0.7

169 13 0
                                    

_______________............______________

Jam menunjukan jika saat ini sudah pukul 6 sore, saat ini Gumi sedang melihat pantulan diri nya didepan cermin full body.

"Perfect." Gumi berucap didepan cermin seperti orang gila

Ravi yang baru ingin memasuki kamar sang adik dibuat tertegun. Ia bisa melihat jika Gumi sangat mirip dengan bunda nya, seperti cetakan yang sama persis.
"Ayo turun ayah udah nunggu di ruang tamu." Ucap Ravi seraya meninggalkan kamar Gumi.

Gumi yang mendengar itu mendengus, kakak nya itu sungguh menyebalkan.

Saat Gumi menuruni tangga, ia bisa mendengar suara gelak tawa di ruang tamu. Saat kaki putih nya sudah berada diruang tamu, atensi semua orang yang ada di ruang tamu sepenuh nya menatap dirinya.

Mereka dibuat terpana oleh penampilan Gumi, bagaimana ia bisa semenawan itu. Pikir mereka

"NENEK!!.." Gumi berucap dengan semangat, ia berlari kecil mendekati sosok wanita setengah baya itu. Lalu memeluk wanita yang menjadi nenek nya dengan sayang.

"Gumi kangen banget sama nenek, kangen nya pake banget." Ucap Gumi seraya melapaskan pelukan itu.

Citra Jazziel.
Sosok wanita yang membesarkan bunda Gumi serta sosok yang selama ini selalu ada untuk nya.

"Oh ya? Padahal baru ke beberapa bulan pisah. Masa udah kangen si." Ucap Citra seraya menjawil hidung mancung gumi dengan pelan.

"Ihh Gumi tu selalu kangen tau sama nenek." Ucap nya merniat merajuk, hingga suara berat seseorang mengalihkan atensi Gumi dan citra.

"Hanya dengan nenek mu saja honey? Tidak dengan kakek?." Ucap Gavindra

Gavindra Jazziel.
Suami nyonya Citra, yang memiliki sifat sangat keras kepada anak anak nya. Bahkan untuk cucu nya sekali pun.

"Big no, Gumi juga kangen sama kakek." Ucap Gumi seraya berpindah tempat duduk menjadi disamping kakek nya ini. Ia lalu memeluk kakek nya itu, Gavi yang menyadari itu sontak membalas pelukan Gumi.

"Sudah acara peluk pelukan nya, ayah ingin bicara serius sekarang." Ucap Sagam melerai, sontak Gumi cemberut. Padahal kan ia masih merindukan kakek dan nenek nya

"Lusa kita akan ke Indonesia." Ucap Sagam dengan serius, Gumi yang mendengar itu sontak menatap ayah nya. Meminta penjelasan

Citra yang melihat kebingungan cucu nya ini terkekeh singkat.
"Perusahaan ayah mu yang ada di Indonesia terjadi masalah sayang, jadi Gumi harus ikut dengan ayah mu. Karena jika kamu disini, yang ada kamu tidak terurus dan nenek takut kamu kenapa kenapa." Ucap Citra seraya mengelus kepala Gumi

"Emm, tapi Gumi sudah nyaman disini. Bagaimana jika nanti Gumi tidak memiliki teman di Indonesia?." Tanya Gumi seraya menatap ayah nya

"Hai, kenapa berfikir begitu switee." Ucap Citra seraya mengelus kepala Gumi dengan kasih sayang.

Gavi, Sagam, dan Ravi tersenyum melihat respons Gumi demikian. Mereka bisa memaklumi karena selama ini Gumi sudah terbiasa selama 8 tahun di negara sarat keindahan dan keajaiban ini.

"Entah lah, hanya tiba tiba melintas dipikiran Gumi saja nek." Ucap nya seraya tersenyum

"Tidak perlu dipikir kan, ayah yakin. Pasti banyak yang mau berteman dengan anak cantik ayah ini." Sagam berucap seraya menghibur anak nya itu, Gumi hanya mengangguk. Mau bagimana pun ia menolak, nyata nya akan tetap kembali ketempat kelahiran nya itu.

"Tuan, maaf menganggu waktu nya. Makanan sudah siap tuan." Ucap salah satu maid yang menyajikan makanan.

Sagam mengangguk, lalu menyuruh maid itu kembali ketempat nya.
"Mari kita makan terlebih dahulu" ucap Sagam

ASMARALOKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang