_______________............______________
"Kak, bisa bicara sebentar?."
Suara yang sangat familiar ditelinga Viaz mengalun. Viaz menatap sepenuh nya ke arah orang tersebut.
"Sini." Viaz menepuk kursi yang ada di sebelah nya. Gumi tersenyum samar.
Gumi lantas duduk disamping Viaz dengan semangat. Ia menatap Viaz dengan tersenyum lebar.
"Arghh, pliss deh degem jangan bikin gemes bisa gak si. Lo senyum begitu makin lucu tau gak." Bryan berbicara seraya mengigit sedotan minuman nya dengan gemas.
"Lebay lo." Rius menimpali seraya berhenti dari aktifitas game nya. Ia menatap sekitar nya seraya memakan gorengan diatas meja.
"Dih gue jujurly, ya kali orang ganteng kek gue bohong."
"Justru yang ganteng itu yang suka bohong." Rius menatap Bryan mengejek.
"Kok gue geli ya, kalo yang bilang gue ganteng itu Gumi si gue fine fine aja. Lah ini sesama batang." Bryan menatap rius sinis.
"Diem." Suara Dylan terdengar dingin, mood nya sedang tidak baik. Ditambah sahabat nya malah adu bacot, itu membuat pikiran nya kalut.
Dylan menatap dua sejoli yang asik bermesraan, tanpa sengaja ia tertegun karena menatap senyum seseorang.
"Mau bicara apa?." Viaz bertanya seraya menyelipkan anak rambut gadis nya itu. Seisi kantin memekik gemas karena ulah Viaz yang terbilang so sweet.
"Ung, apa ya?." Gumi mencoba berfikir keras seraya telunjuk nya yang mengetuk dagu.
"Oh iya, Gumi mau beli kado buat bunda. Karena bunda gak lama lagi ultah, hehe. Bisa temenin Gumi nyari kado?." Gumi bertanya dengan berharap.
"Bis-
"KAKAK YUHUU."
Ucapan Viaz terpotong karena teriakan dari Tara.
"Kiw kiw, lagi ngapel ni ceritanya. Join dong, gue jadi syiton nya aja deh BAHAHAHA."
Tara tertawa seraya menggoda sahabat nya itu. Gumi yang mendapatkan godaan itu sontak cemberut, Dylan yang sedari tadi menatap Gumi dibuat gemas.
Ia lebih memilih menyalurkan rasa gemas nya dengan cara meremat ponsel nya.
"Kenapa lo, megang hp sampe diremet gitu. Kebelet boker lo." Bryan bertanya seraya menatap Dylan aneh. Dylan yang mendapatkan perlakuan seperti itu sontak menatap tajam Bryan, yang ditatap justru tersenyum tanpa dosa.
Sontak Tara tertawa dengan kencang, menimbulkan perhatian semua orang yang ada dikantin itu.
"Aduh cape gue ketawa. Sini Za, pegel gue berdiri mulu." Tara menggeser kursi samping Gumi, sedangkan Renza pas berhadapan dengan Viaz.
Gumi yang sedari tadi menyimak sontak teringat dengan tujuan nya.
"Ka-
"Temenin gue yok kak." Bukan, bukan suara Gumi yang bersuara. Ajakan itu berasal dari Renza. Ia menatap Viaz dengan sungguh sungguh.
Viaz menaik kan alis nya
"Ke?.""Ck, dari sekian banyak nya kosa kata kenapa cuman kata 'ke?' parah banget sumpah." Renza berbicara dengan nada kesal.
Viaz terkekeh Semar, ia mengangguk.
"Iya, nanti gue temenin."Renza yang mendapat respon itu sontak tersenyum lebar.
Gumi yang sedari tadi melihat interaksi mereka berdua justru tersenyum kecut.
"Eh degem, lo mau ngomong apa tadi. Malah diem ae, ntar kesambet lo cantikk." Bryan bertanya dengan penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASMARALOKA
Підліткова літератураBagaimana jadi nya jika jatuh cinta dengan teman kita waktu masa kecil dulu? Ya begitulah yang di rasa kan oleh Viaz, dia jatuh cinta pada teman masa kecil nya dulu yaitu Gumi Setelah lama berpisah akhirnya dia tidak sengaja kembali bertemu dengan...