_______________............______________
"Huft-
"Diem."
Dylan menatap lawan bicara nya datar. Lalu melanjutkan kegiatan nya kembali.
Saat ini Dylan sedang mengompres lengan Gumi dengan hati hati. Gumi sedari tadi cemberut seraya menatap jengah kakak kelas nya ini.
Hey dia tidak terluka parah, tapi mengapa laki laki di hadapan nya ini malah justru seserius itu untuk mengobati lengan nya.
"Udah gapapa tangan gue, jadi jangan ditiup mulu. Dikira gue makanan apa." Gumi berucap seraya melepaskan tangan Dylan dari lengan nya.
Helaan nafas itu terdengar frustasi. Dylan bangkit dari kursi nya. Ia dan Gumi sedang berada di uks setelah kejadian tadi.
"Gue mau ke kantin, disini aja." Dylan melangkah menjauhi Gumi.
"Basa basi kek, ini ngga langsung pergi aja. Dasar dengcool."
Gumi yang merasa kesal sontak merebahkan badan nya ke brankar UKS.
~
Mata bulat berhias bulu mata lentik itu terbuka. Merasa terusik sang empu membuka kelopak mata nya berat. Suara yang sangat familiar terdengar di Indra pendengaran nya.
"Eh kutu nyamuk, ngalah dong sama cewe. Gak gentleman banget."
Sang lawan bicara mendelik tak terima, sontak ingin menjawab tapi saat menyadari sesuatu justru ia urungkan.
"Degem! Uluuuluu akhir nya bangun juga."
Gumi yang bingung sontak menatap orang orang yang ada didekat nya aneh.
"Eh capar gimana, ada yang sakit?." Tara, adik dari pemeran utama kita ini sedang menatap sahabat kecebong nya dengan prihatin.
Bryan mengerutkan dahi nya bingung.
"Capar apaan dah." Tanya nya.
"Oh itu, kan Gumi calon ipar gue berarti disingkat jadi capar. Gitu aja kaga tau, nolep lo." Tara menatap Bryan mengejek
Bryan mendelik, seraya menatap Tara sinis.
"I'm fine, kenapa pada ribut sih. Ngantuk nih gue." Gumi menguap seraya merentangkan tangan nya keatas (ngulet)
Gumi terkejut saat tangan mungil Tara mendarat di mulut nya dengan keras.
"Congor lo kalo mangap gede amat, berasa ngeliat liang lahat gue."
Tara menutup mulut Gumi seraya mendelik."Sakit anjir, pake perasaan dong." Gumi menghempaskan tangan Tara seraya mengelus mulut nya.
"Degem, Dylan kemana?." Brian bertanya seraya duduk di dekat brankar Gumi.
"Mana gue ta-
"Kenapa?."
Belum sempat Gumi menyelesaikan ucapan nya. Suara Dylan lebih dulu terdengar.
"Udah kek t*i ae lo. Ilang timbul."
Dylan memicing kearah Bryan. Teman lucnat memang.
Tara dan Gumi cekikikan mendengar penuturan Bryan barusan.
"Sakit usus gue anjir nahan ketawa." Tara tertawa seraya memukul pundak Gumi dengan keras.
"Perut beg* ya kali usus. Ngadi-ngadi emang." Gumi menyahut seraya menghempaskan tangan Tara dari pundak nya.
~
Saat ini kelas yang awal nya damai tentram sekarang jadi ricuh karena sang ketua kelas mendapatkan kabar jika guru mata pelajaran tidak jadi hadir.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASMARALOKA
Подростковая литератураBagaimana jadi nya jika jatuh cinta dengan teman kita waktu masa kecil dulu? Ya begitulah yang di rasa kan oleh Viaz, dia jatuh cinta pada teman masa kecil nya dulu yaitu Gumi Setelah lama berpisah akhirnya dia tidak sengaja kembali bertemu dengan...