Gumi yang merasakan ada yang menggengam tangan nya sontak menatap Ravi.

"Gumi cuman lompat kecil aja kak, bukan lompat dari lantai 2" ucap Gumi santai.

Ravi yang mendengar sautan gumi dibuat kesal. Lalu menyentil kening nya pelan

"Aduh sakit, aaa ayah" Gumi berlari ke arah meja makan, lalu menabrak kaki Sagam.

"Kenapa lari lari? Nanti jatuh, nakal banget si" Sagam berucap memperingatkan.

"Hehe, maaf ya" ujar Gumi cengengesan.

"Kenapa manggil ayah?" Sagam bertanya, lalu mengendong anak gadis nya serta memangku gumi.

Gumi ngebug, ia jadi tidak ingat ingin berbicara apa dengan ayah nya. Tapi saat ia melihat bayangan Ravi dibelakang tubuh Sagam mampu mengingatkan Gumi dengan sesuatu.

"Aduh ayah, kak Ravi tadi nyentil kening gumi sampe bunyi 'tuk' gitu" ucap nya, lalu menunjukan kening nya yang disentil oleh Ravi.

Ravi yang baru sampai dimeja makan memutar bola mata nya malas, ternyata adik nya ini sangat pintar berdrama.

"Liat yah, merah kan. Pasti bukan merah aja, ada warna kuning, hijau, terus biru juga. Ini sakit yah, bukti nya gara gara ini. Gumi jadi mual mual, terus mau makan es krim, sama permen. Kaya nya Gumi sakit parah" ucap nya memberitahukan sambil berdrama, seolah olah ia sedang sakit berat.

Sagam yang melihat itu menggelengkan kepala. Ada ada saja tingkah laku Gumi, Ravi yang mendengar itu mendelik. Apa apaan adik nya ini, sungguh jika ada kontes drama. Mungkin Gumi akan memenangkan kontes itu.

"Kamu sakit apa lagi ngidam si, mana sampe mual mual segala lagi" Ravi bertanya sambil menatap adik nya sinis, Gumi yang melihat itu menjulurkan lidah nya. Berniat mengejek Ravi

"Sudah debat nya, sekarang waktu nya kita makan"

Sagam memimpin doa sebelum makan, namun sebelum itu Gumi sudah berpindah duduk di dekat Ravi. Acara makan itu berjalan lancar tidak ada gangguan dari Gumi maupun Ravi.

Sagam, Raviravi, dan Gumi sedang berada di ruang tamu sekarang.
"Huft, ayah Gumi bosen. Mau main" Gumi mendekati ayah nya ingin meminta izin. Sagam yang sedang melihat tv harus mengalih kan atensi nya ke Gumi.

"Yaudah, main sama kakak kamu sana" Sagam berucap.

"Ih, kak Ravi nya sibuk sendiri. Gumi juga gak mau main sama kak ravi, bosen. Gumi mau main kerumah temen Gumi ya?" Ucap Gumi memohon. Sagam yang mendengar itu sontak menatap anak nya, teman? Perasaan Sagam, Gumi jarang keluar rumah. Lalu ia ingin bermain dengan teman nya. Sangat mustahil sekali

"Dirumah aja, diluar banyak orang jahat. Nanti kamu di bawa sama orang jahat, mau?" Sagam berniat menakuti, Gumi yang mendengar itu menggeleng kan kepalanya. Apakah ia tidak di izin kan oleh ayah nya, pikir Gumi.

Gumi menghela nafas, lalu mengangguk. Ravi yang melihat itu tak tega,

"Biarin aja yah, lagian jarang jarang Gumi keluar rumah" ucap Ravi

ASMARALOKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang